Mohon tunggu...
Zata Al Dzahabi
Zata Al Dzahabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis, Content Creator, Podcaster

Introvert yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Tempat-Tempat di Dunia yang Sebaiknya Jangan Kamu Kunjungi, Kalau Masih Sayang Nyawa!

5 September 2023   16:05 Diperbarui: 12 Oktober 2023   23:55 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Much Better Adventures (potret salah satu tempat yang sebaiknya tidak dikunjungi)

Berwisata untuk Pengalaman & Kebahagiaan

Berwisata atau eksplor berbagai tempat di dunia tentu adalah impian banyak orang dan termasuk kegiatan yang menyenangkan, karena selain menambah pengalaman dan pengetahuan berwisata juga dapat menghasilkan hormon endorfin di otak sehingga membuat kita bahagia. 

Namun tahukah kalian? ada beberapa negara dan tempat-tempat yang dianggap banyak orang, sebagai tempat terburuk dan tidak disarankan untuk dikunjungi. 

Jika artikel-artikel pada umumnya menyajikan informasi tentang rekomendasi tempat-tempat  yang wajib dikunjungi, artikel ini berbeda karena akan memaparkan kepada kalian, tempat-tempat terburuk yang sebaiknya jangan kalian kunjungi apabila tidak siap secara fisik dan mental. 

Penasaran dimana saja tempat-tempat tersebut? Inilah tempat-tempat yang tidak direkomendasikan untuk dikunjungi:

Korea Utara

Dari sekian banyak negara di dunia tentu sudah banyak orang yang tahu bahwa Korea Utara adalah negara paling berbahaya untuk dikunjungi, dari berita-berita yang kita baca selama ini di berbagai media tentang betapa ekstrim dan tertutupnya Korea Utara dari dunia internasional. 

Sebab warga negara dari blok barat khususnya Korea Selatan dan Amerika Serikat, dilarang berkunjung ke Korea Utara kecuali untuk kepentingan keamanan nasional. 

Karena Pemimpin negara ini Kim Jong Un memiliki begitu banyak tata tertib untuk turis asing, salah satunya dilarang berjalan-jalan sendiri bagi para turis asing di seluruh wilayah Korea Utara. 

sumber: IDN Times (potret pemandangan kota di Korea Utara) 
sumber: IDN Times (potret pemandangan kota di Korea Utara) 

Jadi setiap keluar dari hotel atau penginapan kita harus selalu didampingi pemandu resmi dari pemerintah, hal ini dilakukan sebagai bentuk kontrol pemerintah terhadap segala hal yang ada di negara ini. 

Bahkan termasuk segala sesuatu yang bisa dilihat dan tidak bisa dilihat oleh warganya, turis juga dilarang mengajak ngobrol sembarang orang hanya boleh berbicara dengan sesama turis. 

Mengutip dari GOV.UK dalam artikel berjudul, ‘Foreign travel advice North Korea ‘ dijelaskan bahwa perbatasan Korea Utara saat ini ditutup bagi turis asing. 

Hanya sedikit orang Inggris yang berkunjung ke sana saat berbatasan dibuka, mereka yang berkujung biasanya adalah bagian dari perjalanan tur yang resmi dari negara tersebut. 

Jika mau mengunjungi Korea Utara turis harus selau mengikuti arahan Pemandu Wisata dan Petugas Otoritas setempat, karena jika tidak maka itu akan membahayakan keselamatan turis.


Boreray Island

Gagal panen pada tahun 1930an yang merugikan warganya mengakibatkan banyak dari mereka yang memilih untuk meninggalkan pulau di Skotlandia ini, pasalnya pulau yang berjarak 97 KM dari daratan Skotlandia ini termasuk dalam kategori tempat terlarang untuk dikunjungi. 

Karena tidak semua orang bisa bebas pergi ke sana, hal ini disebabkan pulau ini berada di bawah perlindungan National Transforce Scotland. 

Artinya setiap orang memerlukan izin khusus untuk mengunjungi pulau ini alasannya bukan berkaitan dengan hal-hal mistis, tapi karena pulau ini memiliki medan yang sangat berat dan sulit dilewati. 

sumber: Reddit (potret tebing bebatuan di Pulau Boreray)
sumber: Reddit (potret tebing bebatuan di Pulau Boreray)

Mulai dari ombak laut yang sangat besar sehingga tidak jarang kapal kesulitan berlabuh di pulau ini, tebing-tebing yang tinggi dan curam, sampai bebatuan yang dipenuhi lumut sehingga membuat sangat licin apabila dilalui. 

Oleh karena itu tidak semua orang bisa ke sana apalagi jika tidak ada kepentingan tertentu, jika dilihat sekilas Pulau Boreray seperti tidak bisa diakses sama sekali. 

Dr Richar Luxmore Penasihat Konservasi Alam Senior dalam artikelnya di National Trust for Scotland menjelaskan, pulau ini memiliki tumpukan tebing-tebing dengan ketinggian mencapai 380 meter. 

Dari kejauhan hal tersebut memang nampak mengagumkan, ia bercerita tentang pengalamannya saat terakhir kali mengunjungi Pulau Boreray di sana saat ia dan timnya sampai ke pulau tersebut, mereka melihat sesuatu yang mengerikan. 

Yakni ombak-ombak besar dari Samudera Atlatik yang tingginya mencapai puluhan meter dan menghempas ke arah bebatuan pulau, ukuran bebatuan yang ada pulau tersebut juga sangat besar tidak sebanding dengan luas lokasi pendaratan mereka. 

The Lost City

Mendaki gunung dan berjalan-jalan di tengah terjalnya medan pegunungan yang curam memang seru tapi sebaiknya bagi pemula, jangan pergi ke tempat bernama ‘The Lost City’ di Kolombia Amerika Selatan ini. 

Karena jalur pendakiannya benar-benar menantang dan melelahkan bagi fisik manusia normal, selain itu cuaca lembab mengakibatkan medan menjadi licin, panas matahari yang luar biasa, ancaman hewan liar, sampai 1200 anak tangga yang harus dilalui. 

Perlu waktu sekitar 4-5 hari untuk sampai ke puncak, intinya bagi kalian yang ingin mengunjungi dan mendaki di sini membutuhkan Pemandu Profesional. 

sumber: Torn Tackies (potret seorang Pendaki yang berhasil sampai di kuil tua The Lost City)
sumber: Torn Tackies (potret seorang Pendaki yang berhasil sampai di kuil tua The Lost City)

Karena jika tidak bisa membahayakan nyawa kalian apalagi di sana hampir tidak ada sinyal komunikasi sama sekali, sehingga sangat sulit apabila tersesat atau cidera di tengah The Lost City dan ingin meminta bantuan. 

Pemandu bertugas mengarahkan kita agar tidak tersesat di hutan, kemudian juga memberikan instruksi ketika menghadapi medan yang sulit seperti tanjakan yang terjal. 

Jurnalis The New York Times Stephen Hiltner membagikan pengalamannya, saat mengunjungi The Lost City beberapa tahun lalu bersama teman-temannya. 

Ia bercerita bahwa di sana ada sebuah sungai besar bernama Buritaca kemudian Stephen dan teman-temannya beserta Pemandu, menyebranginya dengan penuh hati-hati ancaman terbawa arus sungai yang sangat deras menghantui mereka. 

Di seberang sungai tersebut ada 1.200 anak tangga yang terbuat dari batu, ketika mereka menaikinya di atas terdapat Kuil dan reruntuhan kota bernama Ciudad Perdida. 

Tempat itu adalah tempat tinggal Tairona kelompok masyarakat kuno yang hidup di Amerika Selatan, selama lebih dari satu millennium sebelum ada pemukiman orang-orang Spanyol di Amerika sampai tahun 1500an.

North Sentinel Island

Hingga detik ini belum ada seorang pun yang berhasil menginjakan kaki di Pulau Sentinel Utara bagi orang-orang yang tidak mau mati sebaiknya memang jangan berkunjung ke sini, karena pulau dihuni sekelompok suku primitif yang menolak didatangi orang asing. 

Setiap ada kapal atau perahu yang mendekat ke pulau ini akan langsung dipanah dan ditombak, suku penghuni Pulau Sentinel tidak peduli dengan hukum dan membunuh orang asing, adalah hal yang sehari-hari mereka lakukan. 

sumber: India Times (potret Suku Sentinel yang siap menyerang ketika melihat kedatangan orang asing)
sumber: India Times (potret Suku Sentinel yang siap menyerang ketika melihat kedatangan orang asing)

Kiona N Smith Jurnalis Forbes menjelaskan bahwa pada 1967 pernah ada sekelompok peneliti lokal dari India yang berkunjung ke pulau ini, mereka bercerita Suku Sentinel tinggal di gubuk dengan atap miring. 

Membuat perapian sebagai alat memasak hewan buruan di depan gubuk-gubuk mereka, suku primitif ini juga merupakan pemburu ikan yang handal mereka membuat perahu kecil dari kayu untuk menangkap ikan dan kepiting. 

Lalu kenapa mereka membenci orang asing berkunjung ke pulau mereka?, pada 1771 ada sebuah kapal dari East India Company berlayar melewati Pulau Sentinel. 

Para awak kapal melihat cahaya berkilauan di pantai, namun karena kapal tersebut adalah transportasi bagi Peneliti yang sedang menjalankan sebuah proyek. 

Maka mereka tidak memutuskan untuk berlabuh ke pulau itu Suku Sentinel dulunya tidak pernah terganggu, dengan kapal-kapal yang berlalu lalang di wilayah mereka selama hampir satu abad. 

Hingga sebuah kejadian dimana kapal dagang India bernama Nineveh kandas menabrak terumbu karang, ada 86 penumpang dan 20 awak kapal berhasil menyelamatkan diri dengan berenang ke pantai Pulau Sentinel dan bermukim di sana. 

Mereka sempat bermukim di sana selama 3 hari, sampai akhirnya Suku Sentinel mengusir mereka bahkan banyak yang dibunuh dengan panah dan tombak, suku primitf tersebut merasa para pendatang itu telah melampaui batas.

Tristan Da Cunha

Sejak tahun 1816 Pulau Tristan Da Cunha adalah tempat tinggal kelompok masyarakat terpencil di dunia data sensus terakhir mencatat, bahwa ada 216 orang yang tinggal di pulau ini, mereka hidup dengan cara bertani, memancing, dan membeli barang dari luar satu bulan sekali. 

Lalu mengapa pulau ini dianggap berbahaya?, bukan karena warganya tapi karena pulau yang berada di selatan Samudera Atlantik ini sangat sulit diakses. 

Untuk sampai ke pulau ini harus menaiki kapal atau perahu yang perjalanannya memakan waktu satu minggu, dari Pulau Saint Helena yang merupakan wilayah kekuasaan Inggris (Britania Raya). 

Pulau ini benar-benar berada di tengah-tengah samudera dan sangat jauh dari daratan Inggris, ketika sampai di pulau ini turis akan disuguhkan dengan pemandangan gunung-gunung berapi yang menjulang tinggi. 

 sumber: Nautica Report (potret tepi pantai Pulau Tristan Da Cunha) 
 sumber: Nautica Report (potret tepi pantai Pulau Tristan Da Cunha) 

Mengutip dari National Geographic Society, dalam artikel berjudul ‘Expeditions Tristan Da Cunha’  dijelaskan bahwa tim National Geographic, bekerja sama dengan RSPB (Royal Society for the Protection of Birds) dan pemerintah Tristan Da Cunha. 

Pernah melakukan ekspedisi ke sana pada bulan Januari 2017, mereka menghabiskan 20 hari di pulau kecil itu untuk melakukan survei flora dan fauna yang ada di sana. 

Bagaimana pun perjalanan menuju pulau ini sangat bersiko karena letaknya, di tengah Samudera Atlantik yang terkenal dengan ombak-ombak besar dan ganas perjalanan ke Tristan Da Cunha adalah sebuah perjuangan. 

Belum lagi tidak adanya sinyal telekomunikasi dan fasilitas-fasilitas lainnya di pulau ini, seperti restoran, hotel, atau tempat hiburan membuat orang-orang kota tentunya tidak akan betah berlama-lama di pulai ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun