Yang perlu kalian sadari pertama adalah bahwa kalian bukan siswa lagi, melainkan mahasiswa yang sedang membawa nama universitas di setiap langkah kalian, terutama kedokteran yang sangat menjunjung tinggi peraturan, etika, dan tata krama yang tercerminkan di sumpah dokter nanti.
Apa saja yang wajib kalian ketahui sebagai mahasiswa baru?
Realita Kehidupan sebagai Mahasiswa Kedokteran
Kuliah, diskusi, tugas, ujian, dan berulang lagi. Realita, Intensitas lelahnya? Jam tidurnya? Status sosial didepan teman SMA dan saudara? Tingkat stresnya? Finansialnya? Kalian harus siap bertanggung jawab atas alasan Anda memilih prodi kedokteran dengan motonya long life learner.
Hal ini bukan hanya kata-kata saja, tetapi realitas. Tiap bulan diberi makanan berupa ujian, tidak ada kata berhenti sejenak untuk juga memikirkan organisasi, kompetisi, hingga kewajiban universitas lain.
Dedikasikan ujian bukan sebagai agar tidak remidial
Belajar bukan berarti hanya untuk ujian saja, ujian bukan hanya untuk tidak remidial saja, melainkan putar mindset kalian jika menjadi mahasiswa kedokteran yang tak mau tekun untuk memahami subjek pelajarannya, tidak hanya akan mengalami remidial ujian, tetapi juga membahayakan keselamatan calon pasiennya kelak di masa depan.
Gagal dalam satu ujian bukan akhir dari segalanya! Ingat bahwa tidak ada dokter yang tiba-tiba ahli dalam praktik dan luas ilmunya tanpa latihan yang penuh dengan kegagalan.
Mahasiswa kedokteran menjunjung tinggi SUMPAH DOKTER
Apa gunanya mendapatkan gelar dr. dari salah satu universitas ternama jika akhirnya menjadi dokter yang tidak menjunjung tinggi SUMPAH DOKTER, dokter tanpa empati yang hanya mencari rupiah dan memandang pasien sebagai bisnis ekonomi, objek yang tidak memiliki kepentingan emosional apa pun selain diberikan kertas resep obat, sembari menuntut orang lain selain profesinya agar menghormatinya hanya karena gelar dr. yang dimilikinya, terutama kalian mahasiswa yang masih berjuang melewatinya.
Bagaimana dengan realitas kondisi di rumah sakit di Indonesia sekarang, lihat saja. Apakah mayoritas merupakan orang yang berkemampuan, bagaimana dengan IGD maupun lobi rumah sakit yang penuh dengan pasien dari lokal maupun luar pulau yang tidak mampu membayar transpor pulang dan harus menginap? Disinilah sesungguhnya kalian dinilai empatinya sebagai mahasiswa praktisi maupun dr. nanti, entah sebesar apa pun IPK kelulusan kalian.
Selanjutnya tidak kalah penting, yaitu membahas etika dan tata krama, kalian mahasiswa baru nanti juga pasti diwajibkan untuk mengetahui peraturan mulai dari cara berpakaian dari ujung kepala hingga ujung kaki, bagaimana cara berkomunikasi dengan dosen, dokter, profesor, dan civitas universitas, serta komunikasi menghadapi pasien yang benar.
Menjunjung tinggi kesejawatan
Dari berbagai realitas diatas jangan berkecil hati, karena kalian tidak sendiri dalam berjuang.
Carilah relasi, pertemanan yang mendukung tidak hanya dalam akademik saya, tetapi juga memenuhi kebutuhan spiritual dan psikis kalian. Serta organisasi yang sepadan dengan minat dan bakat kalian, elak asumsi bahwa mahasiswa kedokteran adalah remaja apatis yang hanya belajar saja tanpa memiliki nilai tambah.
Percaya dengan diri kalian
Kalian diterima sebagai salah satu mahasiswa kedokteran di universitas ternama bukan berarti kalian tidak layak. Pikirkan lagi perjuangan kalian menggapai impian kalian dahulu, jika memasuki masa sulit untuk bertahan.