"Wuidih! Abang tampak putih sejak puasa!"
"Yo jelas! Selama bulan puasa, aku jarang ke hutan!"
"Seriusan! Biasanya, kulit Abang agak..."
Aih, komunikasi di atas, acapkali kualami selama ramadan. Berkali-kali. Dan bertahun-tahun. Akan ada percakapan dengan tema itu.
Kenapa begitu? Sebagai pemilik kulit condong coklat yang nyaris sawo mutung, serta mengingat aktivitas keseharianku yang dominan di luar rumah, tak ayal lagi, kulitku menjadi gelap gegara terpapar cahaya matahari.
Namun, yang aku tulis kali ini, bukan tentang kulit putih mulus, atau tentang kulitku yang gelap mutung. Tapi bagaimana kulit bisa tetap sehat di bulan puasa, tah?
Karena tak punya keahlian di bidang kecantikan atau kesehatan, apatah lagi kesehatan kulit. Jadi aku tulis saja beberapa asumsi secara kiramologi, alasan kulit tetap sehat terjaga saat berpuasa, ya?
Pertama. Lebih Banyak Minum, Gegara "Takut Kehausan' Saat Berpuasa!
Silakan lakukan survey dadakan, dengan bertanya pada teman yang berpuasa. Lebih sulit menahan lapar atau haus? Hematku, akan banyak memilih jawaban kedua!
Nah! Kalau di hari-hari biasa, jika haus bisa menegak minuman kapan saja, maka hal itu tak bisa dilakukan selama berpuasa. Sehingga, peluang untuk minum itu hanya terbuka di saat sahur atau berbuka.
Begitu juga dengan jumlah air minum yang dikonsumsi. Dii saat sahur atau berbuka, kita lebih banyak minum dibanding makan, tah?
Mental "takut kehausan" selama berpuasa ini, mendorong kita untuk lebih banyak mengkonsumsi air minum. Nah, ketika cairan tubuh di dalam tercukupi, tak hanya membuat tubuh kita kuat, namun kulit pun menjadi sehat.