Mohon tunggu...
Zata Al Dzahabi
Zata Al Dzahabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis & Konten Kreator Multi Talenta

Melihat berbagai peristiwa dari berbagai manusia dan berbagai sudut pandang

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kekayaan Palsu & Flexing Influencer Zaman Now

24 Januari 2023   16:35 Diperbarui: 8 Februari 2023   13:18 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image from: The Asianparent (ilustrasi orang pamer kekayaan)

Diduga dealer tersebut dijadikan tempat pencucian uang oleh Indra Kenz, Nama Rudy Salim jadi ikut terseret dalm kasus penipuan dan pencucian uang oleh Afiliator Binomo tersebut. 

Kuasa Hukum Rudy Salim Frank Hutapea membantahnya dengan mengatakan, bahwa Prstige Motorcars murni hanya melakukan bisnis jual beli mobil dan sama sekali tidak ada pencucian uang di dalamnya. 

Frank menjelaskan "Prestige Motorcars tidak ada hubungannya dengan industri yang dibangun oleh Indra maupun asal usul uangnya, kita (Prestige Motorcars) murni jual beli mobil, tidak pernah terlibat dalam usaha si pembeli mobil kita bukan penadah."


Orang Kaya Palsu menurut Rhenald Khasali

Orang yang senang pamer atau Flexing di media sosial sebenarnya dia tidak sekaya yang diperlihatkannya di depan publik, Akademisi, Pebisnis, sekaligus Pendiri Yayasan Rumah Perubahan Rhenald Kasali, menyampaikan sebuah pepatah yang berbunyi 'poverty screams but wealth whispers' artinya orang kaya yang sesungguhnya tidak suka pamer, justru lebih menginginkan privasi. 

Mengutip dari DetikFinance dalam artikel karya Anisa Indraini Rhenald mengatakan "Jadi benar sekali bahwa orang-orang yang kaya itu tidak berisik, whispers, jadi agak malu membicarakan tentang kekayaan, jadi kalau orang masih melihat label harga, atau mempersoalkan uang berarti dia belum kaya, jadi orang kaya itu biasanya diam-diam saja lah." 

Fenomena Flexing ini sudah banyak dijadikan alat untuk kepentingan marketing atau penjualan, Guru Besar Ilmu Manajmen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia ini juga menjelaskan mengenai teori Consumer Behavior. 

Dimana ada yang namanya conspicuous consumption atau konsumsi yang sengaja dilakukan, untuk mengajak orang lain. Rhenald menambahkan "Cara flexing itu adalah marketing untuk membangun kepercayaan kepada customer dan akhirnya customer percaya dan menaruh uangnya."

     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun