Mohon tunggu...
Zalfa Farid
Zalfa Farid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030066)

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030066)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sering Pura-pura Sakit? Bisa Jadi Alami Sindrom Munchausen!

15 Juni 2021   21:10 Diperbarui: 16 Juni 2021   02:23 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada batasan usia berapa yang akan terkena sindrom munchausen ini. anak-anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia pun tidak menutup kemungkinan mengidap gejala sindrom ini.

Namun memang para ahli juga mengatakan bahwa usia remaja menuju ke dewasa lebih sering untuk melakukan gejala sindrom munchausen. Dan sebagian besar dari mereka memang memiliki trauma di masa lalunya.

Oleh karena itu, pengobatan utama yang bisa dilakukan untuk mengatasi sindrom munchausen memang hanyalah konsultasi pada psikologi. Konsultasi ini dilakukan tentu saja untuk mengubah pola pikir dan perilaku penderita yang suka mencari perhatian dengan menyakiti dirinya.

Biasanya akan dilakukan sesi terapi, dan dalam sesi tersebut terapis akan menggali psikologis pasien yang mungkin menjadi alasan ia suka berpura-pura sakit.

Terapis juga pastinya akan menyarankan pasien dengan sindrom munchausen ini untuk menghindari  hal-hal lain yang dirasa membahayakan bagi pasiennya.

Sayangnya tingkat keberhasilan dari melakukan terapi seperti konsultasi psikologis tersebut dirasa masih kurang. Walaupun pasien rajin menjalani terapi, hal ini sedikit sulit karena penderita yang ingin terus dilihat sebagai orang sakit. Untuk itu, diperlukan pendekatan secara perlahan.

Pendekatan yang dilakukan tidak hanya konsultasi antar pasien saja. Konsultasi juga dapat dijalankan oleh keluarga pasien. Keluarga pasien akan diajari cara untuk menghadapi orang yang sedang berpura-pura sakit tersebut.

Terapis juga akan menyarankan pihak keluarga untuk tidak mendukung ataupun menyalahkan perilaku yang dilakukan si penderita sindrom munchausen secara berlebihan.

Cara tersebut diharap akan membantu penderita agar dapat mengurangi rasa ingin berpura-pura sakit dan menyakiti dirinya sendiri. Karena dengan begitu mereka akan merasa bahwa hanya dengan berpura-pura sakit sudah tidak bisa lagi bagi mereka untuk mendapatkan perhatian orang lain, sebagaimana tujuan utamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun