Tentu dari kedua kisah ini ada pesan moral yang bisa kita pelajari atau sengaja dibuat oleh penulisnya, apakah kisah tersebut benar-benar terjadi atau itu hanyalah perumpamaan yang dibuat oleh Penulis? Jawabannya belum bisa dipastikan.Â
Dalam kisah Nabi Yunus contohnya, dimana beliau diperintahkan oleh Tuhan untuk pergi ke sebuah kota besar bernama Niniwe untuk berdakwah di sana.Â
Beliau berusaha mengajak penduduk Niniwe untuk berhenti berbuat jahat dan curang dalam berdagang, tapi Nabi Yunus malah dicaci maki oleh penduduk di sana kemudian beliau memutuskan pergi menaiki kapal.Â
Mengutip dari Al-Islam.org dalam artikel berjudul 'Prophet Yunus', diceritakan Nabi Yunus pergi dengan penuh rasa marah terhadap penduduk Niniwe.Â
Di tengah-tengah perjalanan kapal yang ia tumpangi mengalami guncangan karena kelebihan muatan, Nahkoda memutuskan agar kapalnya tidak tenggelam maka harus mengurangi muatan baik barang maupun orang, untuk dibuang ke tengah laut.Â
Nabi Yunus menjadi salah satu penumpang yang dipilih untuk dibuang ke tengah laut dari sanalah ia ditelan oleh seekor ikan raksasa, sebenarnya di Al-Qur'an sendiri tidak pernah menyebutkan bahwa itu adalah Ikan Paus.Â
Di Al-Qur'an yang tertulis adalah 'Ikan Nun' hingga kini belum ada yang tahu pasti apa itu Ikan Nun, namun di dalam kisah tersebut Ikan Nun digambarkan sangat besar atau raksasa, sehingga banyak ulama-ulama modern yang menafsirkannya sebagai Ikan Paus.
Nabi Yunus di Dalam Perut Ikan Raksasa
Dikisahkan Nabi Yunus terjebak di dalam perut Ikan Paus selama 3 hari 3 malam dari dalam perut ikan raksasa tersebut beliau berdoa dan memohon ampunan kepada Tuhan, akhirnya Tuhan mengampuninya dan membuat Paus tersebut memuntahakan Nabi Yunus.Â
Kemudian beliau terdampar di pantai terdekat, karena berhari-hari terjebak dalam perut Ikan Paus tanpa makan dan minum kondisi Sang Nabi begitu memprihatinkan.Â