7. Manchester United (2008/09)
United berhasil menyegel tiga gelar Liga Premier beruntun atau yang kesebelas sejak tahun 1992.
Absennya Owen Hargreaves sedikit melemahkan sektor tengah United, namun lini serang yang sangat menakutkan dengan Berbatov, Rooney, Tevez dan pemenang Ballon d'Or Cristiano Ronaldo membuat United unggul atas Liverpool dan Chelsea di klasemen akhir.
United musim itu hanya kebobolan 24 gol, sama dengan Chelsea, yang menjadi tim dengan kebobolan terendah di liga, dengan Edwin Van Der Sar tidak kebobolan dalam 14 pertandingan beruntun atau 1.311 menit tanpa kebobolan.
6. Chelsea (2016/17)
Pada musim itu Chelsea tidak dijagokan menjuarai Liga Premier dengan Antonio Conte sebagai pelatih baru, namun pada akhir musim Chelsea berhasil mengumpulan total 93 poin, unggul 7 poin dari Tottenham.
Pada awal musim Chelsea berada jauh dibawah bayang-bayang rivalnya dengan berada di posisi kedelapan klasemen pada akhir bulan Desember. Namun perubahan formasi ke 3-4-3 membuat Chelsea meraih 12 kemenangan beruntun dengan enam clean sheet, membuat Chelsea melesat ke papan atas Klasemen.
Kunci kebangkitan performa Chelsea yaitu pada penempatan N'golo Kante dan hadirnya kembali Cesc Fabregas setelah pada awal musim jarang dimainkan Conte dalam formasi 3-4-3 sekaligus mempengaruhi perspektif terhadap penggunaan tiga bek sebagai formasi utama di Inggris.
5. Chelsea (2004/05)
Mlusim 2004/05 merupakan debut Jose Mourinho di sepakbola Inggris dengan taktiknya 4-3-3 yang mengutamakan pertahanan yang solid. Pada musim itu Chelsea hanya kebobolan 15 gol dan mencatatkan 25 clean sheet dengan raihan poin 95 (tertinggi di Liga Premier saat itu) sebuah statistik yang luar biasa.
Formasi ala Mourinho yang membawa Chelsea unggul jauh dari lawan-lawannya ini secara luas ditiru oleh beberapa klub menjelang akhir musim.