Mohon tunggu...
Zalfa Nabilla
Zalfa Nabilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Biologi

Mempunyai hobi membaca buku dan menulis, tertarik dengan ilmu sains baik tumbuhan, hewan, dan mikrobiologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mikroplastik dalam Saluran Pencernaan Ikan Kembung

30 Desember 2024   22:00 Diperbarui: 31 Desember 2024   18:38 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alat dan bahan yang digunakan (Sumber: dokumen pribadi)

Hasil analisis mikroplastik pada ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) ditemukan empat jenis yaitu fiber, film, fragmen, dan pellet. Fragmen (Gambar 3a) terlihat keras dan bergerigi, merupakan hasil potongan produk dari plastik yang berukuran lebih besar. Fiber (Gambar 3b) berbentuk benang dan berukuran panjang. Film (Gambar 3d) memiliki warna transparan dan tipis. Film biasanya berasal dari degradasi kantong plastik (Fuad et al., 2019). Pellet (Gambar 3c) terlihat seperti partikel berbentuk bulat, merupakan bahan baku pembuatan plastik yang dibuat langsung oleh pabrik (Sandra & Radityaningrum, 2021). Film dapat diidentifikasi melalui bentuknya tipis dan merupakan hasil degradasi dari kantong plastik ukuran besar; fragmen merupakan partikel mikroplastik yang cukup tebal dengan bentuk tidak beraturan, tajam pada bagian tepi dan tidak dapat dihancurkan dengan menggunakan jarum; pelet berbentuk bulat yang merupakan material mentah pembuat plastik (Sambah et al., 2020).


Jumlah mikroplastik jenis fragmen dipengaruhi oleh lokasi pengambilan sampel yang berada dekat pantai, kegiatan nelayan, dan banyaknya sampah plastik seperti botol-botol plastik. Fiber dapat berasal dari kain sintesis, limbah kegiatan nelayan seperti alat pancing dan jaring ikan. Sumber mikroplastik film berasal dari plastik atau kemasan makanan di perairan yang terdegradasi. Jenis filamen bersumber dari kegiatan mencuci pakaian atau partikel dari serabut kain baju yang terbawa air. Pellet dan granual merupakan mikroplastik primer yang biasanya bersumber langsung dari proses pembuatan plastik, memiliki densitas yang rendah dan berukuran kecil (Azizi et al., 2022).


Faktor yang menentukan persebaran mikroplastik secara vertikal dapat memengaruhi massa dan daya apung dari mikroplastik. Persebaran mikroplastik secara vertikal terpengaruh oleh bentuk fisik dari mikroplastik setelah terjadi degradasi. Mikroplastik dengan bentuk foam dan film biasanya ditemukan pada wilayah pelagis karena densitasnya yang cenderung rendah dan penggunaannya dimaksudkan untuk membuat daya apung suatu benda. Berbeda dengan fragmen dan fiber yang lebih banyak pada wilayah demersal karena densitasnya lebih tinggi dan banyak digunakan sebagai bagian dari alat tangkap ikan. Densitas dari plastik sangat berpengaruh pada transportasi plastik ke habitat demersal. Namun, ada juga jenis mikroplastik yang berbentuk tipis memiliki densitas yang tinggi (jenis polimer selofan) sehingga cenderung berada di dasar perairan (Yona et al., 2021).


Strategi untuk mengendalikan cemaran mikroplastik difokuskan pada pengurangan dari sumbernya, termasuk menggunakan biodegradable dan compostable plastics, dan pengembangan teknologi remediasi untuk membersihkan lingkungan. Salah satu upaya pembersihan yang dapat dilakukan dan berbiaya rendah adalah bioremediasi yang memanfaatkan kemampuan biodegradasi mikroorganisme. Meskipun mikroplastik memiliki persistensi tinggi, mikroorganisme yang teradaptasi masih bisa mendegradasinya. Mikroorganisme yang free-living memiliki kemampuan beradaptasi terhadap hampir semua kondisi lingkungan, termasuk mentransformasi berbagai polimer. Oleh karena itu, mikroorganisme pendegradasi mikroplastik dapat diperoleh dari lingkungan yang telah lama tercemar. Misalnya, bakteri pendegradasi mikroplastik pernah diisolasi dari sedimen mangrove di Malaysia dan kapang pendegradasi polyethylene diisolasi dari air laut (Pikoli et al., 2021).

Alat dan bahan yang digunakan (Sumber: dokumen pribadi)
Alat dan bahan yang digunakan (Sumber: dokumen pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun