Baharuddin Jusuf Habibie adalah seorang teknokrat, seorang ahli pesawat terbang, yang dipanggil pulang oleh Suharto untuk membantunya meningkatkan teknologi dan industri di tanah air.Â
Kemudian, atas petunjuk Bapak Presiden, menjadi Wakil Presidennya Suharto. Suharto lengser, Habibie, atas mandat Konstitusi, menjadi Presiden menggantikan the smiling general itu.Â
Habibie murni seorang intelektual dan teknokrat, ia tidak pernah menjadi anggota DPR atau Walikota atau Gubernur, tetapi sejarah membuatnya menjadi orang nomor satu di tanah air.Â
Suharto adalah seorang militer murni yang sejak remaja sudah turun ke palagan tempur untuk berperang. Tidak pernah menjadi eksekutif dan juga legislator, karirnya hanya di militer.Â
Ia pernah menjadi Pangdam Diponegoro, Panglima Komando Mandala, Pangkostrad, Pangkopkamtib, dan akhirnya menjadi Presiden menggantikan Sukarno. Â Bahkan Suharto menjadi Presiden paling lama yang berkuasa di Republik!
Sukarno atau Bung Karno menjadi Presiden pertama RI tanpa pernah memiliki pengalaman di bidang legislatif maupun eksekutif. Bung Karno berlatar belakang aktivis sejak usia remaja, mendirikan Partai Nasionalis Indonesia, lalu bersama dengan Hatta menjadi Proklamator Kemerdekaan Indonesia.Â
Apa pentingnya barisan para mantan di atas kita jejerkan di sini? Agar kita tahu bahwa sejarah para pemimpin Republik ini tidak berasal dari kriteria yang Adian sebut itu.Â
Bahkan Ketum PDI-P yang kepadanya Adian tegak lurus pun tidak masuk dalam kriteria tersebut. Jadi, dengan kriteria itu, wajah siapa yang hendak Adian tampar? Masa kepresidenan siapa yang hendak Adian koreksi?
Sangat naif mengatakan Prabowo dan Anies tidak ideal sebagai capres hanya karena mereka belum pernah menjadi seorang legislator atau seorang Gubernur; tidak ada preseden historis-faktualnya untuk kita jangkarkan pernyataan ngawur Adian itu.Â
Pernyataan Adian itu bisa kita terima kecuali sebagai sebuah koreksi terhadap semua Presiden yang memang bukan berasal dari latar belakang anggota DPR-Gubernur dan itu berarti termasuk Jokowi, Megawati, hingga Bung Karno.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H