Merdeka sejak hati karya Ahmad Fuadi merupakan biografi tokoh nasional sekaligus pendiri organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia. Tokoh tersebut adalah Lafran pane diangkat sebagai pahlawan nasional pada tahun 2018 oleh presiden Joko Widodo.Â
Buku yang ditulis dalam bentuk novel yang dikemas secara menarik dan bahasa yang santai sehingga para pembacanya pun menikmati dan menghayati.
Buku yang menceritakan pasang surut perjuangan Lafran Pane dalam berjuang melakukan aktifitasnya baik dalam melawan penjajah ataupun pasang surut dalam membangun dan mengembangkan organasasi mahasiswa.Â
Organisasi Mahasiswa tersebut adalah Himpunan Mahasiswa Islam atau di kenal dengan HMI oleh kalangan mahasiswa dan masyarakat.
Di ceritakan pada buku tersebut bahwa Lafran Pane adalah anak dari Sutan Pangarubaan Pane dan Gonto siregar, pasangan yang serasi dan mempunyai posisi yang terhormat di lingkungan masyarakat.Â
Sebelum Lafran Pane lahir saudara kandungnya yaitu anak bungsu yang bernama Siti Zahara Pane, gadis manis cilik harus pergi meninggalkan dunia selama-lamanya.
Dampak dari meninggalnya Zahara membuat gonto sakit sakitan akibat dari kesedihan yang berlarut larut. Sehingga membuat badan gonto kering dan kurus, sampai akhirnya gonto pun mengandung Lafran Pane.Â
Dalam kandungan gonto yang tak berdaya dan kurus kerontang akhirnya Lafran Pane pun lahir dalam keadaan selamat dan tak kurang suatu apapun. Tak selang beberapa bulan Gonto meninggal Dunia.
Lafran Pane sejak kecil dia sudah piatu, dia dirawat oleh neneknya yang sayang kepada Gonto dan cucunya. Akan tetapi Lafran kecil tidak ingin diatur kehidupannya oleh nenek.Â
Dia berusaha mencari kebebasan dengan teman-temannya, terkadang juga lafran sering melanggar nasehat neneknya. Di balik lafran yang bukan penurut itu terkandung sesosok anak kecil dengan pemikiran yang cerdas.
Dari kecil dia sudah disuguhi ilmu agama oleh keluarganya, dia belajar ngaji dikampunya. Lafran terkenal dengan anak yang cepat paham dan cerdas walaupun terkadang bolos dari ngajinya.Â
Suatu saat ketika ayahnya tau bahwa lafran pane sulit di atur dan selalu merepotkan neneknya, maka di pindahlah Lafran Pane ke medan dan di titipkan kepada kakaknya.
Pergilah Lafran Pane ke Medan untuk menuntut ilmu, pertama kali Lafran sungkan menunjukan perilaku semasa di kampungnya. Dia menjaga attitude ketika awal berada di rumah kakaknya, tak selang beberapa lama naluri kebebasan nya muncul lagi.Â
Lafran masih sama menjadi sosok yang tidak mau sekolah dan males menuntut ilmu. Sampai terdengar ke telinga kakaknya bahwa lafran pane sering bolos dari sekolahnya.
Marahlah kakaknya kepada lafran pane, akhirya lafran pane pergi dari rumah kakaknya dan menjadi anak jalanan. Dia bertahan hidup dengan berjualan es, tiket bioskop.Â
Terkadang uang yang di dapatkan digunakan untuk menonton tinju. Karena hobi menonton tinju akhirnya lafran pane tertarik dengan olahraga tinju berkat bertemu dengan petinju senior yang sudah tidak melakukan tinju lagi.
Singkat cerita, Lafran menjadi petinju kecil yang hebat dan menjadi terkenal di kalangan orang jalanan dan orang pasar.Â
Ketika ayahnya mengetahui bahwa lafran sulit diatur dan malah menjadi beban di medan maka lafran pun di pindahkan ke batavia sekarang jakarta. Berangkatlah Lafran dengan sangat berat meninggalkan pulau sumatra untuk pergi ke pulau jawa.
Di perjalan di atas kapal, Lafran Pane berdiskusi tentang organisasi yang ingin melakukan revolusi atau perlawanan terhadap penjajah.Â
Karena Lafran sering membaca karya tulisan dari kakaknya Arimin Pane, akhirnya mulai terbuka pemikiran tentang pentingnya pendidikan dan semangat revolusi. Setelah itu Lafran Pane berjanji ingin menjadi pribadi yang bisa berguna untuk bangsa dan negaranya.
