Mohon tunggu...
Zata Al Dzahabi
Zata Al Dzahabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis, Content Creator, Podcaster

Introvert yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rasisme Orang Papua di Indonesia Masih Sering Terjadi, Kenapa?

8 Maret 2023   20:23 Diperbarui: 8 Maret 2023   20:45 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasisme & Media Sosial

Jika ingin mewujudkan negara yang berkeadilan sosial maka masyarkat dan pemerintah harus saling berbagi peran dalam menumbuhkan sikap toleransi, dalam kehidupan sosial dan bernegara dengan belaku adil tanpa memandang ras seseorang. 

Diskriminasi terhadap orang Papua merupakan bentuk kejahatan moral dan tidak sesuai dengan peri kemanusiaan, kebebasan informasi di media sosial yang cenderung tidak terkendali, dalam memposting atau mengomentari sesuatu juga bisa menjadi sumber tindakan rasisme. 

Karena sebelumnya kebanyakan orang Indonesia sudah memiliki stigma negatif terhadap Papua, ketika melihat postingan di media sosial seperti video kerusuhan yang meliatkan orang Papua misalnya, mereka langsung berkomentar negatif terhadap orang Papua atau bahkan menghinanya, menganggap orang Papua brutal, primitf, pembuat onar dan sebagainya. 

Perbedaan warna kulit hingga kini masih menjadi masalah di masyarakat yang katanya sudah modern ini, padahal perbedaan ras, suku, dan budaya merupakan bagian dari kekayaan bangsa Indonesia. 

Banyaknya komentar rasis di media sosial menunjukan bahwa masyarakat Indonesia, belum memiliki kesadaran mengenai pentingnya menghargai sesama manusia dengan segala perbedaan yang ada, termasuk perbedaan warna kulit dan kesadaran mengenai kesetaraan hak sebagai manusia. 

Di Indonesia padangan negatif terhadap orang-orang kulit hitam masih belum dapat dihilangkan, munculnya gerakan #PapuanLivesMatter di media sosial 2 tahun lalu, merupakan gerakan perlawanan sebagian masyarakat Indonesia termasuk orang-orang Papua, terhadap segala bentuk tindakan rasis dan diskriminasi terhadap orang-orang Papua yang dilakukan kaum tidak bermoral. 

Media sosial seperti Twitter, Instagram, Youtube, atau Tiktok, sebagai alat dengan kemampuannya menyebarkan informasi secara cepat ke suluruh penjuru dunia, digunakan untuk melawan tindakan rasisme dengan kampanye/propaganda menentang tindakan rasisme. 

Media sosial adalah sarana yang tepat untuk mebuat sebuah gerakan internasional, menentang segala bentuk diskriminasi dan rasisme juga membela orang-orang kulit hitam Papua, dengan berbagai cara mulai dari opini berupa teks, gambar, atau video yang mengajak untuk mengentikan tindakan rasisme dan menghargai orang-orang Papua sebagai manusia.

Hilda Indah Bahirah, Gerakan Identitas Minoritas Masyarakat Ras Papua: Studi Netnografi  Gerakan #Papuanlivesmatter, Jurnal Sosial Humaniora (2022:224)

Berikut adalah contoh ujaran rasisme di media sosial:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun