Mohon tunggu...
zamsul bakhri
zamsul bakhri Mohon Tunggu... Auditor - Planter

Seorang planter, menghabiskan waktu bersama matahari

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Chelsea: Akhir Dari Maurizio Sarri

25 Mei 2019   10:51 Diperbarui: 29 Mei 2019   08:20 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maurizio Sarri (sumber : fourfourtwo.com)

Seorang manajer baru datang, membawa gaya bermainnya sendiri dan mencoba memaksakannya pada para pemain di lapangan. Saat hasilnya jauh dari ekspektasi, bermunculan gesekan-gesekan antara para penggemar, pemain dan sang manajer yang menjadi permusuhan. 

Penolakan-penolakan yang terus disuarakan oleh para penggemar maupun para pemain akhirnya berujung kalimat perpisahan buat sang manajer dari petinggi klub. Kisah yang belakangan ini cukup akrab ditelinga.

Dalam satu dekade terakhir saja kita sudah menyaksikan bagaimana Roy Hodgson di Liverpool, David Moyes, Louis Van Gaal dan Jose Mourinho di Manchester United, Arsene wenger di Arsenal dan Roberto Mancini di Manchester City yang kehilangan jabatannya karena tidak dapat memuaskan para penggemar.

Dalam beberapa hari kedepan sepertinya hal yang sama akan terulang di Chelsea. Maurizio Sarri dengan "sarriball" yang sukses bersama Napoli di Serie A, tidak mampu berbuat banyak di Liga Premier. 

Meskipun menyelesaikan liga di posisi tiga yang berarti lolos ke Liga Champions dan membawa Chelsea melaju hingga final Piala Liga, meskipun kalah melawan City, serta mencapai final Liga Europa.

Meskipun pada akhirnya Sarri berhasil membawa Chelsea merengkuh gelar Liga Europa, sepertinya hal tersebut tidak dapat menyelamatkannya dari pemecatan.

Bandingkan dengan Emery yang tidak lebih baik bersama Arsenal yang tidak membuat perubahan apa-apa, hanya melanjutkan gaya bermain seperti era Wenger terdahulu. Begitu pula dengan Solskjaer yang dianggap mengembalikan gaya permainan klub meskipun pada akhirnya lebih sering mendapatkan hasil yang mengecewakan.

Tapi mengapa pendukung setia  Chelsea di Stamford Bridge sangat menentang gaya bermain "sarriball"?

Kumandang yel-yel "Persetan Sarriball", bergema di sekitar Stamford Bridge pada awal tahun 2019. Banyak para penggemar menyukai cara bermain seperti ini. Pendekatan pelatih asal Italia tersebut sebenarnya hampir sama dengan gaya bermain yang diterapkan Guardiola bersama City.

Tapi Chelsea yang menikmati kejayaannya di bawah asuhan Jose Mourinho, melihat sepak bola tanpa embel-embel sebagai "cara Chelsea"?

Perbandingan terdekat mungkin adalah ketidaksabaran United terhadap Jose Mourinho, namun kejengkelan itu tidak pernah meluas seperti pembangkangan pemain yang terjadi pada The Blues.

Perbandingan antara Mourinho dan Sarri menunjukkan kontradiksi yang menarik dalam sepakbola dimana bagi Mourinho, seburuk apapun bermain yang terpenting yaitu meraih kemenangan sedangkan bagi Sarri gaya bermain lebih penting, terlepas dari apapun hasil akhir yang diperoleh.

Mungkin ada baiknya penggemar Chelsea sedikit bersabar menghadapi "Sarriball" seperti ketika City diasuh oleh Pep Guardiola pada tahun pertamanya di Inggris. Para penggemar sepertinya tidak terpuaskan dengan visi jangka panjang yang dibawa Sarri dan mengharapkan kesuksesan yang instan.

Pertandingan melawan Arsenal pada final Liga Europa di Baku minggu depan menjadi semacam pembuktian untuk "sarriball". Mungkinkah kemenangan dan raihan trofi Liga Europa cukup untuk membuat publik Stamford Bridge beralih mendukung Sarri?

Namun sepertinya dukungan apapun yang diberikan kepada Sarri akan bersifat sementara. Banyak pendukung Chelsea melihat keberadaan Sarri tinggal menunggu waktu hingga Frank Lampard yang menunjukkan kesuksesan bersama Derby datang untuk mengambil alih.

Para penggemar pada akhirnya mungkin akan berterima kasih pada Sarri. Karena apa gunanya bersemangat menyambut manajer baru jika akhirnya berujung pemecatan pada akhir musim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun