Bismillaahirrohmaanirrohiim
Masih dalam serangkaian #15hariceritaenergi
Setelah kemarin saya menulis feature tentang fakta-fakta menarik yang menunjukkan Indonesia berpotensi menjadi pusat energi terbarukan (Bisa diakeses di sini 6 Fakta ini Menunjukkan, Indonesia Berpotensi Menjadi Pusat Energi Terbarukan!), saat ini saya ingin mengajak Pembaca untuk menilik perkembangan energi terbarukan di negara-negara maju.
Seperti yang saya tulis pada tulisan sebelumnya, seringkali saya menyebutkan bahwa saat ini negara-negara di dunia sedang bahu membahu untuk mewujudkan dunia yang lebih bersih dan berupaya untuk mengurangi peningkatan suhu akibat perubahan iklim. Usaha ini diwujudkan salah satunya melalui pengembangan energi terbarukan.
Sejatinya usaha untuk mengurangi efek perubahan iklim dan melindungi bumi dari kerusakan akibat emisi Gas Rumah Kaca tidak bisa dilakukan oleh beberapa negara saja atau beberapa organisasi saja. Semua negara harus menyatakan satu sikap yang tegas dalam mewujudkan tujuan-tujuan tersebut demi kelangsungan hidup generasi kedepan. Jika tidak segera kita mulai sekarang, maka kapan lagi kita akan segera memulainya? Sedangkan waktu terus berputar dan bumi semakin hari semakin tua.
Maka dari itu, tulisan saya ini semoga bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi Pembaca sekalian, bahwa sudah banyak negara-negara yang menerapkan energi terbarukan untuk menggantikan energi fosil. Berikut daftar-daftar negara tersebut.
1. Amerika Serikat
Berita menggembirakan datang dari negara Paman Sam. Berdasarkan data dari U.S. Energy Information Agency, pada pertengahan tahun 2016, Amerika telah menghasilkan sekitar 16.9 % suplai energi listrik yang berasal dari energi terbarukan dari total pembangkit listrik yang ada di sana. Sumber energi terbarukan tersebut berasal dari beberapa jenis, di antaranya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air, biomassa, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi atau biasa disebut geothermal, Pembangkit Listrik Tenaga Angin, serta Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
Angka 16.9% adalah capaian yang luar biasa mengingat pada tahun 2015, prosentase energi terbarukan masih berada di angka 13.7 %. Selain itu pencapaian Amerika Serikat juga lebih maju bila dibandingkan dengan Indonesia yang pada tahun 2017 masih mencapai 5% dari total target 23% energi terbarukan yang dicanangkan Pemerintah dalam Rencana Umum Energi Terbarukan untuk tahun 2025.
Tingginya prosentase penyediaan energi terbarukan di Amerika Serikat memiliki dampak yang baik bagi pemakaian energi batu bara. Hal ini bisa dilihat dari data yang menyatakan bahwa pemakaian batu bara menurun sebanyak 20% pada tahun yang sama akibat dari penggantian energi oleh energi terbarukan.
Energi terbarukan di negara ini berkembang ke 50 negara bagian. Solar panel dan energi angin memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibanding dengan jenis sumber energi terbarukan yang lain seperti geothermal dan biomassa yang mempunyai pertumbuhan konstan dalam beberapa tahun ini. Selain terus mengembangkan energi solar panel dan energi angin, Pemerintah Amerika Serikat saat ini sedang berfokus untuk mengembangkan jaringan yang bisa menghubungkan antar negara bagian untuk saling mendapatkan suplai energi terbarukan.
 Gambar 1. Salah Satu Pusat Energi Terbarukan di Amerika Serikat
 Sumber : www.news.nationalgeographic.com
2. Jerman
Siapa yang tidak kenal dengan Negara Jerman? Negara yang pada tahun 2017 menduduki peringkat ke-6 sebagai negara paling maju di dunia ini tidak kalah dengan Amerika Serikat dalam pengembangan energi terbarukan.Â
Pada April 2017 kemarin, Jerman baru saja merilis sebuah data mengejutkan yang menyatakan bahwa Jerman telah menggunakan 85% energi listrik yang berasal dari energi terbarukan. Tak jauh berbeda dengan Amerika Serikat, energi terbarukan yang berkembang di Negara Jerman juga berasal dari solar panel, energi angin, biomassa, serta energi air atau sering disebut pembangkit listrik tenaga air.
Sebuah sumber dari media Jerman (www.reuters.com) juga menyatakan bahwa pada pertengahan 2017 ini, Jerman telah menghasilkan 35% energi terbarukan dari total keseluruhan sumber energi. Angka ini sangat jauh di atas Indonesia yang baru mencanangkan 23% energi terbarukan di tahun 2025. Selain itu, Jerman juga mematok target yang sangat optimis dimana pada tahun 2050 Jerman menargetkan akan menghasilkan 80% energi terbarukan. Jika ini benar-benar tercapai, maka sebagian besar energi terbarukan di Jerman akan menggantikan posisi energi fosil. Hebat sekali bukan?
Sama dengan Amerika Serikat, pertumbuhan energi terbarukan di Jerman didominasi oleh solar panel dengan prosentase 45.2% dari total energi terbarukan. Baru kemudian disusul oleh energi engin sebesar 35%, energi biomassa sebesar 8.9 %, dan energi air sebesar 4.8%. Sepertinya, solar panel memang masih dan akan terus menjadi 'primadona' dalam pengembangan energi terbarukan di tahun-tahun yang akan datang. Let's see!
Gambar 2. Pemasangan Solar Panel di Jerman
Sumber : www.cleantechnica.com
3. China
Berdasarkan data dari World Health Organization, pada tahun 2016 China dinyatakan sebagai negara paling berpolusi di dunia. Hampir setiap tahun, sekitar 1 juta penduduk terpapar polusi  dan menyebabkan kematian.
Dengan alasan tersebut, saat ini China sedang memperbaiki kualitas udara salah satunya melalui pengembangan energi terbarukan yang cukup progresif.
Jenis energi terbarukan yang sedang gencar dibangun di China adalah solar panel. Hal ini tidaklah mengherankan, sebab sinar matahari di China bersinar selama 16 jam per hari. Wow, lebih tinggi dari Indonesia ya. Melihat peluang dan sumber daya yang besar ini, tentu Pemerintah China tidak menyia-nyiakannya begitu saja. Apalagi saat ini China telah tumbuh menjadi negara dengan kemajuan ekonomi yang sangat pesat yang mencapai 6.9% pada kuartal I tahun 2017.
Lalu berapakah kapasitas solar panel yang dihasilkan dari negeri panda ini?
Dilansir dari www.dw.com, pada tahun 2016 kemarin, China menyumbang penyediaan 40% energi solar panel dari total total solar panel di seluruh dunia. Hal ini membuat Amerika Serikat tertinggal, dan bahkan Jerman juga harus mengakui kemajuan pesat yang dilakukan oleh China padahal sebelumnya pada tahun 2015 Jerman lebih unggul di bidang energi terbarukan di banding China.
Sumber : www.dw.com
Salah satu hal menarik yang dilakukan oleh salah satu pengembang solar panel di China adalah mereka membuat sebuah area raksasa yang berbentuk panda. Total kapasitas pada 'solar panel panda' tersebut adalah 50 MegaWatt.Â
Gambar 4. Solar Panel Panda yang berada di Datong District, China.
Sumber : http://www.businessinsider.sg
Demikian ulasan mengenai 3 negara maju yang merupakan penghasil energi terbarukan paling besar di seluruh dunia. Dengan melihat hal ini, tentunya bisa menjadi cambuk bagi kita untuk terus meningkatkan pembangunan di bidang energi terbarukan. Terutama pada sektor solar panel, yang seringkali masih dianggap sebagai 'teknologi' mahal, ternyata mendominasi pengembangan energi terbarukan di negara-negara tersebut.
Nah, selanjutnya saya akan membahas lebih detail mengenai energi solar panel, apakah benar solar panel mahal?Mitos atau fakta? Nantikan pembahasan selanjutnya ya!
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
www.esdm.com
#15hariceritaenergi
Sumber Acuan :
http://ebtke.esdm.go.id/post/2016/11/15/1433/den.2017.energi.baru.terbarukan.harus.kembali.disubsidi
http://news.nationalgeographic.com/2017/06/solar-wind-renewable-energy-record/
http://www.dw.com/en/china-leading-the-way-in-solar-energy-expansion-as-renewables-surge/a-39081117
http://www.businessinsider.sg/china-panda-solar-power-plant-2017-7/?r=US&IR=T
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H