Bungo Suli juga disebut sebagai bunga “tua” atau bunga untuk “ayie cinano” pada zaman dahulu sebelum dikenalnya “Bungo Gedang” atau “Bungo Cino”. Bungo Cino dalam basaha Indonesia disebut Melur Cina, 'Gardenia Augusta' warnanya juga putih, sering ditanam di pekarangan rumah sebagai hiasan. Fungsi bungo cino ini sama seperti bungo suli yaitu untuk “ayie cinano”.
8) Kemenyan
Kemenyan atau yang disebut dengan Gaharu merupakan tanaman asli hutan Indonesia. Terutama didalam hutan Kerinci, kemenyan merupakan media yang digunakan untuk menyeru arwah leluhur dan pengobatan tradisional.
9 )Breh Kunyit
Breh kunyit adalah beras putih biasa yang dicampur dengan gilingan kunyit sehingga beras terebut berwarna kuning. Breh kunyit digunakan untuk menyeru arwah leluhur dan permohonan maaf kepada arwah leluhur di akhir penyeruan.
10) Bungo Sipanggin
Bungo sipanggin ini dalam bahasa Indonesia disebut Bunga Panggil-panggil atau bunga pagoda, sedangkan dalam bahasa latin disebut Clerodendrum paniculatum. Ia mempunyai banyak batang yang tumbuh sehingga 0.9-1.5 m tinggi dan merampak 0.6-0.9 m lebar.
Helai daunnya malar hijau dan berbentuk jantung besar sampai 30.5 sm lebar. Daun-daun ini berpasangan dan disusun berselang-seli; daun rendahnya bercuping manakala daun atasnya penuh. Bungo sipanggin ini digunakan dalam acara ritual palaho sebagai pemanggil atau penyeru arwah leluhur.
11) Bungo Karamanding
Bungo karamanding ialah sejenis tumbuhan yang batangnya bergetah, sedangkan daunnya bercorak batik dan banyak jenisnya. Tumbuhan ini sering ditanam di kuburan dan batas ladang, atau juga sebagai penanda tempat yang dikeramatkan atau tempat angker.
12)Jiluang
Jiluang ialah sejenis tumbuhan berbatang lembut yang sering ditanam pada ladang orang Kerinci sebagai pembatas ladang. Bentuknya beraneka ragam macam, ada yang merah, hitam, yang lonjong dan yang bulat. Jiluang ini juga merupakan tumbuhan yang sering digunakan dalam ritual palaho di Kerinci.
13) Tahun
Daun tahun adalah sejenis tumbuhan liar berbatang lembut. Ia digunakan sebagai pewarna untuk membuat nasi biru dalam ritual palaho.
14) Telang Kunin
Bambu telang kuning merupakan simbol dari raja, dipakai untuk membuat “sangkak ” bagi Balian Salih yang baru dinobatkan, serta untuk membuat “ancak dan impi” yaitu tempat sesajen dalam acara ritual “magih uhang gaib makan”.
15) TrasihTrasih merupakan bahasa Kerinci dialek Siulak untuk menyebut bunga selasih yang bahasa latinnya adalah Ocinum basilicum Linn dan dalam bahasa arabnya adalah RAIHAN dapat membangun keseimbangan, warnanya hitam berselimut selaput bening dengan ukuran sangat mungil.
Selain digunakan sebagai minuman yang menyejukkan, selasih juga dapat digunakan dalam pengobatan tradisional. Ada 3 macam jenis Trasih yang biasa digunakan dalam ritual palaho Kerinci, yaitu Trasih Hijau, Trasih Hitam, dan Trasih Kumbang.
16) Daun Pisang KamaliPisang kamali ialah sejenis pisang yang daunnya berminyak, tingginya tidak sampai dua meter, sering tumbuh didekat sungai-sungai didalam hutan. Daunnya digunakan sebagai alas tempat sesajen dalam ritual palaho.
17) Ambai
Ambai ialah sejenis tumbuhan seperti rambut yang panjang. Ia hidup diatas pohon-pohon seperti benalu dan anggrek. Sering ditemukan pada pohon-pohon didekat air terjun. Ia juga merupakan salah satu tumbuhan yang dibutuhkan untuk ritual adat dan palaho.
18) Bungo kmbang alo
Bungo Kmbang Alo merupakan bahasa Kerinci dialek Siulak untuk menyebut bunga Merak dalam KBBI, atau bahasa botani nya Caesalpinia pulcherrima yang merupakan salah satu tumbuhan yang digunakan dalam ritual palaho tertentu di Siulak Kerinci.
19) Bungo Pandak Kaki
Bungo Pandak Kaki ialah sebutan untuk bunga Melati. Bunga Melati ini juga sering dipakai dalam ritual palaho.
20) Bungo Pandan
Bungo pandan adalah bunga pandan yang belum mekar, digunakan untuk penobatan Depati Ninik Mamak dan Balian Salih.
21) PabungPabung merupakan sebutan untuk sejenis tanaman hutan Kerinci yang hati didalamnya dipakai untuk membuat hiasan pada sangkak “Balian Salih” dan juga untaian warna warni pada kuluk perempuan dalam pakaian adat Kerinci.
22) Bungo AutBungo Aut dibikin dari kayu pilihan yang disebut dengan “Kayu Salih”. Tidak semua orang Kerinci bisa membuatnya, dan tidak semua jenis kayu bisa dipakai untuk membuatnya. Ia begitu mempesona, cantik dan memukau. Begitu tinggi nilai seni orang terdahulu, merancang hiasan yang bermutu. Bungo Aut di Kerinci digunakan sebagai salah satu untuk acara ritual adat pada sangkak Balian shalih, dan hiasan di kuluk anak batino. Ia bisa diwarnai menurut warna yang disukai menggunakan pewarna alami, buatan, maupun cat minyak
23) Bungo Tuno
Bungo tuno ini ialah sejenis tanaman yang terdapat di dalam hutan kerinci. Nama latinnya kita tidak tahu, namun bungo tuno ini digunakan sebagai salah satu bahan untuk ritual palaho tertentu.
24) Stajem
Stajem ialah sejenis tumbuhan berdaun runcing untuk campuran Tiang Tanem. Biasanya banyak ditemukan di “Pulong ”.
25) Umput Smuang
Smuang ini banyak ditemukan tumbuh liar di jalan, maupun diladang-ladang. Biasanya sering dipakai oleh anak-anak yang memancing sebagai penyucuk ikan. Sedangkan dalam acara ritual, di pakai sebagai pengoles darah ayam yang ditampung dalam tempurung kelapa kemudian dioleskan pada kendaraan/benda.
26) Umput Smat
Umput smat ialah rerumputan yang tumbuh di tebing, dan tepi sungai irigasi. Bentuknya kecil-kecil dan berdaun serta berbunga halus. Ia digunakan dalam kelengkapan palimo anak / prah.
27) Umput Antai
Umput antai ialah sejnis rerumputan liar yang juga tumbuh ditanah gersang dan bentuknya panjang seperti rantai.
28) Sruput
Sruput ialah lembaran tipis yang dihasilkan dari bambu berduri yang disebut “auu baluhi” ia tumbuh dihutan dan memang agak sukar untuk mencarinya. Kulit dagingnya begitu renyah bagaikan kertas. Ia juga dibutuhkan dalam Ritus.
29) Bungo Kembang Sitaun
Bungo kembang sitaun ini istilah untuk bunga yang mekarnya cukup lama sekali, banyak ditanami sebagai tanaman hias dihalaman. Warnanya bermacam-macam, ada yang merah, pink, kuning, putih, dan ungu. Dalam KBBI namanya adalah bunga Kenop, sedangkan nama botaninya adalah Gomphrena globosa atau Globe amaranth.
30)Pulih
Tumbuhan pulih ialah sejenis tanaman bunga-bungaan berbatang lembut sering di tanam di dalam pot bunga oleh ibu-ibu untuk tanaman hias. Daunnya agak membulat dengan garis-garis lekukan di daunnya. Pulih digunakan sebagai campuran Tiang Tanem.
31)Padang Itam
Padang itam merupakan sejenis tumbuhan berbatang keras dan daunnya berwarna hitam kemerah-merahan, digunakan sebagai salah satu obat tradisional di Kerinci.
32)Papit
Papit ini sejenis tanaman bunga yang sering ditanam oleh ibu-ibu dihalaman rumah sebagai hiasan. Papit ini digunakan untuk kelengkapan “Tiang Tanem” ataupun “Pulong”.
33)Kaladi Itam
Tanaman keladi hitam atau disebut juga dengan nama Colocasia esculenta illustris adalah salah satu jenis tanaman hias yang banyak dicari orang saat ini. Tanaman ini sendiri masuk dalam kategori tanaman talas atau keladi namun memiliki corak yang berbeda. Ia sering digunakan sebagai kelengkapan “Tiang Tanem” dalam ritual Palaho.
34)Puding Itam
Puding itam ini bahasa botaninya adalah : Coleus Religious Radish adalah salah satu tumbuhan kelengkapan “Tiang Tanem”.
35)Tebu Itam
Tebu hitam ialah tanaman tebu yang ruas dan daunnya berwarna hitam. Tebu hitam dalam ritual palaho lebih terkesan digunakan sebagai media pengobatan.
36)Bungo Cimako Windu Putih
Bungo cimako windu putih ialah sebutan untuk bunga kamboja putih. Ia disebut juga sebagai salah satu bunga yang turun dari syurga dengan nama “Bungo Likiang Putih”. Ia juga merupakan salah satu alat ritual palaho tertentu.
37)Cinamuri Batino
Cinamuri batino merupakan tumbuhan liar di semak-semak dan ladang Kerinci. Cinamuri ada dua macam, cinamuri Jantan merupakan tumbuhan liar yang acapkali digunakan sebagai sapu mendadak dan banyak tumbuh di semak-semak. Sementara Cinamuri Batino ini susah ditemukan. Ia digunakan sebagai salah satu kelengkapan bahan dalam ritual palaho “Palimo Anak”.
38)Serai
Serai selain digunakan sebagai bumbu dapur, ia juga digunakan sebagai salah satu bahan “Tiang Tanem” dan juga obat tradisional.
39)Kunyit
Kunyit daun dan isinya serumpun digunakan sebagai kelengkapan bahan “Tiang Tanem”, sedangkan isinya dijadikan untuk membuat beras kunyit untuk acara ritual palaho, dan juga untuk membuat nasi kuning isi daripada impi beserta nasi hitam, nasi biru, nasi merah, dan nasi putih.
40) Cimako Bubut / Skabuwun
Bunga ini tumbuh liar di pinggiran jalan, aromanya tidak sedap, bentuknya berbongkah dengan daun yang lebar.
41)Bungo saikat / bungo adun tujuh
Bungo saikat / bungo adun tujuh, yaitu tujuh macam bunga yang diikat menjadi satu, terdiri dari berbagai macam bunga-bunga sakral untuk tujuh macam, biasanya :
-Bungo cino
-Bungo kmbang alo
-Bungo karamanding
-Bungo kmbang sitaun
-Ambai
-Bungo tuno
-Bungo tarasih itam
42)Ragam Macam Limau untuk Palaho(1)Limau Puhut
Limau Puhut atau dikenal dengan jeruk purut, daunnya digunakan untuk bumbu masakan. Limau puhut ini digunakan sebagai media pengobatan, penyucian, dan pembersih barang pusaka. Ia juga merupakan salah satu limau penting yang diyakini sebagai pembersih badan dalam mandi balimau, dan juga menambah kesaktian barang pusaka jika digunakan untuk membersih barang pusaka.
(2)Limau Kapeh
Limau kapeh adalah sebutan untuk jeruk nipis, ia juga merupakan salah satu jenis jeruk yang sering digunakan dalam ritual palaho maupun pengobatan tradisional.
(3)Limau Kunci
Limau kunci atau jeruk kimkit digunakan untuk mandi balimau, dan pengobatan tradisional Kerinci.
(4)Limau Padang
Limau padang ini adalah sebutan untuk Jeruk Jerpaya, bentuknya agak panjang dan salah satu jeruk yang digunakan dalam pengobatan tradisional dan ritual tertentu di Kerinci.
(5)Limau Antu
Limau antu atau disebut dengan jeruk kasturi juga acapkali digunakan untuk pengobatan tradisional Kerinci.
(6)Limau Serin
Limau Serin ialah jeruk asam yang acapkali digunakan sebagai bahan masakan.
A. Palaho yang berkenaan dengan kehidupan manusia
1.Palaho Mao Anak Kayie (Bayi turun mandi ke sungai)
Ketika anak/bayi yang berumur dua bulan atau lebih, pada zaman dahulu orangtuanya akan mencari “Balian Salih ” untuk mengadakan ritual turun mandi ke sungai. Dimana didalam acara ritual turun mandi ke sungai, Balian Salih akan menyiapkan bahan serta Alat-alat yang dibutuhkan.
a.Balian Salih Menghadap ke “Luwen ” seraya membuat sirih tiga kapur rokok tiga batang, serta “menegakkan jekat satu cupak tiga genggam di dalam bakun lengkap dengan sirih tujuh pinang tujuh, gelang perak, cincin anye, kain tudung ikat limo ito, al-qur’an, serta keris dengan manek sebah” lalu Balian Salih akan “nyeru” arwah leluhurnya untuk meminta petunjuk, apa-apa bahan / alat yang dibutuhkan seraya membakar kemenyan.
Biasanya untuk palaho mao anak kayie dibutuhkan Limau tiga macam, seperti Jeruk Purut tiga buah, jeruk nipis tiga buah, dan jeruk kimkit (limau kunci) tiga buah. Lalu setiap satu buah limau akan di “layang” atau di potong menjadi tiga bagian dan dimasukkan kedalam mangkuk putih beserta dengan alat-alat lainnya untuk dimantrai oleh Balian Salih.
b. Setelah Balian Salih meminta petunjuk arwah leluhurnya, maka anak tersebut dibawa dengan iring-iringan keluarga ke sungai untuk dimandikan dengan limau yang sudah dimantrai tadi beserta dengan bunga-bungaan yang dibawa.