Sampailah Lafran Pane ke Batavia disana dia belajar dengan bersungguh-sunguh. Di batavia lafran pane bertemu dengan tokoh tokoh penting seperti Bung Karno dan Bung Hatta. Begitu juga di Batavia berteman dengan D.N Aidit.Â
Bahkan antara Lafran dan Aidit sering melakukan diskusi kebangsaan. Tidak sedikit perdebatan-perdebatan yang terjadi antara keduanya. Sehingga bagi lafran diskusi seperti itu adalah semangat revolusi bangsa Indonesia.
Di Batavia Lafran bekerja di kantor pemerintahan Belanda, dia menjadi tokoh Indonesia yang mempunyai karir pekerjaan yang bagus diantara pekerja Indonesia. Suatu saat Jepang datang ke Indonesia melalui jalur laut atau udara.Â
Ketika Jepang datang ke Indonesia Belanda pun terusir oleh Jepang. Seolah kedatangan jepang membawa angin segar, tetapi itu salah, Jepang datang ke Indonesia untuk menguasai dan memeras kekayaan untuk bekal persiapan perang dunia ke-2.
Singkat cerita Indonesia terjajah kembali oleh negara Jepang. Banyak tawaran yang di lakukan oleh Jepang untuk mempersiapkan perang dunia ke-2. Mulai dari pembentukan Hehiho, Putera, Keybondan, Saynendan dll.Â
Perekrutan rakyat pun untuk menjadi bagian dari barisan jepang pun tak terhindarkan. Kedatangan Jepang lebih kejam dan sangat mesengsarakan. Banyak rakyat yang jatuh miskin, bangkrut bahkan banyak yang mati karena disiksa.
Bahkan Lafran Pane pernah tervonis Hukuman mati karena terduga memberikan perlawanan kepada Jepang dengan melalui pemikirannya. Akan tetapi Jepang membebaskan Lafran asalkan Lafran harus pergi dari pulau sumatra. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Lafran Pane, dan Pergilah lafran ke jawa lagi.
Ketika perang dunia ke-2 terjadi jepang kalah dan menyerah kepada sekutu. Mendengar kabar bahwa jepang kalah dengan sekutu. Akhirnya bangsa Indonesia memanfaatkan keadaan untuk memproklamasikan kemerdekaan tepat pada tanggal 17 Agustus 1945. Lafran Pane adalah salah satu barisan dari generasai muda yang ikut andil dalam peristiwa proklamasi.
Indonesia merdeka dan menjadi negara transisi dari masa penjajahan dan masa kemerdekaan. Yang mana sangat dibutuhkan sosok yang berfigur kharismatik.Â
Maka Bung Karno dan Bung Hatta lah yang pantas memegang amanah tersebut, sosok yang sudah tidak asing lagi bagi Lafran Pane. Seteah Indonesia merdeka mulailah berdiri kampus perguruan tinggi di negeri ini.
Lafran pane menjadi bagian dari salah satu mahasiswa perguruan tinggi Sekolah tinggi Islam, dari situlah pemikiran Lafran Pane dimulai untuk melancarkan arah dan pemikiran perjuangannya.Â
Maka dibentuklah organisasi mahasiswa islam yaitu HMI singkatan dari himpunan mahasiswa islam. Walaupun banyak penentang dengan berdirinya HMI mulai dari PMY GPII ataupun organisasi islam lainnya.
Pasang surut proses berdirinya HMI Lafran Pane lakukan dengan tabah, terbukti beberapa kali Lafran harus melakukan pengorban kecil ataupun besar. Gerilya pemikiran dan sosialisasi selalu terus di gaungkan dalam lingkup mahasiswa. Tidak sedikit penolakan dan tuduhan kontra revolusi kepada lafran pane dan organisasinya.
Singkat cerita, ketika HMI besar lafran pane menjadi sosok yang terlupakan dikalangan HMI. Bahkan suatu saat ketika Lafran menghadiri kongres pada tahun 60an Lafran Pane dilarang memasuki arena kongres, akan tetapi lafran dengan bijaksana dan rendah hati menerima perakuan tersebut dengan alasan bahwa HMI sudah sangat besar dan sudah banyak kadernya.
Banyak manusia yang tercetak dalam wadah HMI dan tidak sedikit juga yang mendapatkn kesuksesan berkat HMI. Bahkan Lafran sudah beberapa kali di tawari jabatan yang menggiurkan, akan tetapi Lafran sangat rendah hati dan menolaknya. Beberapa di berikan hadiah beliau selalu menolak dan dikembalikan kepada pemberi.
Akhirnya itu yang bisa saya tulis secara singkat, di balik sosok Lafran Pane terdapat kebesaran jiwa yang humanis. Beliau adalah orang yang tegas, bijaksana dan sangat menghargai waktu.Â
Kesederhanaannya tergambar pada kekayaan yang dimilikinya yaitu sepeda tua yang lusuh dan jelek. Lafran tidak pernah mau menerima hadiah apapun oleh siapun bahkan keluarganya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H