Selama itu tidak berdampak negatif terhadap kehidupan bangsa dan negara kedepannya, maka menerima kebudayaan Jepang atau bahkan mempelajarinya itu sah-sah saja.Â
Kecuali apabila para Wibu ini berpakaian ala-ala Jepang dan menonton anime, lalu menghina orang Indonesia yang mengenakan batik atau memaksa orang lain untuk ikut-ikutan menyukai anime.Â
Itu baru harus kita hentikan dan beri tindakan tegas, intinya yang menjadi masalah adalah kurangnya pemahaman masyarakat kita tentang Wibu.Â
Tidak hanya itu tapi di sisi lain memang harus diakui ada beberapa orang yang terlalu berlebihan, dalam mengidolakan budaya-budaya atau anime-anime Jepang sehingga berperilaku tidak sesuai dengan norma.Â
Salsa Bela Jurnalis KotoMono menjelaskan yang aneh dari stigma masyarakat kita, adalah ketika orang yang suka mendengarkan lagu Jepang, membaca komik, main game-game Jepang langsung dicap Wibu.Â
Padahal definisi Wibu secara bahasa seperti yang dijelaskan sebelumnya adalah orang-orang non Jepang yang terobsesi atau tergila-gila, dengan segala sesuatu tentang Jepang jadi bukan hanya tentang anime, komik, atau game-game Jepang saja.Â
Seseorang bisa dikatakan Wibu ketika sudah memiliki anggapan, bahwa suasana dan masyarakat di Negeri Sakura ini adalah yang paling baik dan ideal bahkan sampai berani mengkritisi bangsanya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H