Mohon tunggu...
Zalfa Nabilla
Zalfa Nabilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Biologi

Mempunyai hobi membaca buku dan menulis, tertarik dengan ilmu sains baik tumbuhan, hewan, dan mikrobiologi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Manfaatkan Limbah Organik Menjadi POC dan Eco Enzym

4 Januari 2025   08:30 Diperbarui: 4 Januari 2025   07:49 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eco enzim dari kulit buah (Sumber: dok pribadi)


Hasil kelanjutan pembuatan POC oleh warga sebagai pupuk utama dalam kegiatan bertanam bawang. Dalam kegiatan ini, efektivitas dari POC pada tanaman bawang diukur dari segi pertumbuhan bawang yang ditanam pada dua jenis pupuk yaitu dengan POC dan pupuk kimia (pupuk beli). Berdasarkan ukuran pertumbuhan bawang, dapat diketahui bahwa penggunaan POC dalam kegiatan bertanam bawang lebih baik jika dibandingkan dengan pupuk kimia (pupuk beli). Namun, perbedaan lain yang ditunjukkan dari hasil penanaman ini adalah perbedaan ukuran daun bawang. Bawang yang ditanam dengan pupuk organik cair memiliki bentuk daun berukuran lebih kecil dibanding dengan bawang yang ditanam dengan pupuk kimia (Jayanti et al., 2020).


Hasil penelitian yang dilakukan oleh Raksun, 2014 tentang aplikasi pupuk organik cair untuk meningkatkan pertumbuhan kedelai (Glycine max L.) menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair dapat meningkatkan pertumbuhan kedelai dan penggunaan dosis pupuk organik cair 3,5 ml/50 ml air memberikan hasil yang terbaik dibandingkan perlakuan lainnya. Pupuk organik cair yang terbuat dari limbah sayuran dan air cucian beras dapat memberikan produktivitas kedelai yang tinggi untuk pertumbuhan tanaman kedelai (Ramadhani & Mahmudah, 2020). Penggunaan pupuk organik cair yang mengandung mikroorganisme Streptomycetes dengan dosis 25 ml.l-1 mampu menghasilkan pertumbuhan yang optimal baik pada parameter pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah batang tanaman kentang (Karamina & Fikrinda, 2016).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun