Namun, siapa sangka ternyata Keraton Kesultanan Yogayakarta bukanlah satu-satunya Keraton yang ada di Yogyakarta. Â Terdapat keraton lain yang diberi nama Puro Pakulaman. Keraton ini dipimpin oleh KGPAA Paku Alam X yang sekaligus menjabat sebagai Wakil Gubenur. Lokasinya hanya terletak sekitar 2 km arah timur dari titik 0 Yogyakarta.
Sama seperti keraton pada umumnya, Puro Pakulaman juga dilengkapi dengan unsur catur gatra tunggal. Yaitu terdapat alun-alun, masjid, dan pasar disekitar Keraton tersebut. Hanya saja wilayahnya hanya sebatas Kadipaten Pakualaman dan bangunannya tidak seluas Keraton Kesultanan Yogyakarta.
Menurut penuturan Mas Lurah Jogo Sarono, yang merupakan salah seorang abdi dalem Puro Pakualaman, mengatakan bahwa Puro Pakualaman didirikan oleh putra Sri Sultan Hamengku Buwono I yang bernama Pangeran Notokusumo. Beliau mendirikan Keraton ini setelah diberi gelar sebagai Kanjeng Gusti Adipati Paku Alam I oleh pemerintah Belanda dan diberi mandat untuk memimpin wilayah Kadipaten Pakualaman.
Pada awal berdirinya Puro Pakulaman merupakan siasat Belanda untuk memecah belah Kesultanan Yogyakarta yang dianggap terlalu kuat. Yaitu dengan cara melakukan politik adu domba atau biasa disebut dengan devide et impera. Namun alih-alih menghancurkan kekuasaan Keraton, hal ini justru menjadikan hubungan Keraton Kesultanan dan Puro Pakualaman menjadi erat.
Nah, Setelah Yogyakarta dijadikan Daerah Istimewa dan menjadikan Paku Alam yang bertahta sebagai wakil Gubenur, fungsi Puro Pakualaman sebagai lembaga pemeritahan Kadipaten Pakulaman mulai dialihkan menjadi lembaga pemangku adat jawa. Kini Puro Pakualaman berfungsi sebagai pelindung sekaligus penjaga identitas budaya jawa, khususnya budaya Paku Alam, Yogyakarta.
Keraton Kadipaten Puro Pakualaman memiliki bangunan-bangunan inti yang tak kalah megah dari Keraton Kesultanan, loh. Bangunan tersebut diantaranya Bangsal Sewatama, Dalem Ageng Prabusuyasa, Bangsal Sewarengga, Gedhong Maerakaca, Bangsal Parangkarsa, dan Gedhong Purwaretna.
Bangunan inti tersebut dapat kamu lihat saat memasuki kompleks Puro Pakulaman. dimana mulanya kamu akan disuguhkan dengan taman dan sebuah kolam bunga teratai yang berada di tengah taman. Dan tepat disisi utara taman nampak sebuah bangunan pendopo yang luas, yaitu Bangsa Sewatama.
Bangunan Bangsal Sewatama ini beratapkan limasan berjajar tiga dan diisi dengan seperangkat alat musik tradisional Jawa yang tak lain dan tak bukan adalah gamelan. "Biasanya dipakai buat kalo ada acara-acara penting, nanti ada tari-tarian" ungkap Mas Lurah Jogo Sarono.
Kemudian disebelah barat Bangsal Sewatama, kamu dapat melihat sebuah bangunan yang bernama Bangsal Parangkarsa. Bangunan ini terdiri atas beberapa ruangan seperti kamar tidur, ruang pertemuan, dan bangunan terbuka yang disebut Sewabujana yang dipakai untuk perjamuan makan anggota keluarga Paku Alam.
"sebenernya masih ada lagi, kayak yang diluar itu ada gedung Kepatihan" tambah Mas Lurah sambil menunjuk ke sisi barat Puro Pakualaman. Kepatihan ini berfungsi sebagai kantor Pakualaman.
Selain bangunan inti yang ada, Keraton Puro Pakualaman juga memiliki museum walapun tidak sebesar museum Keraton Kesultanan Yogyakarta. Museum Puro Pakualaman menyimpan berbagai koleksi peninggalan penguasa Pakualaman.