10. Leicester (2015/16)
Musim yang luar biasa bagi Leicester setelah hampir terdegradasi musim sebelumnya. Klub asuhan Claudio Ranieri tersebut membalikkan semua prediksi untuk keluar sebagai juara Liga Premier dengan hanya menderita tiga kali kekalahan sepanjang musim. Unggul 10 poin dari Arsenal diperingkat kedua dengan total 81 poin.
Jamie Vardy memecahkan rekor Liga Premier dengan mencetak gol dalam sebelas pertandingan berturut-turut dan Riyad Mahrez dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga Premier.
9. Manchester United (1993/94)
United musim 1993/94 merupakan tim yang tangguh dan paling konsisten. Dengan menjadi pimpinan klasemen sejak pertandingan ketiga hingga akhir musim.
Roy Keane yang baru bergabung dengan United, membuat komposisi lini tengah setan merah yang dihuni Paul Ince, Lee Sharpe, Andrei Kanchelskis serta Ryan Giggs menjadi sangat menjanjikan.
Dengan kepemimpinan dan kharisma Eric Cantona serta keberadaan Peter Sshmeichel dibawah gawang, menjadikan United sebagai tim yang sangat susah dikalahkan. Dari 42 pertandingan, United hanya kalah 4 kali dengan total kebobolan 38 gol, atau pertahanan ketiga terbaik di liga, dan keluar sebagai juara Liga Premier dengan keunggulan 8 poin dari Blackburn Rovers.
8. Chelsea (2005/06)
Chelsea berhasil mempertahankan gelar juara Liga Premier secara back-to-back setelah musim 2004/05 dengan raihan 91 poin. Chelsea menjadi tim paling sulit dibobol dengan hanya 22 gol yang berhasil dicetak lawan sepanjang musim kegawang the blues.
Meskipun penampilan Damien Duff dan Arjen Robben cenderung menurun, namun kedatangan Michael Essien mampu membuat lini tengah Chelsea asuhan Jose Mourinho menjadi lebih tangguh dengan Joe Cole yang kerap tampil brillian di sektor sayap.
Jika dibandingkan dengan musim sebelumnya, Chelsea sebenarnya mengalami penurunan performa, namun dalam hal statistik permainan dan dominasi atas para rival di papan atas, Chelsea mampu unggul.