Mohon tunggu...
Zalfa Anindya
Zalfa Anindya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S-1 Kedokteran Universitas Airlangga

Memiliki minat yang mendalam dalam dunia kesehatan dan ilmu kedokteran.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Artikel Utama

Nama Mahasiswa Kedokteran, Apakah Lebih dari Sekadar Gengsi? Mahasiswa Baru Wajib Tahu!

14 Juni 2024   15:57 Diperbarui: 19 Juni 2024   09:30 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "Medstudent" (Freepik/@lifeforstock)

Bagaimana hasil SNBT, SNBP, dan jalur lain SNPMB kemarin? Masih terpikirkah Anda mengenai hasil layar berwarna biru merah itu?

Artikel ini membahas realitas keadaan program studi kedokteran di Indonesia, terutama kalian mahasiswa baru dengan almamater universitas impian kalian maupun yang sedang memimpikan kedokteran sebagai pilihan 1.

Kondisi Praktisi Medis di Indonesia akhir-akhir ini

Sudahkah kalian mendengar desas-desus mengenai maraknya universitas yang sedang membangun prodi kedokteran baru, dari universitas swasta hingga negeri. Pernahkah kalian terpikirkan tentang alasannya?

Mari kita bahas dahulu dari kondisi praktisi medis di Indonesia saat ini.

Dikutip dari Faktanya rasio dokter di Indonesia masih di bawah standar WHO. Bank Dunia tahun 2020 menyatakan bahwa rasio dokter di Indonesia adalah kedua terburuk di Asia Tenggara dengan 0,4 dokter per 1000 penduduk. Padahal standar dari WHO adalah 1 dokter per 1000 penduduk.

Sementara untuk dokter spesialis ketersediaannya lebih rendah lagi yaitu 0,2 dokter spesialis per 1000 penduduk. Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan mengupayakan peningkatan jumlah dokter di Indonesia.

Hal ini bisa di kritisi lagi, dengan banyaknya gelar dr. dari berbagai universitas, apa bedanya kalian yang sedang menginjakkan kaki di PTN impian kalian sebagai mahasiswa baru?

Apakah IPK dan akreditasi bisa menjunjung tinggi nama kalian sebagai mahasiswa kedokteran hingga lulus mendapatkan gelar dr. nanti? Apa yang perlu kalian sadari dan persiapkan saat membawa nama universitas di berbagai aktivitas maupun perkuliahan kedokteran yang terkenal dengan kuliah, diskusi, tugas, ujian, dan berulang lagi.

Hal ini saya sadari sembari saya melakukan kunjungan rumah sakit sebagai salah satu kewajiban salah satu blok di semester 2. Bahwa pandangan mahasiswa prodi kedokteran sekarang sudah tidak memiliki nilai yang seharusnya dimiliki dokter praktisi kedepannya.

Dengan semakin cepatnya lulusnya S1 kedokteran, semakin dipersempitnya kurikulum kedokteran, kami mahasiswa dituntut untuk tidak hanya ahli dalam akademik tetapi juga dalam non akademik.

Yang perlu kalian sadari pertama adalah bahwa kalian bukan siswa lagi, melainkan mahasiswa yang sedang membawa nama universitas di setiap langkah kalian, terutama kedokteran yang sangat menjunjung tinggi peraturan, etika, dan tata krama yang tercerminkan di sumpah dokter nanti.

Apa saja yang wajib kalian ketahui sebagai mahasiswa baru?

Realita Kehidupan sebagai Mahasiswa Kedokteran

Kuliah, diskusi, tugas, ujian, dan berulang lagi. Realita, Intensitas lelahnya? Jam tidurnya? Status sosial didepan teman SMA dan saudara? Tingkat stresnya? Finansialnya? Kalian harus siap bertanggung jawab atas alasan Anda memilih prodi kedokteran dengan motonya long life learner.

Hal ini bukan hanya kata-kata saja, tetapi realitas. Tiap bulan diberi makanan berupa ujian, tidak ada kata berhenti sejenak untuk juga memikirkan organisasi, kompetisi, hingga kewajiban universitas lain.

Dedikasikan ujian bukan sebagai agar tidak remidial

Belajar bukan berarti hanya untuk ujian saja, ujian bukan hanya untuk tidak remidial saja, melainkan putar mindset kalian jika menjadi mahasiswa kedokteran yang tak mau tekun untuk memahami subjek pelajarannya, tidak hanya akan mengalami remidial ujian, tetapi juga membahayakan keselamatan calon pasiennya kelak di masa depan.

Gagal dalam satu ujian bukan akhir dari segalanya! Ingat bahwa tidak ada dokter yang tiba-tiba ahli dalam praktik dan luas ilmunya tanpa latihan yang penuh dengan kegagalan.

Mahasiswa kedokteran menjunjung tinggi SUMPAH DOKTER

Apa gunanya mendapatkan gelar dr. dari salah satu universitas ternama jika akhirnya menjadi dokter yang tidak menjunjung tinggi SUMPAH DOKTER, dokter tanpa empati yang hanya mencari rupiah dan memandang pasien sebagai bisnis ekonomi, objek yang tidak memiliki kepentingan emosional apa pun selain diberikan kertas resep obat, sembari menuntut orang lain selain profesinya agar menghormatinya hanya karena gelar dr. yang dimilikinya, terutama kalian mahasiswa yang masih berjuang melewatinya.

Bagaimana dengan realitas kondisi di rumah sakit di Indonesia sekarang, lihat saja. Apakah mayoritas merupakan orang yang berkemampuan, bagaimana dengan IGD maupun lobi rumah sakit yang penuh dengan pasien dari lokal maupun luar pulau yang tidak mampu membayar transpor pulang dan harus menginap? Disinilah sesungguhnya kalian dinilai empatinya sebagai mahasiswa praktisi maupun dr. nanti, entah sebesar apa pun IPK kelulusan kalian.

Selanjutnya tidak kalah penting, yaitu membahas etika dan tata krama, kalian mahasiswa baru nanti juga pasti diwajibkan untuk mengetahui peraturan mulai dari cara berpakaian dari ujung kepala hingga ujung kaki, bagaimana cara berkomunikasi dengan dosen, dokter, profesor, dan civitas universitas, serta komunikasi menghadapi pasien yang benar.

Menjunjung tinggi kesejawatan

Dari berbagai realitas diatas jangan berkecil hati, karena kalian tidak sendiri dalam berjuang.

Carilah relasi, pertemanan yang mendukung tidak hanya dalam akademik saya, tetapi juga memenuhi kebutuhan spiritual dan psikis kalian. Serta organisasi yang sepadan dengan minat dan bakat kalian, elak asumsi bahwa mahasiswa kedokteran adalah remaja apatis yang hanya belajar saja tanpa memiliki nilai tambah.

Percaya dengan diri kalian

Kalian diterima sebagai salah satu mahasiswa kedokteran di universitas ternama bukan berarti kalian tidak layak. Pikirkan lagi perjuangan kalian menggapai impian kalian dahulu, jika memasuki masa sulit untuk bertahan.

Buatlah alasan kalian berjuang dahulu diterima, hingga ada dari kalian yang merelakan segalanya, sebagai bekal untuk selalu bertahan. Karena tidak hanya sulit masuk saja, bertahan di prodi terketat ini juga sulit, kalian hebat sudah memulainya dan melewatinya!

Pasti terpikirkan mengapa hal ini wajib diketahui? Karena jika tidak, sangat sulit sekali bertahan di prodi kedokteran jikalau hanya teguh dengan pendirian bahwa nilai adalah segalanya, terutama lingkungan kalian yang sudah berubah. Tidak ada lagi gelar terpintar di kelas, apa pun latar belakang kalian nantinya.

Percaya dengan moto "Masa depan adalah milik mereka yang menyiapkan hari ini." Terutama kalian mahasiswa baru yang masih dalam euforia masa SMA, perlu kalian sadari bahwa diterima bukanlah akhir dari perjuangan, namun halaman baru dalam memulai perjalanan panjang.

Semangat menggapai impian calon dokter sejawat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun