Alasan lain adalah biaya yang dibutuhkan untuk menyatukan keduanya bisa mencapai 3 triliun Dollar, ini setara dengan seratus kali lipat biaya pembangunan IKN.Â
Angka tersebut diperlukan untuk warga Korea Utara yang kelaparan karena negara ini dketahui masi memiliki kesenjangan sosial yang tinggi, sehingga Korea Selatan harus membantu untuk memulihkan ekonomi negara.Â
Tantangan lainnya adalah menggabungkan sistem pendidikan mereka yang sangat berbeda, kurikulum harus diubah total menyesuaikan dengan ideologi kedua negara.Â
Jika mereka berhasil bersatu sekalipun masyarakatnya kemungkinan akan kesulitan untuk berbaur, karena memiliki cara pandang yang berbeda seperti halnya saudara kembar yang terpisah selama puluhan tahun.Â
Barclays Ballard Jurnalis WORLD FINANCE menjelaskan, perumusuhan antara Korea Utara dan Korea Selatan memang sudah lama berakhir namun tidak pernah ada perdamian dari kedua negara.Â
Hubungan keduanya sempat membaik pada April 2018, dimana Presiden kedua negara ini akhirnya mengadakan pertemuan untuk pertama kalinya.Â
Dalam pertemuan tersebut pemimpin kedua negara menandatangani 'Deklarasi Panmunjom' yang isinya, kesepakatan untuk memperkuat pembangunan dan kemajuan berkelanjutan antar kedua negara.Â
Perjanian untuk mempertahankan perdamaian, kemakmuran, dan rencana penyatuan Korea, hal ini terdengar seperti kabar gembira bukan? namun 2 bulan setelah pertemuan tersebut hubungan mereka kembali memanas. Â
Budaya yang Sangat Berbeda
Kita juga tahu bahwa kedua negara ini memiliki sudut pandang budaya yang berbeda jauh Korea Utara benar-benar tertutup dari dunia internasional, mereka tidak menerima pengaruh budaya asing sedikitpun dalam kehidpan sosialnya.Â
Warganya juga benar-benar diatur oleh pemerintahnya dengan sangat ketat, sedangkan Korea Selatan sangat terbuka bahkan mereka sendiri memberikan pengaruh besar terhadap budaya dunia.Â