Mohon tunggu...
Zarmoni
Zarmoni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penggiat Seni dan Budaya Kerinci

Penggiat Seni, Adat dan Budaya Kerinci

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Puti Ladang (Cerita Rakyat Siulak Kerinci)

23 Mei 2023   00:13 Diperbarui: 23 Mei 2023   00:15 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hahhh..????? U..u...u...u... lar... sa..sa..woooooo...!" Si Udin berlari terbirit-birit, dan kencingnya menetes dicelana, ia terjerambab, sementara Sang Ular mendekatinya.

 

"Sssssssss...  Ssssssss... " Sang Ular membuka mulutnya dan siap-siap menggigit si Udin. SiUdin udah menangis "Amak...amak...ambik aku...!!... Udin menangis sejadi-jadinya, sementara mulut ular makin dekat dan tiba-tiba si Udin Kentut dan berak dicelana "Puuuuuuttt..... Per..peeeeerrretttt...!" Si Ular mendongakkan kepalanya, karena bau yang keluar cukup busuk rupanya. Ular Raksasapun berlalu meninggalkan Udin.

 

Orang-orang kembali berkumpul menjenguk si Udin, ia masih menangis, sementara celananya sudah bau.

 

"Walah... preman kok nangis, piye toh..?" ujar Mas Karno sipenjual gula tebu. Si Udin mengusap matanya malu.

 

"Ha..ha..ha... Udin...! kok ada induk kunyit dicelanamu..?" teriak Mat Dulai terbahak-bahak, orang-orang semuanya ketawa "Ha..ha..ha..ha..."Udin Berak dicelana..! Preman nangis dan berak dicelana hueeekkk...!" teriak penduduk, sementara si Udin pulang karena malu.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun