Pengantar
Jika bicara tentang mimpi pastinya ini dimiliki oleh semua orang setiap manusia pasti memiliki mimpi bahkan harus memiliki mimpi, karena manusia adalah spesies paling dominan dan dianugerahi akal/pikiran oleh Tuhan maka manusia bisa berharap atau bermimpi.Â
Mimpi adalah serangkaian harapan atau cita-cita yang dimiliki seseorang, untuk meraih sesuatu yang diinginkan agar bisa merasa bahagia dan sejahtera dalam hidup.Â
Sejak kecil kita diajarkan untuk bercita-cita setinggi-tingginya, di sekolah pasti ada momen dimana Guru menanyakan cita-cita murid-muridnya kemudian muridnya menjawab, ada yang bercita-cita menjadi Polisi, Pilot, Dokter, Tentara, arsitek dan masih banyak lagi.Â
Sekolah sealu menanamkan kepada muridnya tentang pentingnya mengejar mimpi atau cita-cita setinggi langit, kita harus selalu berusaha dan berjuang dalam mengejar mimpi dengan tekun dan pantang menyerah.Â
Bapak Pendiri Bangsa kita Ir. Soekarno pernah mengatakan "Bermimpilah setinggi langit, jika kamu gagal kamu akan terjatuh di antara bintang-bintang."Â
Mimpi memang penting dalam hidup ini karena apa jadinya jika para Pendiri Bangsa ini tidak bermimpi?, Tentunnya bangsa kita tidak akan pernah merdeka bahkan tidak akan pernah ada.Â
Segalanya berawal dari mimpi setiap hal yang besar di dunia ini awalnya hanyalah sebuah mimpi dan harapan sebagian orang, akhirnya dengan serangkaian usaha keras setelah sekian puluh tahun akhirnya itu menjadi kenyataan.Â
Tapi pernahkah kalian berpikir bahwa mimpi atau harapan yang terlalu tinggi, jika belum bisa tercapai pada akhirnya hanya akan menimbulkan rasa kecewa dan sakit.Â
Seperti halnya ketika kita terbang tinggi di angkasa memang kita bisa melihat pemandangan yang begitu indah dari atas sana, namun kita harus siap dengan resiko jatuh dari ketinggian itu.Â
Artikel ini akan membahas tentang resiko dan bahaya apabila kita berharap atau bermimpi terlalu tinggi, mimpi memang perlu tapi di sini kita akan bahas konsekuensinya ketika belum berhasil meraih impian setinggi langit.
Terlalu Bermimpi untuk Orang Lain
Karena seperti yang dijelaskan sebelumnya membuat mimpi atau harapan yang terlalu tinggi pada akhirnya bisa membuat kita kecewa, bukannya tidak boleh bermimpi tapi jangan bermimpi terlalu tinggi apalagi jika mimpi itu berkaitan dengan sesuatu yang sementara.Â
Seperti bermimpi untuk dicintai banyak orang, mendapat pekerjaan impian di perusahaan internasional, mememangkan kejuaraan olahraga internasional dan sabagainya.Â
Setiap manuisa memiliki mimpi yang ingin diraih dalam hidupnya, namun semua yang disebutkan tadi adalah sesuatu yang fana atau sementara di dunia ini, bahkan jika kita berhasil mencapainya maka kita akan menginginkan hal lain lagi yang lebih besar.Â
Melansir dari Brilio.net dalam artikel karya Dwiyana Pangesthi sebagai manusia yang beriman, kita harus bermimpi disertai dengan usaha  dan doa kepada Tuhan.Â
Sebab apabila harapan atau mimpi kita tidak bisa tercapai maka hanya rasa sakit dan kecewa yang kita dapat, terlebih jika kita bermimpi untuk disenangi atau dicintai orang lain resiko kecewanya jauh lebih besar.Â
Ingat bahwa hanya Tuhan adalah tempat terbaik untuk berharap dan bermimpi, bermimpi sewajarnya saja terutama jika berhubungan dengan manusia atau sesuatu yang fana lainnya.Â
Jangan percaya terlalu banyak, mencintai terlalu banyak, berharap terlalu banyak, sebab akan terluka terlalu banyak, Penulis legendaris asal Inggris William Shakespeare pernah berkata "Harapan adalah akar dari semua rasa sakit."
Ekspektasi Berujung Kecewa
Ketika mimpi tidak berhasil terwujud setelah berusaha keras selama bertahun-tahun maka secara manusiawi kita akan merasa sedih dan kecewa, bermimpi terlalu tinggi justru bisa berdampak dalam hidup kita baik secara karir atau kebahagiaan.Â
Mengutip dari Sonora.id dalam artikel karya Riska Tri Handayani Konsultan Kesehatan Mental, dari Rumah Sakit Indraprastha Apollo India Dr. Sandeep Vohra, mengatakan "Sebelum mengharapkan sesuatu dari orang lain, kamu harus benar-benar mencapai tujuan itu sendiri."Â
Kita harus berusaha mengintrospeksi diri dan bertanya kepada diri sendiri, mengapa kita menaruh atau membuat harapan yang sangat besar melibatkan orang lain.Â
Mimpi atau harapan yang terlalu tinggi kemudian berusaha sangat keras untuk meraih mimpi tersebut, namun tidak mendapatkan hasil seperti yang diharapkan tentu menimbulkan rasa kecewa.Â
Kita harus belajar fokus pada diri sendiri dan berharaplah hanya pada hal-hal yang bisa kita raih atau kendalikan, "Mengapa saya memiliki harapan ini?" atau "Apakah saya boleh berharap seperti itu pada orang lain?", pertanyaan seperti itu menurut Dr. Sandeep harus sering kita tanykan pada diri sendiri.Â
Bertanya kepada diri sendiri dapat membantu kita dalam menjernihkan pikiran, dengan pikiran yang jernih kita bisa mengontrol harapan kita agar lebih realistis dan mudah tercapai.
Memiliki dorongan yang kuat dalam menjalani hidup itu baik namun ketika berusaha meraih sesuatu yang kita impikan dari dorongan kuat itu, seringkali kita merasa sedih kecewa atau marah yang justru dapat merugikan diri sendiri.Â
Melansir dari Kapanlagi.com dalam artikel karya Anik Setiyaningrum bersyukur dan bahagia, akan sulit dicapai apabila kita selalu merasa kekurangan dan berharap mendapatkan lebih banyak hal-hal yang diinginkan.Â
Sebagaimana mencintai seseorang dengan sepenuh hati, tidak menjamin bahwa dia yang kita cintai juga akan mencintai kita maka jangan terlalu berharap padanya.Â
Begitu juga dalam berjuang meraih impian atai cita-cita dalam hidup, ketika kita sudah berusaha sekuat tenaga untuk meraihnya tidak pernah ada jaminan bahwa kita akan berhasil mendapatkannya.Â
Jadi jangan terlalu berharap perjuangan kita akan selalu berhasil, karena pada akhirnya jika gagal kita akan merasa kecewa yang terpenting adalah kita tidak pernah menyerah dan berhenti berusaha.Â
Terkadang manusia juga terlalu berharap orang lain menyukainya, padahal kita tahu bahwa setiap orang memiliki penilaiannya masing-masing terhadap diri kita.Â
Justru seharusnya kita lebih peduli dengan mereka yang sudah jelas mendukung dan menyayangi, ketimbang berusaha dan berharap agar orang lain yang tidak suka kepada kita menjadi suka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H