Mohon tunggu...
zamzam zainul haq
zamzam zainul haq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STIABI Riyadlul 'Ulum

Allah is everything

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Ludwig Wuttgenstein tentang Filsafat Bahasa

6 Juni 2022   21:10 Diperbarui: 6 Juni 2022   21:20 2768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut Wittgenstein, hakikat bahasa merupakan gambaran logis dalam dunia empiris, yang tersusun dari proposisi-proposisi dan menggambarkan keberadaan suatu peristiwa.

Perkembangan filsafat analitis dilatarbelakangi oleh adanya kekacauan bahasa filsafat. Banyak teori serta konsep filsafat dipaparkan dengan bahasa yang membingungkan, bahkan semakin jauh dari bahasa sehari-hari. Dalam mengatasi kekacauan bahasa filsafat tersebut, tampillah tokoh yang pertama kali meletakkan dasar-dasar filsafat analitis, 

yaitu G.E Moore, yang mengembangkan tradisi analitika bahasa sebagai reaksi terhadap aliran idealisme yang berkembang di Inggris pada saat itu. Melalui karyanya Principa Etihica.

Salah satu tokoh yang memiliki konsep yang lengkap dan inovatif adalah Ludwig Wittgenstein , dengan dua buah karya besarnya Tractus Logico Philosophicus dan Psilosophical investigations. Seluruh filfasat menurut Wittgenstein hanya merupakan suatu metode, yaitu critique of language. Dengan metode tersebut akan semakin terbuka kemungkinan

 untuk melakukan kritik terhadap pemikiran filsafat dan akan semakin dapat diketahui kejelasan konsep-konsep yang bermakna atau tidak bermakna.

Kekacauan dan kekurang jelasan penggunaan bahasa dalam filsafat itu sampai saat ini masih dirasakan. Berdasarkan pengamatan sementara, filsafat dipandang sebagai ilmu yang sulit, membingungkan dan kurang jelas makna yang diungkapkannya. Sehingga banyak orang yang mengalami kesulitan mempelajari filsafat. Kekurang jelasan dalam mepelajari konsep

 filsafat tersebut disebabkan oleh kekacauan penggunaan ungkapan bahasa sehingga jika hal ini berlangsung secara terus menerus dimungkinkan ilmu filsafat akan tersingkir dari khazanah kajian ilmiah.

Melalui karyanya yang pertama, Wittgenstein mengajukan konsep pemikiran tentang bahasa ideal yang merupakan bahasa yang memenuhi komulasi logis, yang mana dijelaskan sebagai suatu gambaran realitas dunia empiris. Adapun di karya yang keduanya, wittgenstein mengajukan konsep ''tata permainan bahasa'' yang digunakan dalam berbagai macam hal konteks kehidupan manusia. Sejak perkembangan ilmu bahasa modern yang dipelopori oleh Ferdinand De Saussure dengan bukunya course of generale linguistics, kajian tentang hakikat bahasa lebih menenkankan aspek struktur yang terlepas dari konteks kehidupan manusia sebagai penutur bahasa, ilmu bahasa dalam dua dasawarsa yang silam tidak memberikan aspek terhadap aspek pragmatis bahasa dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, dewasa ini berkembanglah kajioan pragmatik bahasa, yaitu kajian bahasa yang  menekan objek material bahasa yang digunakan dalam kehidupan manusia.

Berdasarkan perkembangannya, kajian pragmatik dilha,i oleh pemikiran filsafat bahasa, terutama oelh tokoh filsafat analitis yang mengembangkan tradisi Wittgenstein. Berdasarkan permasalahan tersebut, konsep filsafat analitis penting untuk diteliti, kemudian secara heuristis dikembangkan relevansinya bagi pengembangan filsafat bahasa dan dasar filosofis pragmatik.

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut ;

Bagaimanakah hakikat realitas bahasa merupakan suatu gambaran realitas dunia dan bagaimana konsekuensinya terhadap struktur bahasa, batas-batas bahasa, dan ungkapan yang bermakna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun