Mohon tunggu...
Zata Al Dzahabi
Zata Al Dzahabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis & Kontent Kreator Multi Talenta

Introvert yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Antara Mimpi dan Kenyataan, Alice in Wonderland

12 Agustus 2022   14:28 Diperbarui: 25 November 2022   10:33 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengantar

Pada artikel kali ini saya akan membahas tentang salah satu film produksi Walt Disney Pictures yang sudah dikenal luas, khususnya dikalangan anak-anak atau pecinta Disney karena sebenarnya film ini merupakan adaptasi dari serial kartun Disney. 

Alice in Woderland merupakan film karya Tim Burton, yang dibintangi Mia Wasikowska sebagai tokoh utama dan Johny Depp sebagai pemeran pembantu. 

Mengutip dari Wikipedia film ini merupakan versi live action dari kartun Disney, dengan judul yang sama dan sebenarnya berasal dari cerita Novel karya Lewis Caroll tapi artikel ini bukan untuk me-review film Alice in Wonderland. 

Namun membahas secara medalam, mengenai pesan-pesan filosofis yang disampaikan Lewis Caroll kepada pembacanya. Tanpa basa-basi lagi saya akan menceritakan terlebih dahulu alur cerita dalam film ini secara umum, kemudia  akan saya interpretasikan pesan-pesan filosofis yang ditampilkan.

Bagi kalian yang sudah menonton filmnya pastinya tahu bahwa film ini sangat menonjolkan konsep mimpi dan dunia khayalan, karena kisah diawali dengan Alice seorang gadis kecil yang terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk, kemudian ia berjalan menuju ruang kerja Ayahnya yang sedang kedatangan cukup banyak tamu. 

Tamu-tamu tersebut merupakan rekan bisinis Ayahnya dan sedikit penjelasan bahwa, Ayah Alice merupakan seorang pengusaha kaya raya yang distribusi bisnisnya sudah antar negara bahkan benua. 

Di film ini Ayah Alice digambarkan sebagai sosok yang penyayang dan penuh dengan kepedulian kepada anaknya, terbukti ketika Alice menghapiri-nya ketika ia sedang berdiskusi soal pekerjaan, ia memilih menemani Alice di kamarnya yang sedang ketakutan karena mimpi anehnya. 

Ayah Alice juga berpesan agar jangan takut karena itu semua hanya mimpi, dia juga berpesan apabila kamu ragu apa itu mimipi atau kenyataan maka cubit saja dirimu. Kisah melompat pada saat Alice sudah beranjak dewasa, sekitar usia 18-19 tahun dimana ia akan dijodohkan dengan seorang putera bangsawan ternama Hamish Ascot. 

Alice sebenarnya sama sekali tidak mencintai Hamish dan tidak menginginkan pernikahan itu terjadi, perjodohan ini dilakukan demi mempertahankan aset usaha milik mendiang Ayahnya Alice.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun