Selain itu akses lokasi juga sering menemui kendala karena terkadang narasumber berada di tempat yang sulit dijangkau, seperti di dalam penjara atau di suatu desa di daerah plosok yang jauh dari perkotaan.Â
Kedua adalah Keterbatasan Waktu dan Dana karena pembuatan Dokumenter, memakan waktu yang cukup lama bahkan sangat lama dan memerlukan biaya yang cukup besar.Â
Terutama apabila Dokumenternya mengenai potret kehidupan masyarakat adat di daerah pelosok misalnya, sehingga tim produksi harus melakukan perjalanan jauh dan pengambilan gambarnya juga pasti memerlukan waktu yang lama.Â
Biaya yang dikeluarkan juga cukup besar, mulai dari uang transport, makan minum, penginapan, akomodasi dan sebagainya.Â
Michael Reily Jurnalis Katadata.co.id menjelaskan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) sejak tahun 2017, Indonesia sudah memiliki kesempatan untuk masuk ke dalam forum Film Dokumenter internasional bernama Docs By The Sea.Â
Forum ini adalah tempat bertemunya para Kreator Film Dokumenter dengan pelaku industri perfilman, mulai dari manajemen platform film digital maupun konvensional, sampai investor dan pengiklan.Â
Selama beberapa tahun terakhir, Bekraf berusaha memperbaiki lingkungan komunitas Film Dokumenter di Indonesia yang terdiri dari Kreator/Sutradara agar lebih solid dan terus berkarya.
Filosofi Film Dokumenter
Karya-karya Film Dokumenter memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat bukan hanya sekedar hiburan, tapi juga mempengaruhi cara pandang kita mengenai suatu peristiwa yang terjadi.Â
Filosofi pertama dari Film Dokumenter adalah Gambaran dan Introspeksi dari cerita hidup manusia atau kelompok masyarakat tertentu, dimana kisah-kisah yang diangkat terkadang inspiratif atau bisa juga tragis.Â
Cerita yang ditampilkan dapat membuat penonton berpikir dan merenungkan kembali hidup mereka, mulai dari nilai-nilai sosial yang ada, sampai tujuan hidup, inilah pengalaman filosofis yang didapat ketika kita menonton Film Dokumenter.Â