Mohon tunggu...
zamsul bakhri
zamsul bakhri Mohon Tunggu... Auditor - Planter

Seorang planter, menghabiskan waktu bersama matahari

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepatu Emas Eropa, Ketika Penyerang La Liga Terlalu Mendominasi

1 Juni 2019   10:48 Diperbarui: 1 Juni 2019   11:13 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lionel Messi (sumber : skysports.com)

Sepatu Emas Eropa musim ini resmi menjadi milik Lionel Messi, seperti artikel yang saya buat tiga minggu yang lalu bahwa tidak ada yang bisa menghalangi Messi merebutnya, ini artinya sudah sebelas musim berturut-turut pemenang Sepatu Emas Eropa berasal dari La Liga Spanyol, kecuali pada tahun 2014 dimana Luis Suarez yang saat itu masih memperkuat Liverpool dinobatkan menjadi yang terbaik bersama dengan Cristiano Ronaldo yang sudah bermain bagi Madrid dengan mencetak 31 gol bagi klubnya di liga domestik.

Bagi Messi sendiri, gelar Sepatu Emas Eropa musim ini menjadikan dirinya pemain pertama yang mampu meraih gelar tersebut tiga tahun berturut-turut, dengan total enam gelar, menggungguli rivalnya Ronaldo dengan jumlah empat gelar.

Dominasi penyerang-penyerang La Liga pada perebutan Sepatu Emas Eropa ini dimulai pada musim 2008/09 dimana Diego Forlan yang saat itu memperkuat Atletico Madrid mencetak 32 gol di liga dalam semusim. Dominasi La Liga tersebut diteruskan hingga musim ini oleh Luis Suarez, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.

Jika ditarik lebih lama, sejak 23 tahun yang lalu atau tepatnya musim 1996/97 saat penghargaan ini diberikan oleh European Sports Media. La Liga mendominasi dengan 14 gelar, Liga Premier Inggris 5 gelar (termasuk 2 gelar musim 2004/05 dan 2013/14 yang direbut bersama wakil La Liga dan Liga Premier Inggris), Serie A Italia 2 gelar, Liga Primeira Portugal 2 gelar, Eredivisie 1 gelar dan Liga Premier Skotlandia 1 gelar.

Lalu mengapa La Liga bisa mendominasi?

Dominasi penyerang-penyerang La Liga sendiri lebih banyak dikuasai Messi dan Ronaldo dengan total 9 dari 14 gelar.

Memang ketajaman Messi dan Ronaldo sudah sangat diakui, tapi apakah hanya faktor individu saja yang berpengaruh? Sedangkan di kompetisi domestik yang lain juga memiliki penyerang-penyerang yang mumpuni yang secara skill juga tidak kalah bagusnya.

Dominasi La Liga ini dimungkinkan dengan cara bermain klub-klubnya yang mengacu pada permainan indah khas latin yang lebih terbuka. Memberikan keleluasaan kepada para penyerang sehingga mudah untuk mencetak gol.

Di Liga Premier Inggris, awalnya mengedepankan permainan terbuka dan aktraktif, namun sejak kedatangan Mourinho disusul beberapa pelatih asal Italia yang lebih mengedepankan sisi pertahanan, membuat permainan di Liga Premier Inggris menjadi lebih bervariasi dalam hal taktik yang mengakibatkan para penyerang kesulitan jika berhadapan dengan klub-klub yang jauh lebih kecil karena akan memilih bermain bertahan dengan menempatkan banyak pemain di lini pertahanan.

Dengar saja banyak keluhan para pelatih di Liga Premier jika harus berhadapan dengan tim-tim yang memilih taktik "parkir bus".

Sedangkan Serie A, memang terkenal dengan pertahanan gerendel lewat sistem catenaccio-nya. Sistem ini sangat mengandalkan pertahanan dan berharap memperoleh hasil melalui serangan balik. 

Dengan sistem ini seorang penyerang tidak akan diberikan kebebasan bergerak di lini pertahanan lawan, semuanya mendapatkan pengawalan yang ketat.

Lihat saja Ronaldo yang musim ini harus susah payah untuk membobol gawang lawan.

Dikutip dari otobiografinya, Cristiano Vieri striker legendaris Italia yang pernah bermain bagi Atletico Madrid musim 1997/98 dengan mencetak 24 gol dari 24 pertandingan mengatakan, "La Liga adalah surga bagi para penyerang, mencetak gol disana adalah hal yang mudah".

Sedangkan Carlos Tevez yang pernah bermain di Inggris dan Italia pada situs resmi Juventus mengatakan, "dari semua kejuaraan yang pernah saya ikuti, Liga Italia terasa paling sulit dan lebih taktis".

Sedangkan Ronaldo yang saat ini memperkuat Juventus mengatakan, "Menurut opini saya, (Serie A) ini paling berat untuk para penyerang. Ini adalah liga yang penuh dengan kualitas. Saya tak pernah menyangka liga Italia punya kualitas sebesar ini," tutur Ronaldo pada situs resmi Juventus.

"Prioritas tim-tim di sini bertahan lalu melakukan serangan balik. Tapi beda halnya dengan Spanyol. Permainan lebih terbuka di Spanyol. Liga Inggris di mana saya bermain selama lima tahun juga sama saja" lanjutnya.

Jadi tidak mengherankan jika para penyerang akan kesulitan mencetak gol yang banyak jika bermain di Inggris beberapa tahun terakhir ini dan di Italia dengan pertahahannya, hal yang sudah dibuktikan oleh Ronaldo sendiri.

Namun apakah ini akan mengubur mimpi Ronaldo untuk kembali meraih Sepatu Emas Eropa, kita lihat saja musim depan....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun