D. Kajian Adat di Zaman Modern
Pengajian Adat di Kerinci ini berlangsung sejak Tahun 1957 s/d tahun 1995. Dimana semangat pengajian ini terus mengalami kemajuan dengan berbagai versi. Ada masyarakat yang membawakan Pengajian Adat ini setelah acara yasinan, kadang bercampur dengan pengajian Tauhid (Sifat 20), kadang mengadakan pengajian adat bersamaan dengan pengajian Baramulo (kajian fiqih Islam).Â
Namun setelah Tahun 1995 Kerinci diguncang oleh Gempa Bumi berkekuatan 7,10 Skala Ricter, sehingga bangunan banyak yang roboh, masyarakat trauma dan pesimis, sehingga kegiatan Pengajian Adat disetiap desa banyak yang fakum.
Ditahun 2009, beberapa orang masyarakat yang berasal dari desa Siulak Gedang, Pasar Siulak Gedang, Desa Dalam, Telago Biru, Bendar Sedap, dan Koto Beringin membuat Pengajian yasinan yang anggotanya + 40 orang. Dikarenakan anggota tersebut banyak pemangku Sko, maka mereka berinisiatif membawakan kajian Adat setelah acara pengajian Yasinan.
Adapun perbedaan Pengajian Adat kini dan dahulu adalah :
1. Anggota pengajian adat dapat membawa salinan/buku Kajian Adat.
2. Sebelum pengajian dimulai tidak diadakan ritual khusus. Dan tidak membuat sirih tiga buku, dan tidak membakar kemenyan;
3. Tidak membaca khutbah/Penyeruan terhadap Ruh Nenek Moyang.
4. Dimulai dengan Kajian Adat :
a) Namago
1) Namago Dapur;
2) Namago Kurung;
3) Namago Nagari;
4) Namago Alam.
b) Tembo
1) Tembo Alam;
2) Tembo Ninek;
3) Tembo Tanah;
c) Undang
5. Pengajian Adat dizaman modern dilaksanakan setiap malam setelah pengajian yasinan.
Namun sekarang ini, pengajian adat di masing-masing desa sudah jarang kita jumpai dikarenakan kesibukan masing-masing orang, dan tentunya pengaruh media internet yang menyuguhkan hiburan yang beraneka macam ragam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H