Mohon tunggu...
Zata Al Dzahabi
Zata Al Dzahabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis, Content Creator, Podcaster

Introvert yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Selamat dari Hukuman Mati! Orang-Orang Ini Beruntung atau Karena Jabatan?

19 Maret 2024   07:05 Diperbarui: 23 Maret 2024   20:22 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: DetikNews (ilustrasi hukuman mati gantung)

Orang Zaman Dulu yang Beruntung

Di zaman dulu mulai dari era kerajaan sampai abad pertengahan pelaku kriminal kebanyakan langsung dijatuhi hukuman mati, karena praktik menghilangkan nyawa ini dianggap sebagai cara yang paling adil untuk membalas perbuatan para pelaku kejahatan. 

Hal ini juga dilakukan untuk menghilangkan ketakutan masyarakat, terhadap seseorang yang dinilai berbahaya atau merugikan orang-orang di sekitarnya. 

Pemahaman tentang keadilan yang dianut masyarakat zaman dulu umumnya berfokus pada usaha untuk menyeimbangkan kondisi sosial, dengan cara menyingkirkan seseorang yang dianggap melanggar norma-norma yang berlaku. 

Orang yang melanggar peraturan apalagi melakukan tindak kriminal, dinilai dapat memecah belah masyarakat dan merusak kehidupan sosial karena membuat resah. 

Tapi ternyata ada banyak orang-orang beruntung yang selamat ketika dieksekusi mati, artikel ini telah merangkum beberapa di antaranya.

Anne Greene

Pada abad ke-17 hukuman gantung dianggap sebagai ganjaran yang adil bagi seseorang yang terbukti melakukan tindak pembunuhan, dikisahkan Anne Greene sejak kecil sampai dewasa bekerja sebagai pebantu di rumah Sir Thomas Read (Hakim di Oxfordshire). 

Putranya yang baru berusia 17 tahun Gefrey Read terus merayu Anne untuk berhubungan seks, akhirnya pada satu Anne diperkosa oleh anak dari Hakim Agung ini. 

Ia pun hamil namun kondisi kandungannya saat itu tidak sehat, Sir Thomas yag mengetahui hal ini bukannya marah kepada anaknya yang telah memperkosa pembantunya. 

Malah bersyukur dan senang karena ia mengaku telah lama mendambakan kehadiran seorang bayi di rumah mewahnya itu, Hakim Agung ini kemudian benar-benar memperlakukan Anne seperti menantunya sendiri. 

Namun karena kondisi kesehatannya buruk akhirnya Anne mengalami keguguran, di usia kandungannya yang baru 4 bulan 1 minggu. 

Kaushik Patowary Jurnalis AMUSING PLANET menjelaskan Anne Greene dihukum gantung pada Desember 1650, dengan pembunuhan terhadap bayi yang merupakan anaknya sendiri dan bahkan belum lahir.  

Setelah digantung jasa Anne dikuburkan seperti orang-orang pada umumnya, namun para Professor dan Dokter di Universitas Oxford menuntut untuk membawa jasad perempuan muda untuk diteliti. 

Para Ilmuwan yang melihat banyak keanehan dalam kasus ini membawa jasad Anne ke Laboraotrium, benar saja setelah diteliti Anne masih hidup nadinya masih berdenyut ia hanya tidak sadarkan diri. 

Setelah itu para Dokter merawat Anne untuk memulihkan kondisi fisiknya yang lemah, mengetahui kejadian ini pengadlan akhirnya memutuskan bahwa Anne tidak bersalah dan membebaskannya dari semua tuntutan.

John Smith

Laki-laki secara fisik umumnya memang lebih kuat daripada perempuan namun John Smith benar-benar berbeda para Dokter bahkan tidak bisa menjelaskannya, ia adalah seorang mantan Tentara inggris pada 24 Desember 1705 pria ini dihukum gantung. 

Karena terbukti telah melakukan tindak pidana perampokan, hal yang membuat publik dan Ilmuwan kebingungan saat itu adalah ketika John Smith digantung selama 15 menit John tidak kunjung mati. 

Nafasnya berhenti namun jantungnya masih berdetak, pengadilan kemudian memberikan penangguhan hukuman kepadanya dan mengirim John ke Rumah Sakit untuk dirawat. 

Namun beberapa hari setelah keluar dari Rumah Sakit pria ini kembali merampok rumah orang, saat diadili Jaksa Penuntut Umum yang menangani kasus John tiba-tiba meninggal dunia. 

Entah itu kebetulan atau sudah direncanakan yang jelas peristiwa tersebut, membuat pria ini terbebas dari semua tuntutan dan lolos dari hukuman.  

Ridwan Jurnalis TribunJambi.com menjelaskan dikutip dari Listverse saat ditanya bagaimana rasanya digantung John mengatakan, 'ketika saya dibunuh untuk bebrapa waktu saya merasa sangat sakit karena tubuh saya digantung. 

Dalam kondisis tercekik saya seperti mendengarkan suara bising yang aneh, saya juga melihat api yang menyala dengan cahaya menyilaukan tepat di depan mata saya. 

Kemudian cahaya itu perlahan menghilang dan rasa sakit yang saya rasakan juga mulai menghilang,' dari penjelasannya terdengar pria ini mengalami halusinasi berat akibat dicekik lehernya menggunakan tali. 

Namun bagaimana dia bisa selamat dari cekikan itu, dimana itu membuatnya tidak bisa bernafas dan menyumat aliran darah ke otaknya sampai kini bahkan belum ada Ilmuwan yang bisa menjelaskannya.


Doyle Hamm

Pepatah yang berbunnyi 'buah jatuh tidak jauh dari pohonnya' terbukti nyata pada pria satu ini karena ayah dan kakeknya merupakan seorang pencuri handal, berkali-kali masuk penjara karena kasus pencurian benda-benda berharga. 

Doyle tumuh di keluarga kriminal dan pada 1987 ia ditangkap lalu dijatuhi hukuman mati menggunakan kursi listrik, saat itu usianya masih 20 tahun banyak Aktivis Hukum yang menentang hal tersebut. 

Karena dianggap terlalu berat dan tidak adil bagi anak muda yang baru pertama kali mencuri, kasus ini sempat menjadi kontroversi pada masanya singkat cerita Pengadilan mengubah putusannya. 

Tetap dihukum mati tapi caranya yang diubah dari kursi listrik menjadi suntik mati, namun karena Doyle menderita Kanker tim eksekusi kesulitan mencari urat nadinya. 

Ini karena efek obat-obatan yang dikonsumsi Doyle selama proses pengobatannya, tapi tim eksekusi tidak peduli dengan hal itu dan tetap berusaha menusukan racun ke tubuh Doyle sebanyak 11 kali. 

Sam Roberts Jurnalis The New York Times menjelaskan pria ini sedang sakit parah, ketika eksekusi dilaksanakan yakni pada 22 Februari 2018 ini menjadi kasus peradilan terlama di Amerika. 

Dokter sudah memperingatkan kepada Pengadilan bahwa pembuluh darah Doyle, tidak dapat ditembus oleh zat lain dari luar karena masih terdapat obat-obatan  untuk perawatan Kanker dan Hepatitis. 

Tim eksekusi berusaha selama hampir 3 jam menyuntikan racun ke pergelangan kaki, selangkangan, hingga melukai beberapa organ tubuh Doyle. 

Akhirnya tim eksekusi menyerah pada waktu menjelang tengah malam karena surat perintah eksekusi hanya berlaku selama satu hari, hal ini membuat Doyle bukannya malah tersiksa ia merasakan sakit yang luar biasa akibat racun yang disuntikan.

  

Timofey Mikhailov

Ia adalah pria dari kalangan masyarakat kelas bawah di Rusia hidup dalam kemiskinan sejak lahir hingga dewasa, membuat Timofey berambisi untuk memperbaiki kondisi hidupnya namun cara yang ia gunakan cukup ekstrim yaitu dengan bergabung ke dalam Partai Revolusioner. 

Saat itu Rusia (Uni Soviet) sedang mengalami konflik politik, dimana masyarakat dan Politisi terpecah menjadi 2 kubu. 

Kubu Pro Monarki Kekaisaran Tsar melawan Kubu Revolusioner yang menuntut reformasi dan demokrasi, ketika Timofey bergabung ke dalam Partai Revolusioner ia ditugaskan sebagai pasukan Militan yang memiliki misi utama membunuh Kaisar. 

Saat itu ia dan timnya berencana membunuh Tsar Alexander II, menggunakan jebakan bom darat namun pada saat melaksanakan misinya Timofey kabur karena tidak tega. 

Sialnya 2 hari setelah pengeboman tersebut markas mereka diserbu oleh Polisi, Timofey dan seluruh timnya ditangkap mereka dinyatakan bersalah karena telah membunuh Kaisar. 

Penulis Jurnal Spartacus Educational Cathy Porter menjelaskan Timofey dan teman-temannya, dieksekusi pada 3 April 1881 di pagi hari mereka diberi teh dan pakaian eksekusi berwaran hitam. 

Kemudian kelompok Militan itu dibawa menuju tiang tempat mereka akan digantung dengan kedua kaki dirantai, para terpidana dibawa menggunakan kereta Polisi. 

Pada saat ekskusi tali yang mengikat leher Timofey putus sehingga ia langsung jatuh ke tanah dan tidak mati, di percobaan kedua Timofey digantung sambil dipaksa untuk mengangkat kakinya untuk mengurangi beban agar talinya tidak putus. 

Namun hasilnya tetap sama Timofey tidak kunjung mati ia hanya tersiksa karena lehernya dicekik, di percobaan ketika tim eksekusi menggunakan tal yang lebih tebal dan akhirnya Timmofey tewas.

Ferdy Sambo

Dari nama-nama yang disebutkan sebelumnya ini adalah yang paling dekat dan ramai diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia di tahun 2022 lalu, seorang Jenderal Polisi yang membunuh anak buahnya sendiri di rumah dinasnya. 

Kasus ini sangat pelik dan rumit membuat masyarakat semakin tidak percaya dengan Kepolisian Republik Indonesia, pasalnya sampai saat ini tidak ada kejelasan mengenai alasan mengapa Jendral Polisi ini, tega membunuh anak buahnya sendiri. 

Ketika di pengadilan Sambo mengaku melakukannya karena anak buahnya yang bernama Joshua telah memperkosa istrinya, merasa kesal dan kecewa dengan Ajudannya itu ia pun membunuhnya dengan Pistol Glock 17. 

Namun yang membuat publik tidak percaya adalah pembunuhan ini begitu terstruktur, mulai dari rkayasa rekaman CCTV, bekas tembakan peluru di tembok yang terlihat disengaja, sampai hilangnya beberapa barang bukti. 

Publik pun semakin menduga-duga, pasti ada tujuan lain yang jauh lebih besar daripada masalah personal antara anak buah, bos, dan istrinya karena skenario pembunuhan ini begitu rapi. 

Singkat cerita setelah beberapa bulan kasus ini didalami oleh Hakim dan Kepolisian, Pengadilan sempat menjatuhi Sambo dengan Hukuman Mati. 

Kasus ini pertama kali terungkap pada 11 Juli 2022 kemudian selama setangah tahun itu drama persidangan terjadi, pada 13 Februari 2023 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan hukuman mati kepada Sambo. 

Lalu pada 28 Maret 2023 hukumannya diubah menjadi penjara seumur hidup, Mahkamah Agung (MA) menganulir hukuman Jendreal Bintang 2 Polri ini karena telah jujur mengakui kesalahannya. 

(Irfan Kamil,  Ferdy Sambo Batal Dihukum Mati karena Sudah Akui Kesalahan, Kompas.com) 28/08/2023, 15:30 WIB

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun