Rosdiana menuturkan "Orang kan suka bilang, 'Mungkin dia masa kecilnya trauma' kalau menurut saya, belum tentu ya, banyak juga kok, orang-orang yang trauma terus malah punya anak," bagi mereka yang memiliki karakter suka kebebasan dan berpergian, tentunya akan mempertimbangkan berkali-kali untuk punya anak.Â
Melansir dari SinarHarapan.co dalam artikel karya Yuanita SH karena menurutnya, dengan memiliki anak membuatnya tidak akan bisa sebebas dan seleluasa sekarang ketika belum punya anak.Â
Ketika dia harus mengemban tanggung jawab sebagai orang tua dan mengurus anak, ia khawatir itu mungkin akan mengangu kesibukan atau aktivitasnya.Â
Ada juga yang sadar bahwa dia belum siap untuk punya anak bisa dari segi materi, fisik, atau mental, bisa juga kemungkinan seseorang mengalami kejadian atau pengalaman buruk di masa kecilnya berkaitan dengan keluarganya.Â
Menurut Rosdiana apabila seseorang memang belum siappunya anak, alangkah baiknya mengaku saja dan silahkan apabila mau mengambil keputusan untuk tidak punya anak sementara waktu.Â
Sebelum menikah sangat penting bagi setiap pasangan untuk berdiskusi, terkait rencana-rencana yang akan dilakukan kedepannya dengan calon pasangan termasuk keputusan mau punya anak atau tidak.
Pro Kontra di Indonesia
Sejak topik mengenai Childfree ramai dibahas di jagad media sosial Indonesia hal ini menimbulkan banyak pro dan kontra di masyarakat, di Indonesia konsep Childfree cenderung mendapat stigma negatif karena dominasi dari nilai-nilai budaya masyarakat.Â
Mengutip dari GalamediaNews.com dalam artikel karya Suprianto Haseng, di sisi lain prinsip Childfree secara umum diterima dan dianggap normal di negara-negara barat, karena dianggap sebagai ranah privat dan hak pribadi dari setiap pasangan.Â
Sebagian masyarakat Indonesia menganggap menolak punya anak sama saja dengan mengingkari anugerah Tuhan, ini merupakan salah satu dasar paling kuat yang digunakan kelompok kontra untuk menentang konsep Childfree.Â