Mohon tunggu...
Achmad Fauzan Syaikhoni
Achmad Fauzan Syaikhoni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Kediri

Manusia setengah matang yang sedang fakir pengetahuan. Bisa menyumbang pengetahuan lewat IG: zann_sy

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Stoisisme dan Islam: Bentuk Pluralisme Perspektif untuk Intensifikasi Hidup yang Lebih Sublim

28 Juli 2022   15:00 Diperbarui: 28 Juli 2022   15:03 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu prinsip dari stoisisme yang paling fundamental ialah, "In accordance with nature". Atau dalam terjemahan bahasa Indonesia menjadi, "selaras dengan alam". Mengapa stoisisme mengajak agar kita hidup selaras dengan alam? Apakah yang dimaksud itu hidup yang mencintai lingkungan? 

Tentu itu bukan suatu hal yang salah. Tetapi, lebih esensial lagi, stoisisme bermaksud mengajak kita agar hidup selaras dengan sesuatu yang sublime; autentik; karakteristik yang menjadikan kita sebagi manusia, yaitu nalar. Itulah yang disebut alam, sesuatu yang a priori dalam keberadaan kita.

Vocal point dari stoisisme adalah agar terhindar dari apapun yang bersifat negatif, terutama pada emosi manusia. Kita sering emosi, sakit hati, kecewa, itu sebenarnya dikarenakan tidak maksimalnya kita dalam menggunakan nalar. Sesuatu atau fenomena yang hadir di kita, yang terkesan negatif, lantas ditelan begitu saja tanpa adanya penalaran yang mendalam. Itu yang menyebabkan kita masuk pada emosi negatif.

Terkait hal itu, sebenarnya sama persis sama apa yang dikatakan oleh Islam pada surat Ali-Imran ayat 190-191. Kira-kira bunyi sederhananya begini: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda orang-orang yang berakal. 

Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk, meraka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, lalu berkata: Ya Tuhan, sesungguhnya engkau menciptakan semua ini tidaklah dengan sia-sia. 

Coba kita telaah secara kritis, bukankah ayat tersebut juga menjelaskan, bahwa tak mungkin Allah menciptakan segala sesuatu, termasuk fenomena yang menimpa kita, itu dengan maksud yang sia-sia. Bukankah kita tidak sopan, jika kita menghadapi segala fenomena, atau situasi yang menimpa, itu selalu dengan asumsi yang buruk? 

sehingga menimbulkan perasaan yang negatif. Lantas, kita sebagai orang muslim, yang mengaku beriman kepada Allah, bukankah seperti makhluk yang kurang ajar, jika mengaku iman pada yang maha penyayang, tapi malah sangat yakin bahwa dia membuat makhluk tersayangnya untuk berkata "aku tersakiti". Inilah korelasi antara stoisisme dan Islam, yang keduanya sama-sama menyuruh kita agar hidup dengan mendayagunakan akal.

Antara Dikotomi Kendali dengan Qada dan Qadar

Prinsip fundamental yang kedua dari stoisisme adalah dikotomi kendali. Stoisisme mengatakan bahwa manusia dalam hidup itu harus menaati dua hal, yakni hal yang berada di dalam kendali, dan hal yang di luar kendali.

Dalam stoisisme, untuk bisa terhindar dari emosi negatif, kita harus bisa menempatkan dua hal itu secara proporsional dalam menghadapi suatu fenomena. Misalnya: Ketika kita punya keinginan menjadi seorang penulis, lalu ada upaya untuk menulis sebuah naskah untuk dikirimkan ke penerbit. 

Tetapi, ternyata pihak penerbit menolak naskah kita, alhasil kita belum berhasil menjadi seorang penulis buku. Di sini, harusnya kita tidak perlu sakit hati; emosi, atau kecewa. Karena keputusan dari penerbit, ada di luar kendali, kita tidak punya otoritas atas keputusan yang diambil oleh pihak penerbit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun