Mohon tunggu...
Arianto Zany Namang
Arianto Zany Namang Mohon Tunggu... Penulis - penulis

menulis untuk mengisi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Catatan untuk Adian Napitupulu

10 Juli 2023   19:47 Diperbarui: 10 Juli 2023   19:58 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Politik-RMOL

"...Prabowo tuh enggak pernah jadi anggota DPR, mbak. Enggak pernah menjadi Gubernur. Ganjar pernah menjadi anggota DPR, di situ dia mengenali rakyatnya. Lalu kemudian dia menjadi Gubernur, eksekutif, di situ dia kemudian menjalankan amanat rakyatnya. Komplit. Dari dua calon yang lain enggak ada yang punya kekomplitan seperti Ganjar."

Ketika Adian Yunus Ishak Napitupulu mengatakan hanya Ganjar Pranowo yang layak menjadi presiden menggatikan Jokowi karena dia pernah menjadi anggota legislatif dan eksekutif, saya tertegun dan terenyuh. 

"Koq bisa ada bekas aktivis 98 yang cara berpikirnya seperti ini," saya membatin. Tetapi, saya sadar Adian,ya, memang begitu gayanya: sensasional! Yang penting sensasinya nyampe ke kuping masyarakat. 

Alih-alih mencari jawab dan gagasan untuk melengkapi Ganjar yang hanya sibuk lari dan ngonten, Adian malah membuat sensasi yang viral tapi menjadi boomerang. 

Boomerang-nya apa? Publik justru tidak melihat prestasi Ganjar sebagai anggota DPR RI dan sebagai Gubernur Jawa Tengah kecuali sibuk ngonten. Lari keliling dareah-daerah, tetapi banjir di Jawa Tengah malah dibiarkan.

"...Sorry, ya, Bapak, Ibu, saya Youtuber, ya, yang ekstrakurikulernya jadi gubernur gitu aja. Sebenarnya saya Youtuber," kata Ganjar. 

Saya kira wajar hingga sekarang ini masih menjadi pertanyaan tentang "apa prestasi Ganjar" yang diajukan politisi senior PDI Perjuangan Trimedya Panjaitan beberapa waktu lalu. 

Kembali ke Adian; kalau kita terima pernyataan Adian di atas, maka dengan sendirinya baik Prabowo Subianto maupun Anies Baswedan harus disingkirkan karena mereka berdua kurang lengkap. 

Anies hanya bekas Menteri Pendidikan yang dipecat kemudian menjadi Gubernur DKI Jakarta. Sebelumnya ia adalah seorang aktivis dan kemudian menjadi dosen lalu Rektor Universitas Paramadina. 

Sementara Prabowo karir profesionalnya lebih banyak di dunia militer wa bil khusus di Komando Pasukan Khusus lalu sempat menjadi Pangkostrad, setelah itu ia beralih menjadi pengusaha, mendirikan Partai Gerindra dan sekarang diangkat Presiden Jokowi menjadi Menteri Pertahanan. 

Kekurangan Prabowo adalah belum pernah menjadi Gubernur seperti Ganjar. Harus banget, ya?

Apakah Prabowo dan Anies yang tidak pernah menjadi anggota DPR dan Gubernur ini tidak layak menjadi presiden Indonesia? Tentu saja bisa, sejarah sudah mencatat hampir semua Presiden RI tidak berasal dari paket lengkap sebagaimana omongan Adian. 

Kita jangan sampai terjebak dalam kriteria ngawur yang dilayangkan Adian itu. 

Jokowi adalah presiden dengan perpaduan antara pengusaha dan eksekutif; ia pernah menjadi Walikota Solo dua periode dan Gubernur Jakarta sebelumnya akhirnya terpilih pada Pilpres 2014. 

Apakah Jokowi tidak layak? Dia baik-baik saja sebagai seorang Presiden, malah terpilih dua kali sebagai orang nomor satu di Republik. Apakah Adian berani mengatakan Jokowi bukan paket lengkap?

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah seorang militer yang kemudian menjadi Menteri di pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid dan Presiden Megawati Sukarnoputri sebelum akhirnya menjadi Presiden pada Pilpres 2004 dan terpilih kembali pada Pilpres 2009. 

Megawati Sukarnoputri menjadi Presiden RI sebelum SBY berkuasa. Putri Bung Karno ini tidak pernah menjadi Walikota atau Gubernur sebelumnya. Ia pernah menjadi anggota DPR RI pada era Orde Baru. Takdir mengantarnya menjadi orang nomor dua dan nomor satu di negeri ini. 

Menariknya, Megawati sekarang bergelar Profesor-Doktor, meskipun keduanya merupakan honoris causa, tetapi membuktikan kepada kita bahwa untuk menjadi seorang intelektual bergelar tak harus sekolah tinggi-tinggi sama seperti untuk menjadi Presiden tak harus pernah menjadi anggota DPR dan Gubernur. 

Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tidak pernah menjadi anggota DPR ataupun duduk di lembaga eksekutif, beliau merupakan seorang aktivis dan ulama yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama serta pendiri Partai Kebangkitan Bangsa. 

Walaupun pada pemilu 1999 PDI Perjuangan adalah partai pemenang Pemilu dengan raihan suara terbanyak, sejarah menempatkan Gus Dur sebagai Presiden RI menggantikan Habibie. 

Tentu saja kita tidak boleh mengabaikan proses politik di DPR yang sangat dinamis. 

Baharuddin Jusuf Habibie adalah seorang teknokrat, seorang ahli pesawat terbang, yang dipanggil pulang oleh Suharto untuk membantunya meningkatkan teknologi dan industri di tanah air. 

Kemudian, atas petunjuk Bapak Presiden, menjadi Wakil Presidennya Suharto. Suharto lengser, Habibie, atas mandat Konstitusi, menjadi Presiden menggantikan the smiling general itu. 

Habibie murni seorang intelektual dan teknokrat, ia tidak pernah menjadi anggota DPR atau Walikota atau Gubernur, tetapi sejarah membuatnya menjadi orang nomor satu di tanah air. 

Suharto adalah seorang militer murni yang sejak remaja sudah turun ke palagan tempur untuk berperang. Tidak pernah menjadi eksekutif dan juga legislator, karirnya hanya di militer. 

Ia pernah menjadi Pangdam Diponegoro, Panglima Komando Mandala, Pangkostrad, Pangkopkamtib, dan akhirnya menjadi Presiden menggantikan Sukarno.  Bahkan Suharto menjadi Presiden paling lama yang berkuasa di Republik!

Sukarno atau Bung Karno menjadi Presiden pertama RI tanpa pernah memiliki pengalaman di bidang legislatif maupun eksekutif. Bung Karno berlatar belakang aktivis sejak usia remaja, mendirikan Partai Nasionalis Indonesia, lalu bersama dengan Hatta menjadi Proklamator Kemerdekaan Indonesia. 

Apa pentingnya barisan para mantan di atas kita jejerkan di sini? Agar kita tahu bahwa sejarah para pemimpin Republik ini tidak berasal dari kriteria yang Adian sebut itu. 

Bahkan Ketum PDI-P yang kepadanya Adian tegak lurus pun tidak masuk dalam kriteria tersebut. Jadi, dengan kriteria itu, wajah siapa yang hendak Adian tampar? Masa kepresidenan siapa yang hendak Adian koreksi?

Sangat naif mengatakan Prabowo dan Anies tidak ideal sebagai capres hanya karena mereka belum pernah menjadi seorang legislator atau seorang Gubernur; tidak ada preseden historis-faktualnya untuk kita jangkarkan pernyataan ngawur Adian itu. 

Pernyataan Adian itu bisa kita terima kecuali sebagai sebuah koreksi terhadap semua Presiden yang memang bukan berasal dari latar belakang anggota DPR-Gubernur dan itu berarti termasuk Jokowi, Megawati, hingga Bung Karno. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun