Berikut, aku tulis beberapa di antaranya, ya?
Pertama. Orangtua dan Sanak Saudara.
Agaknya, bakalan sepakat dengan poin pertama ini, kan? Terlepas dari keberadaan atau ketiadaan orangtua juga sanak saudara, kan?
Jika pun, tak lagi ada orangtua dan sanak saudara di kampung halaman, menziarahi kuburan serta bersilatuhmi dengan tetangga lebih dari cukup sebagai pengobat rindu.
Bila ada sanak saudara, coba bayangkan suasana ketika berkumpul bersama, kemudian bergantian merajut ulang benang-benang nostalgia di masa kecil, kan? Aih, seru!
Kedua. Masakan Ibu.
Tadi, aku membaca artikel Uda Irwan Rinaldi Sikumbang, bahwa salah satu Kompasianers senior yang biasa kusapa Uda Ir, menulis tentang "Sambal Lado Batanak"! Duh. Akupun langsung ingat masakan ibuku (Amak).
Berbahagialah bagi yang masih memiliki Ibu. Agaknya, cinta pertama semua anak jika terkait urusan lidah dan selera, adalah masakan ibu. Apapun alasannya!
Sejak kecil, aku punya masakan favorit "Tumis Pedas Kangkung" buatan ibuku. Jadi, mau pakai resep wah atau tempat yang mewah sekalipun. Lidahku sudah kadung memutuskan, tumis kangkung buatan ibuku yang terbaik di dunia!
Ketiga. Tentang Tempat dan Suasana: Masih Sama atau Berbeda.
Hidup di perantauan. Berapapun lamanya, akan sukar menyamai kebebasan dan keleluasaan seperti saat kita menikmati suasana di kampung halaman sendiri, kan?
Walau terkadang, ada rasa sedih ketika hamparan sawah yang begitu luas di masa kecil. Saat ini. Telah berganti dengan bangunan-bangunan bertembok tinggi serta berpagar jeruji besi!
Walau tak lagi banyak teman dan kerabat yang bisa ditemui dan dikunjungi. Namun, sambil menikmati suasana di kampung halaman, setidaknya bisa memapas pekat kenangan di masa lalu.
Keempat. Kebersamaan dan Keakraban.