Sarri sendiri merupakan pelatih yang minim prestasi dengan hanya meraih satu gelar mayor yaitu trofi Liga Europa yang diraihnya bersama Chelsea.
Pertanyaan ini hampir sama ketika Allegri pertama kali datang ke Juventus menggantikan Conte dengan tiga gelar liga beruntun. Namun Allegri mampu menjawab semua keraguan, tidak tanggung-tanggung, Allegri menyumbangkan lima gelar juara liga beruntun. Namun saat itu Allegri tidak melakukan banyak perubahan baik dari segi pemain dan cara bermain.
Sedangkan bersama Sarri, Juventus kemungkinan besar akan mengalami revolusi dari cara bermain dengan Sarri diyakini akan dengan segera menerapkan gaya bermain Sarriball yang menjadi ciri khasnya dan yang membuatnya bersitegang dengan suporter Chelsea.
Namun tuntutan untuk Sarri tidak hanya mempertahankan gelar Serie A semata, Sarri juga diberikan beban harus menjuarai Liga Champions setelah lebih dari 23 tahun absen mengangkat si Kuping Besar.
....
Dengan pemain sekaliber Ronaldo dan Dybala yang tampil seadanya musim kemarin, mampukah Sarri membangkitkan kembali ketajaman keduanya dan mengantarkan Juventus kembali mendominasi liga Serie A serta Liga Champions?
Atau apakah Conte, yang berhasil membawa Juventus dan Chelsea menjadi juara liga pada musim pertamanya menangani klub tersebut, mampu menghadirkan hal serupa saat bersama Inter Milan?
Bagaimana dengan Ancelotti yang menjalani musim keduanya bersama Napoli, mampukan dirinya membuat Napoli mengikuti jejak Milan, Chelsea, PSG dan Bayern Munchen yang dibawanya meraih titel juara liga?
Ataukah ada kejutan lain yang dibuat Fonseca bersama Roma, Giampaolo bersama Milan atau Gasperini bersama Atalanta?
Well, apapun hasilnya, para penggemar Serie A tentu berharap pertarungan pada kompetisi musim depan akan lebih menarik, tidak membosankan, atau Serie A akan semakin ditinggalkan para penikmatnya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H