Tanyakanlah, pada perantau yang telah meninggalkan kampung halaman selama belasan bahkan puluhan tahun. Bagaimana rasanya interaksi sosial di kampung halaman?
Mungkin tak persis sama seperti dulu. Ketika orang-orang serta situasi dan kondisi kampung halaman yang berubah dan terus berganti seiring waktu.
Namun, memori di bilik otak kecil akan terus menyimpan kredo: Rantau adalah tempat orang, Kampung Halaman adala tempat sendiri.
Kelima. Salat Id di Lapangan.
Poin ini, kukira alasan khusus terkait penyebab rindu pulang kampung pada saat ramadan atau jelang lebaran. Karena kebiasaanku begitu.
Saat wabah covid masih berkuasa. Lebaran terasa hampa. Sebab, tak ada salat id di lapangan. Karena aturan tentang batasan pengumpulan massa.
Salat id di lapangan itu, adalah cara termudah berkumpul bersama dengan kerabat, jiran tetangga serta teman-teman lama. Entah, teman semasa kecil. Saat sekolah dasar,menengah dan menengah atas. Dan seterusnya.
Setidaknya, usai salat kita bisa bertukar kabar, cerita singkat, mungkin juga melakukan foto bersama. Sesuatu, yang diyakini belum tentu bisa terulang lagi.
Terakhir...
Kukira, masih banyak alasan rindu kampung halaman yang bisa diungkap dan dituliskan. Atau teman-teman Kompasianera juga memiliki alasan berbeda?