Pengantar
Pada artikel kali ini saya akan membahas tentang salah satu film produksi Walt Disney Pictures yang sudah dikenal luas, khususnya dikalangan anak-anak atau pecinta Disney karena sebenarnya film ini merupakan adaptasi dari serial kartun Disney.Â
Alice in Woderland merupakan film karya Tim Burton, yang dibintangi Mia Wasikowska sebagai tokoh utama dan Johny Depp sebagai pemeran pembantu.Â
Mengutip dari Wikipedia film ini merupakan versi live action dari kartun Disney, dengan judul yang sama dan sebenarnya berasal dari cerita Novel karya Lewis Caroll tapi artikel ini bukan untuk me-review film Alice in Wonderland.Â
Namun membahas secara medalam, mengenai pesan-pesan filosofis yang disampaikan Lewis Caroll kepada pembacanya. Tanpa basa-basi lagi saya akan menceritakan terlebih dahulu alur cerita dalam film ini secara umum, kemudia  akan saya interpretasikan pesan-pesan filosofis yang ditampilkan.
Bagi kalian yang sudah menonton filmnya pastinya tahu bahwa film ini sangat menonjolkan konsep mimpi dan dunia khayalan, karena kisah diawali dengan Alice seorang gadis kecil yang terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk, kemudian ia berjalan menuju ruang kerja Ayahnya yang sedang kedatangan cukup banyak tamu.Â
Tamu-tamu tersebut merupakan rekan bisinis Ayahnya dan sedikit penjelasan bahwa, Ayah Alice merupakan seorang pengusaha kaya raya yang distribusi bisnisnya sudah antar negara bahkan benua.Â
Di film ini Ayah Alice digambarkan sebagai sosok yang penyayang dan penuh dengan kepedulian kepada anaknya, terbukti ketika Alice menghapiri-nya ketika ia sedang berdiskusi soal pekerjaan, ia memilih menemani Alice di kamarnya yang sedang ketakutan karena mimpi anehnya.Â
Ayah Alice juga berpesan agar jangan takut karena itu semua hanya mimpi, dia juga berpesan apabila kamu ragu apa itu mimipi atau kenyataan maka cubit saja dirimu. Kisah melompat pada saat Alice sudah beranjak dewasa, sekitar usia 18-19 tahun dimana ia akan dijodohkan dengan seorang putera bangsawan ternama Hamish Ascot.Â
Alice sebenarnya sama sekali tidak mencintai Hamish dan tidak menginginkan pernikahan itu terjadi, perjodohan ini dilakukan demi mempertahankan aset usaha milik mendiang Ayahnya Alice.
 Â
Sejenak kita tinggalkan dulu kisah Alice sekarang saya akan membahas mengenai mimpi dan kenyataan secara teori, dalam kajian filsafat secara umum mimpi adalah sebuah ilusi yang sulit dibedakan dengan kenyataan, karena terkadang ketika kita bermimpi kita tidak menyadari bahwa itu hanya mimpi.Â
Mengutip dari Rumah Filsafat dalam artikel yang ditulis oleh Reza A.A Watimena banyak orang yang sulit membedakan antara mimpi dan kenyataan, terkadang kita menganggap mimpi sebagai pertanda akan sesuatu. bahkan tidak jarang kita juga mengira mimpi adalah kenyataan, Psikolog sekaligus pencetus teori Psikoanalisis asal Jerman Sigmund Freud pernah melakukan riset mengenai tafsir mimpi (Traumdeutung).Â
Coba renungkan kembali, kita menyadari bahwa kita sedang berimimpi biasanya adalah ketika kita terbangun, barulah muncul kalimat "oh ternyata itu hanya mimpi" jadi kesadaran kita-lah yang memutus mimpi dengan kata lain kesadaran membuat kita sadar akan mimpi.Â
Ketika kita sedang bermimpi kita mengira itu adalah kenyataan, memori tentang mimpi juga lenyap begitu cepat kita terkadang hanya ingat sedikit dari keseluruhan mimpi yang terasa begitu panjang bahkan terkadang tidak ingat sama sekali.Â
Konsep yang sudah diterima secara umum dalam ilmu Psikologi adalah mimpi merupakan proses emosional dari otak, melansir dari Merdeka.com apabila kita terbangun dari mimpi yang menakutkan atau aneh, mungkin kita akan bingung kenapa kita bisa memimpikan hal seperti itu.Â
Sejak dulu sudah ada banyak tafsir dari bebrbagai ilmu yang berusaha menjelaskan makna dari setiap mimpi, bahkan dalam Agama Islam pun ada tafsir mimpi yang sudah ada sejak zaman Nabi.
Dalam kajian Psikologi ada salah satu konsep yang bernama 'Mimpi Prekognitif' merupakan mimpi yang terjadi di kehidupan nyata, beberapa saat atau periode waktu tertentu baik panjang maupun pendek setelah mimpi terjadi.Â
Melansir dari Liputan 6Â sebenarnya Mimpi Prekognitif sudah ada sejak zaman sebelum Masehi, salah satu karya sastra di era Yunani Kuno pernah membahas tentang Mimpi Prekognitif dalam sebuah puisi dari tahun 2150 SM.Â
Istilah umumnya di masyarakat Indonesia adalah firasat, pada 350 SM seorang filsuf ternama Yunani Kuno Aristoteles membuat sebuah karya makalah yang menarik berjudul On Prophesying by Dreams.Â
Di sini Aristoteles melakukan pendekatan dengan mempertanyakan tentang realitas mimpi dan pada akhirnya menyimpulkan mimpi bisa saja hanya suatu kebetulan, Mimpi Prekognitif bisa menjadi hal yang sangat sulit untuk dipahami, karena sangat mungkin kita mengalaminya atau bahkan pernah dan sering mengalaminya namun tidak ingat akan hal itu.
Mimpi yang menjadi kenyataan (Mimpi Prekognitif) ini bisa saja merupakan sebuah peringatan dari semesta kepada seseorang, jadi mimpi ini adalah penolong secara tidak langsung bagi kita dalam menentukan langkah-langkah dalam hidup.Â
Mengutip dari Okezone.com seorang Ahli Spiritual Anna Sayce, menyatakan bahwa hidup tidak seperti video game yang bisa diulang-ulang ketika kita gagal melainkan hanya sekali dan kita tidak bisa memutar waktu kembali.Â
Karena hidup ini hanya sekali dan kita tidak bisa memutar waktu menurut Sayce maka kita haus bijak dan berhati-hati dalam mengambil sebuah pilihan hidup, kemungkinan lain adalah mimpi bisa saja pertanda bahwa kita sudah berada di situasi atau pilihan yang tepat.Â
Karena terkadang kita bisa mengingat suatu tempat atau peristiwa dalam mimpi, seolah kita pernah mengalami atau berada di tempat yang sama sebelumnya.Â
Contohnya kita sedang berjalan-jalan di taman kemudian terbangun dan sadar bahwa itu hanyalah mimpi, namun kita ingat sebelumnya bahwa kita benar-benar pernah berjalan-jalan di taman dan bukan mimpi.
Adegan-Adegan Penting yang Mengandung Pesan Filosofis
Kita kembali lagi ke kisah Alice di Negeri Ajaib pada saat acara pesta pertunangannya dengan Hamish ia melihat beberapa keanehan, mulai dari kawanan bebek angsa yang terbang melintasi taman tempat acara pertunangannya dan kelinci putih mengenakan jas berwarna biru.Â
Awalnya Kelinci Putih (White Rabbit) di film ini tidak terlihat secara langsung, karena makhluk ini hanya berlarian diantara semak belukar dan seolah hanya Alice yang bisa melihatnya.Â
Jadi di bagian ini penonton dibuat penasaran oleh sosok kelinci putih, hewan ini baru menampakan wujudnya secara jelas ketika momen Hamish melamar Alice di gazebo yang berada di tengah taman.
 Semua keluarga besar Alice dan Hamish juga berkumpul di sana untuk menyaksikan proses lamaran tersebut, Alice merasa bingung menjawab apa dengan lamaran tersebut gadis muda ini terlihat dari raut wajahnya bahwa dia sama sekali tidak mencintai Hamish.Â
Alih-alih menerima atau menolak lamaran Hamish, Alice hanya berkata "ini terjadi begitu cepat" (this is happen so quickly) kemudia berlari mengejar sosok kelinci putih, sebelum itu ketika dilamar oleh Hamish Alice melihat sosok kelinci putih yang berdiri menatapnya kemudian menunjukan jam saku yang cukup besar ke arah Alice.Â
Dari gesture tubuh hewan ini seolah berkata kepada Alice "ayo Alice kita harus pergi, ini sudah waktunya" kemudian Alice mengejar kelinci itu sampai pada sebuah pohon yang cukup besar, Alice kemudian melihat sebuah lubang yang cukup besar di bawah pohon tersebut, karena ia melihat kelici putuh berlari ke arah lubang itu, maka Alice melihat ke dalam lubang kemudian terjatuh masuk ke dalam lubang dari situlah ia masuk ke Wonderland (Negeri Ajaib).
Sampai di situ dulu penjelasan tentang adegan-adegan filmnya sekarang saya akan memaparkan pesan-pesan filosofis yang saya tangkap dari adegan-adegan tersebut, diantaranya adalah:
- Alice si gadis kecil yang takut akan mimpi buruk: di awal film telah dijelaskan bahwa adegan dimana Alice terbangun dari tidurnya, kemudian mencari sang ayah untuk menemaninya, ini merupakan analogi bahwa setiap manusia ketika mengalami mimpi buruk pasti merasa ketakutan karena mengira bahwa itu kenyataan. Di alam mimpi memang semuanya tampak begitu nyata, sehingga seringkali tidak sadar bahwa itu hanyalah mimpi dan satu-satunya yang menyadarkan kita adalah terbangun (awake). Sosok Charles Kingsleigh (Ayah Alice) yang menenangkan putri kecilnya saat ketakutan karena mengalami mimpi buruk, merupakan simbol orang-orang tercinta yang selalu menyadarkan dan melindungi kita dari ketakutan atau masalah dalam hidup.
- Perjodohan dengan laki-laki yang tidak ia cintai: ini merupakan pesan terselubung dimana Lewis Caroll sang penulis, menggambarkan masyarakat pada era kolonial yang sangat kental dengan hierarki gender. Stigma dan norma masyarakat pada zaman itu mengannggap perempuan adalah makhluk Inferior (lemah), sementara laki-laki dianggap sebagai sosok Superior (kuat). Terbukti dengan meninggalnya Ayah Alice membuat aset perusahaan dagang yang selama ini ia rintis menjadi terbengkalai, sebenarnya Charles (mendiang Ayah Alice) mempunyai teman sekaligus partner bisnis yaitu Lord Ascot yang tidak lain adalah ayah dari Hamish. Jadi perjodohan antara Alice dan Hamish hanyalah untuk kepentingan bisnis keluarga mereka, karena Charles hanya memiliki anak perempuan, maka anak perempuannya harus dinikahkan dengan anak laki-laki dari partner bisnisnya agar asetnya perusahaan tetap berjalan, karena stigma masyarakat pada zaman itu menganggap bahwa perempuan tidak pantas menjadi seorang pemimpin perusahaan dan harus menikah di usia yang ditentukan.
- Kawanan angsa terbang dan kelinci putih mengenakan jas biru: kedua hal aneh ini dilihat dan dirasakan oleh Alice sebelum ia memasuki Wonderland, ini menggambarkan paradigma antara mimpi dan kenyataan. Karena 2 hal yang saya sebutkan di atas pastinya agak aneh untuk angsa terbang mungkin tidak terlalau, karena memang ada beberapa angsa yang bisa terbang tinggi, namun bayangkan 'kelinci putih dengan jas biru dan bisa berdiri' tentunya aneh. Hal-hal yang kita anggap aneh adalah hal-hal yang sering kita temui atau alami di dunia mimpi, di sini Alice juga melambangkan manusia secara umum yang bermimpi dan bertemu makhluk-makhluk aneh. Pada bagian ini semacam isyarat bahwa hal-hal aneh yang kita jumpai dalam mimpi, suatu saat bisa saja kita temui di dunia nyata ditambah lagi 2 kejadian ini terjadi tepat beberapa saat sebelum Alice masuk ke Wonderland.
- Sebuah Lubang di bawah pohon jalan masuk ke Wonderland: film ini lagi-lagi menyampaikan pesan tersirat secara simbolis, dengan lubang yang melambangkan jalan menuju alam mimpi. Di sini bisa juga diartikan bahwa selalu ada kaitan antara mimpi dengan kenyataan, kita seringkali merasa mimpi dan kenyataan merupakan sesuatu yang berlawanan (kontradiktif), namun tanpa kita sadari bahwa alam mimpi dengan realitas yang ada ternyata saling berkaitan sehingga bisa saja mimpi berubah menjadi kenyataan atau hal yang selama ini terasa begitu nyata ternyata hanya mimpi. Seperti yang dikatakan oleh Anna Sayce, bahwa mimpi adalah isyarat/pertanda dari semesta kepada manusia akan sesuatu yang akan terjadi dalam kehidupannya. Di film ini Alice adalah representasi manusia yang sering bermimpi, kemudian terjatuh dan masuk ke dalam dunia yang selama ini ia mimpikan.
Â
Alice Masuk ke Negeri Ajaib (Wonderland)
Kelanjutan dari Alice yang terjatuh ke dalam sebuah lubang di bawah pohon yang membuatnya masuk ke Wonderland, ada banyak sekali hal-hal aneh yang diperlihatkan di sana mulai dari jam dinding dan piano yang berterbangan di sepanjang Alice terjatuh masuk ke Wonderland.Â
Alice pada akhirnya mencapai dasar dari lubang tempatnya jatuh, di sana semakin banyak keanehan yang diperlihatkan. Mulai dari Alice yang awalnya terjatuh ke dalam lubang kemudian tiba-tiba ia seperti masuk ke dalam sebuah ruangan yang tidak terlalu besar, dengan meja kayu yang cukup besar di dalamnya.Â
Hal aneh sekaligus membingungkan bagi saya adalah ketika Alice terjatuh ke dalam ruangan tersebut, seolah-olah ia berada di baah namun ternyata Alice entah bagaimana berada di langit-langit ruangan tersebut dengan posisi terbalik, barulah ketika angle film berputar terbalik maka Alice pun ikut jatuh.Â
Bagi kalian yang sudah menonton film ini tentunya paham apa yang saya tuliskan, jujur memang sedikit sulit menerjemahkan adegan-adegan  di film ini ke dalam sebuah tulisan karena ada banyak sekali hal-hal yang tidak masuk akal dipertontonkan di sini.
Perwujudan Negeri Ajaib (Wonderland)
Pada bagian sebelumnya film ini seolah menekankan pada kita penontonnya bahwa hal-hal semua mimpi tidak akan selamanya menjadi mimpi, akan ada saatnya dimana kita menyadari bahwa yang kita anggap mimpi terjadi dalam kehidupan nyata.Â
Seperti halnya Alice tampa disangka masuk ke dalam Wonderland yang selama ini menjadi mimpinya, singkatnya setelah Alice berhasil keluar dari ruangan tersebut, barulah ia melihat panorama Negeri Ajaib (Wonderland) yang selama ini ia mimpikan.Â
Di sini diperlihatkan banyak makhluk-makhluk aneh yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, terutama yang paling menarik bagi saya adalah karakter-karakter yang menjadi temannya Alice.Â
Nama-nama seperti White Rabbit ( kelinci putih dengan jas biru yang sudah muncul sebelum Alice memasuki Wonderland), Tweedledum dan Tweedledee (manusia kembar dengan kepala gundul, kaos loreng hitam putih, denim, pakaian secara umum seperti anak-anak tapi wajahnya seperti orang dewasa), Dodo (sesuai namanya wujudnya adalah Burung Dodo yang bisa bicara seperti manusia), Tall Flowers (bunga-bunga indah warna-warni dengan wajah seperti manusia di tengah kelopaknya). Jika dilihat karakter-karakter tersebut memang seperti khayalan, sebagaimana yang ada di cerita-cerita dongeng fantasi anak-anak.
Â
Sosok Ratu Merah (Red Queen)
Ada satu sosok antagonis di film ini yang paling menarik bagi saya yakni Ratu Merah yang diperankan oleh Helena Bolham, karakter ini diceritakan sebagai Ratu jahat yang menguasai Wonderland dengan sewenang-wenang.
 Jika dibagian sebelumnya secara implisit dijelaskan mengenai betapa aneh dan absurdnya dunia mimpi, dengan kenampakan alamnya dan makhluk-makhluk aneh yang ada di dalamnya, mulai dari bunga-bunga yang memiliki wajah seperti manusia sampai ulat besar yang bisa berbicara.Â
Pelajaran yang begitu berharga bisa kita dapatkan dari film ini yakni segala hal yang aneh dan tidak masuk akal, sering dianggap hanya mimpi atau angan-angan namun tanpa kita sadari ternyata semua itu bisa saja menjadi kenyataan, bahkan kita manusia seringkali sulit membedakan antara mimpi dengan kenyataan. kembali ke pembahasan tentang Ratu Merah (Red Queen), karekter ini merupakan sebuah simbol dari keserakahan dan ambisi manusia untuk mencapai titik tertinggi dalam hidup.Â
Hal yang membuat saya kagum dari karakter jahat ini adalah di bagian ia memperlakukan hewan seperti benda, mulai dari menggunakan Babi sebagai sandaran kaki ketika duduk di kursi, menggunakan Burung Flamingo sebagai tongkat golf dan landak sebagai bola-nya, sampai Monyet sebagai penyanggah kursi dan meja istana.
Tambahan: artikel ini merupakan perspektif saya pribadi mengenai film Alice in Wonderland dan pesan-pesan filosofis tentang mimpi yang ada di dalamnya, bagi kalian yang ingin lebih mehami silahkan tonton sendiri filmnya dan apabila jika ada perbedaan pandangan/persepsi tentang film ini bukan masalah bagi saya. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H