Rasisme & Etnosentrisme
Sikap Etnosentrisme adalah tindakan provokatif yang bisa memantik konflik/pertikaian antar suku karena memandang rendah suku/etnis tertentu, apalagi Indonesia adalah negara dengan berbagai macam suku bangsa dengan keunikannya masing-masing.Â
Keunikan itu bisa berupa budaya, adat istiadat, sampai warna kulit (ras), dalam kasus ini orang-orang Papua yang memiliki warna kulit berbeda dengan mayoritas orang Indonesia.Â
Membuat banyak orang merendahkan mereka dan memperlakukan mereka secara tidak adil (diskriminasi), bahkan banyak ang tidak segan menghina mereka dengan bahasa yang kasar.Â
Stigma tentang orang Papua yang selalu dianggap tertinggal, kotor,bau dan sebagainya, merupakan bentuk dari sikap Etnosentrisme yang nyata terjadi di Indonesia.Â
Diperlukan adanya kesadaran dari masyarakat untuk mengedepankan sikap toleransi yang artinya mengahrgai perbedaan dalam hal apapun, termasuk dengan perbedaan warna kulit.Â
Dengan toleransi akan tercipta hubungan yang baik antara warga negara karena perbedaan bukanlah alasan untuk saling bermusuhan atau membenci, apalagi perbedaan warna kulit (ras), karena tidak seorang pun meminta untuk dilahirkan dengan warna kulit tertentu itu sudah merupakan ketentuan Tuhan.Â
Sehingga sikap rasisme atau membenci orang dengan warna kulit tertentu, adalah perilaku yang sangat keji dan melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan bahkan tidak ada satupun ajaran agama yang membenarkan hal itu.Â
Sentimen kesukuan sangat berbahaya karena dapat memicu gejolak atau konflik sosial, secara tidak langsung juga akan mempengaruhi kondisi politik negara.Â
Kondisi ketidakadilan yang dirasakan masyarakat Papua sebagai kelompok ras minoritas di Indonesia adalah perlakuan diskriminatif, hinaan fisik verbal, intimidasi, sampai tindak kekerasan (represi).
Elia Nurindah Sari, Etnosentrisme dan Sikap Intoleran Pendatang Terhadap Orang Papua, Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta (2020:148) Â Â Â Â Â Â