Mohon tunggu...
zamsul bakhri
zamsul bakhri Mohon Tunggu... Auditor - Planter

Seorang planter, menghabiskan waktu bersama matahari

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Lee Chong Wei dan Setitik Noda di Antara Gelimang Gelar

15 Juni 2019   10:32 Diperbarui: 15 Juni 2019   22:12 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Layaknya Ronaldo dan Messi yang menciptakan begitu banyak rekor di sepakbola, Don Bradman dengan keberhasilan melakukan pukulan sebesar 99,94% pada olahraga Kriket dan terakhir petenis Rafael Nadal yang meraih gelar ke 12 grand slam Perancis terbuka, para olahragawan ini menciptakan sebuah standar tinggi bagi olahragawan lain yang mencoba untuk mengikuti jejak mereka.

Untuk dunia olahraga bulu tangkis, Lee Chong Wei pernah memantapkan diri sebagai pemain tunggal putra nomor satu dunia selama 200 minggu berturut-turut. Sebuah prestasi yang belum bisa disamai oleh pebulutangkis tunggal putra lainnya.

Waktu 200 minggu bukanlah waktu yang sebentar dalam dunia olahraga, setidaknya hal tersebut menggambarkan sebuah konsistensi dalam menciptakan keunggulan fisik dan mental untuk waktu yang lama dalam menghadapi beragam tantangan mulai dari hadirnya lawan tanding yang lebih muda dan bertenaga, tekanan dalam kompetisi dan berbagai situasi lainnya yang tidak dapat diprediksi.

Konsisten menjadi yang Terbaik dari Tunggal Putra

Lee Chong Wei selalu disandingkan dengan Taufik Hidayat dan pebulutangkis asal Tiongkok Lin Dan yang merupakan generasi emas pemain tunggal putra pada awal tahun 2000-an.

Namun dibandingkan dengan Taufik Hidayat dan Lin Dan, Lee Chong Wei membutuhkan waktu empat tahun untuk meraih gelar pertama sejak pertama kali bertanding pada tahun 2000 dalam karir seniornya. Namun dengan semua dedikasi dan kerja keras yang ditunjukkan oleh Lee, gelar juara pada akhirnya akan datang dengan sendirinya.

Dedikasi dan kerja keras inilah yang akhirnya mengantarkan Lee yang akhirnya meraih gelar pertamanya di Malaysia Terbuka pada tahun 2004, yang pada akhirnya menjadi panggung terbesarnya dengan meraih 12 gelar, termasuk tujuh gelar beruntun dari tahun 2008 hingga 2014.

Lee juga mengoleksi masing-masing 6 gelar di Jepang Terbuka dan di Indonesia Terbuka, 5 gelar Hongkong Terbuka serta 4 gelar juara All England. Namun Lee selalu gagal dalam meraih gelar di Kejuaraan Dunia dan Olimpiade pada masing-masing tiga kesempatan berlaga di final, setelah selalu digagalkan oleh pebulutangkis asal Tiongkok, Lin Dan dan Chen Long.

Pemain tunggal putra asal Malaysia ini merupakan pemain dengan gelar juara terbanyak dengan total 69 gelar juara dari berbagai turnamen. Pemain tunggal putra yang masih aktif bermain dengan jumlah gelar yang mendekati Lee Chong Wei yaitu Lin Dan yang sudah berusia 35 tahun dengan total 66 gelar juara. Namun untuk urusan gelar super series, Lee Chong Wei adalah rajanya dengan total 47 gelar meninggalkan Lin Dan dengan 21 gelar.

Noda dalam perjalanan karir

Tanggal 11 November 2014 akan terus diingat oleh Lee Chong Wei sebagai noda terbesar dalam karir bulu tangkisnya yang sangat cemerlang. Pada hari itu Lee dijatuhkan hukuman larangan bertanding selama delapan bulan karena terbukti mengkonsumsi dexamethasone pada saat pengambilan tes urine selepas turnamen World Championship pada Agustus 2014.

Dexamathasone merupakan obat kortikosteroid anti-inflamasi yang akan dianggap legal jika ditemukan pada pemain yang sedang dalam pemulihan cedera, namun akan dianggap ilegal jika ditemukan dalam tubuh atlet selama kompetisi.

Akibat penggunaan doping tersebut, gelar runner up Kejuaraan Dunia 2014 milik Lee resmi dicabut tetapi tetap diperbolehkan mempertahankan dua medali perunggu dari pergelaran Asian Games 2014 yang dilaksanakan pada bulan September.

Selesai menjalani larangan bertanding pada bulan April 2015, Lee langsung tancap gas sejak pergelaran Amerika Terbuka dengan menjadi yang terbaik dengan total tambahan 14 gelar hingga akhir tahun 2018 yang ditutup dengan raihan gelar Malaysia Terbuka.

Penghujung karir

Empat minggu setelah memastikan gelar ke 12 di Malaysia Terbuka, Asosiasi Bulutangkis Malaysia mengumumkan Lee tidak akan bertanding lagi karena memiliki masalah pada sistem pernafasan sebelum akhirnya diumumkan bahwa Lee didiagnosa menderita kanker nasofaring

Meskipun berusaha untuk melanjutkan kembali karir bermainnya, Lee akhirnya menyerah dan menyudahi 19 tahun karir bulutangkisnya yang cemerlang karena alasan kesehatan.

Seteru abadi Lee, Lin Dan, melalui halaman Weibo berkomentar mengenai pengunduran diri Lee Chong Wei dengan menulis "sendirian menuju pertempuran, karena tidak ada seorang teman" serta membagikan sebuah lagu berjudul Don't Cry My Friend milik Liu Fang.

Sedangkan Carolina Marin melalui Twitternya menuliskan "anda akan selalu menjadi pahlawan bagi kami"

Selamat jalan legenda...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun