Zinedine Zidane merupakan mantan pemain sepakbola dan dia memahami dengan pasti apa yang ada dibenak para pemainnya saat mendengar isu-isu atau berita yang beredar di media massa mengenai masa depan mereka. Para pemain, sudah pasti memiliki pemikiran mengenai apa yang akan dilakukan untuk musim depan, tetap bertahan atau pindah ke klub lain.
Zidane dan Luca Zidane
Zidane dianggap sebagai pelatih yang baik karena keberaniannya menyampaikan setiap berita kepada para pemainnya secara langsung daripada harus  mendengar dari pihak lain. Baik atau buruk, benar atau salah, itu adalah sebuah keputusan yang harus diambil dan Zidane sendiri yang akan menyampaikannya.
Marcos Llorente, yang pada musim ini menjalani musim yang baik pasti berpikir akan mendapatkan jaminan bermain musim depan, namun Zidane mengatakan kepadanya secara langsung bahwa dia tidak dibutuhkan dalam tim untuk musim depan. Begitu pula Dani Ceballos yang diberikan kesempatan mencari klub baru musim depan.
Demikian juga Keylor Navas, beberapa media mengklaim bahwa Zidane telah memberitahu penjaga gawang yang membawa Real Madrid meraih treble gelar Liga Champions tersebut untuk segera mencari pelabuhan baru. Posisi Keylor Navas sendiri, oleh Zidane rencananya akan menempatkan anaknya, Luca Zidane, sebagai penjaga gawang nomor dua Real Madrid musim depan sedangkan manajemen Madrid sendiri sebenarnya ingin mendatangkan Andriy Lunin sebagai pelapis Courtois.
"Bukan untuk tidak adil kepada pemain lain dikarenakan Luca adalah anak saya tetapi dia telah menghabiskan seluruh waktunya di Madrid dan performanya juga cukup baik," ucap Zidane.
"Saya memberitahu klub bahwa saya ingin Luca menjadi kiper cadangan untuk musim depan, fakta bahwa dia bermain bagi Madrid bukan karena dia adalah anakku", lanjut Zidane.
Perpisahan Gareth Bale & Keylor Navas
Dan yang terpenting adalah bagaimana membahas nasib Gareth Bale, pemain termahal Madrid yang mencetak gol di final Liga Champion musim 2018 yang lalu. Sejak kepergian Ronaldo, semua orang berharap Bale mampu mengambil kesempatan sebagai pemain terpenting klub, namun Bale gagal memenuhi semua ekspektasi tersebut. Cedera dan sering tampil angin-anginan serta kurangnya respek terhadap sesama pemain menjadi penyebabnya.
Zidane memanggil Bale dan mengatakan bahwa dia tidak masuk dalam rencana tim untuk musim depan. Zidane-pun sudah mantap dengan keputusannya terhadap Bale, pada pertandingan terakhir musim ini di Bernabeu melawan Real Betis, Madrid kalah 0-2 dan Bale tidak diberikan kesempatan untuk melakukan pertandingan terakhirnya didepan fans Real Madrid sekaligus mengucapkan perpisahan meskipun masuk dalam daftar pemain cadangan Madrid.
Zidane lebih memilih Karim Benzema, Vinicius Junior dan Brahim Diaz sebagai trio penyerang dan pada saat pergantian pemain, Marco Asensio, Isco dan Lucas Vazquez lebih dipilih Zidane untuk meningkatkan daya serang.
Keputusan yang bagi Bale dirasa tidak adil setelah semua yang dilakukannya di Liga Champions dalam beberapa tahun terakhir.
Setelah wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir, Bale tidak menghampiri fans Real Madrid, lebih memilih menyapa staf Real Betis dan kemudian menghilang di lorong masuk ruang ganti.
Berbeda halnya dengan Keylor Navas yang diberikan kesempatan menjalani pertandingan terakhirnya di Bernabeu dan mendapatkan sambutan hangat dari fans Real Madrid saat menghampiri para pendukung Madrid selepas pertandingan selesai meskipun gawangnya kebobolan dua kali.
Navas sendiri merupakan salah satu pemain kesayangan Zidane, sehingga ini menandakan apakah Zidane pilih kasih terhadap para pemainnya dengan memberikan perlakuan yang berbeda? Termasuk menempatkan sang anak, Luca Zidane sebagai penjaga gawang nomor dua Madrid musim depan?
Membangunkan Real Madrid musim depan
Madrid mengakhirir musim ini dengan kegagalan mempertahankan gelar Liga Champions dan gagal bersaing dengan Barcelona dan Atletico Madrid di La Liga.
"Kami ingin mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf kepada para fans, ini merupakan tahun yang sulit namun kami akan kembali tahun depan dengan mencoba lebih baik dan bersaing meraih trofi." Kata Zidane.
Selama sembilan setengah minggu menangani Real Madrid kedua kalinya, Zidane diharapkan mampu mengangkat moral dan permainan Madrid. Namun lima kemenangan, empat kekalahan dan dua hasil imbang dinilai tidak cukup baik bagi pelatih dengan prestasi yang luar biasa ini.
Zidane sudah memastikan akan melakukan perombakan besar-besaran di skuad Real Madrid. Namun Zidane ingin kontrol penuh terhadap tim, terhadap pemain-pemain yang akan ditendang maupun yang akan didatangkan. Satu hal yang tidak didapatkan Zidane sehingga mengundurkan diri dari jabatan melatih Real Madrid musim lalu.
Sebelum kembali melatih Madrid pada bulan Maret lalu, Zidane sudah dijanjikan hal tersebut oleh Florentino Perez, hal yang diungkit kembali oleh Zidane belakangan ini dengan mengancam kembali mundur dari Madrid.
Musim depan akan menentukan, musim depan akan merubah Madrid menjadi tim Zidane, semakin cepat melepas pemain yang tidak diperlukan dan secepatnya merekrut pemain yang dibutuhkan akan lebih baik bagi Zidane.
Tetapi perombakan skuad besar-besaran musim panas mendatang jelas mengundang kekhawatiran para pendukung Madrid. Yang jelas, memori buruk akhir musim ini masih akan menghantui benak para pemain dan suporter.
Mampukah Zidane membangun Real Madrid kembali dalam semusim...?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H