Di kerajaan, Sang Ratu lagi-lagi menuju ke cermin ajaibnya dan bertanya, "Cermin, cermin, di dinding. Siapa di negeri ini paling cantik?"
Cermin ajaib itu menjawab, "Anda, ratu saya, memang cantik. Namun, Putri Salju yang tengah berada di atas gunung jauh lebih cantik dari Anda..."
Sang Ratu tentu saja terkejut dan marah kepada pemburu karena dirinya ditipu mentah-mentah. Hal itulah yang menyebabkannya merencanakan untuk membunuh Putri Salju dengan tangannya sendiri. Akhirnya, Sang Ratu pun menyamar sebagai seorang wanita penjual tua dan pergi ke rumah kurcaci itu untuk menjual apel.
Ketika sudah sampai di depan pintu rumah kurcaci, Sang Ratu yang tengah menyamar menjadi penyihir mulai mengetuk pintu, "Buka. Bukalah. Aku wanita tua dengan penjual barang-barang bagus untuk dijual. "
 Putri Salju mendengar perkataan tersebut langsung mengintip keluar jendela, "Apa yang Anda miliki?"
"Beberapa butir apel, Nak. Sangat manis rasanya. Cobalah"
Ketika Putri Salju menggigit apel tersebut, tapi tidak sampai habis, Putri Salju sudah jatuh ke tanah dan mati. Ratu tentu saja merasa senang dan pulang.
Sekembalinya di istana, dirinya bertanya pada cermin ajaib, "Cermin, cermin, di dinding. Siapa di negeri ini yang paling cantik?"
Cermin ajaib itu pun menjawab, "Anda, ratu saya, yang paling cantik di negeri ini..."
Malam hari tiba, para kurcaci pulang dari tambang. Putri Salju tergeletak di lantai, dan dia sudah mati. Mereka kebingungan dan tidak bisa menghidupkannya kembali. Akhirnya, mereka membaringkannya di atas kasur yang telah disusun sedemikian rupa. Ketujuk kurcaci duduk disampingnya dan menangis selama tiga hari.
Putri Salju benar-benar tidak terlihat seperti orang mati. Lantas, para kurcaci pun membuat peti kaca yang untuk Putri Salju dan meletakkan di dalamnya sehingga mereka bisa dilihat dengan mudah. Putri Salju berbaring di peti mati waktu yang sangat lama, dan dia tidak membusuk, hanya terlihat seolah-olah sedang tidur.