8. Gervinho (2011 -2013, 46 main -- 9 gol)
Terlepas dari janji managemen Arsenal untuk mendatangkan nama besar pada bursa transfer musim panas 2011, Gervinho didatangkan dari Lille dengan nilai transfer 10,5 juta.Â
Sejak awal, penampilan pemain depan Pantai Gading tersebut jauh dari ekspektasi, terlalu sering berlama-lama saat menguasai bola, tembakannya sering melenceng dan sering salah dalam penempatan posisi.
Di musim 2012/13, Gervinho pindah ke Roma setelah dua tahun di Arsenal.
7. Park Chu-young (2011 -- 2014, 1 main)
Jika jendela transfer musim panas 2011, Arsenal mendatangkan Per Mertesacker, Mikel Arteta, Andre Santos dan striker Korea Selatan Park Chu-young yang diharapkan dapat menutup kepergian bintang-bintang Arsenal seperti Cesc Fabregas, Gael Clichy, dan Samir Nasri.
Park, pemain berusia 26 tahun dan yang memiliki rekor yang kurang impresif bersama Monaco di Ligue 1, ditambah lagi bahwa dia bukan pemain regular langganan timnas (Korea Selatan). Park hanya mencatatkan satu penampilan di Liga Premier melawan Manchester United. Dengan harapan yang begitu rendah, Anda bahkan tidak bisa menyebutnya sebagai kegagalan. Â
6. Marouane Chamakh (2010 -- 2013, 40 main -- 8 gol)
Pada awal musim 2010/11, pemain asal Maroko yang dikontrak gratis dari Bordeaux tampil melebihi ekspektasi, teratur mencetak gol di Liga Premier dan Liga Champions. Namun pada akhir tahun 2010, Chamakh mengakui bahwa dia "benar-benar kehilangan keunggulannya". Dia mulai bermain buruk dan hanya beberapa kali tampil sebagai pemain pengganti.
Chamakh memainkan peran cameo yang mengesankan pada Oktober 2012, mencetak dua gol sebagai pengganti dalam kemenangan luar biasa Arsenal di Piala Liga 7-5 melawan Reading. Namun dia terus diolok-olok oleh pendukung Arsenal dan menjadi bukti kepada managemen bahwa tidak mungkin untuk memenangkan banyak trophy dengan pemain berharga murah.
5. Kim Kallstrom (2014, 4 main)