[Kali ini, bukan suara ambulan. Tapi sebuah pengumuman]
"Diharapkan memasang Bendera di depan rumah!"
Hari Pertama.
Dwiwarna berjemur sejak pagi. Melepas penat dari pengap isi lemari. Terpasung pada tiang-tiang kayu dan bambu. Menghuni tepian jalanan berdebu. Menyalakan alarm ingatan. Sesaat lagi Agustusan.
Pagi Kedua.
Dwiwarna merunduk di tiang penyangga. Usai semalaman memeluk hujan yang menyapa. Menjadi saksi sepi riak-riak perjuangan. Tertelan riuh ulir-ulir kehidupan. Mereguk satu alasan. Bertahan.
Pagi Ketiga.
Dwiwarna masih berkibar di udara. Mencari pencuri asa yang tersia. Sibuk menyibak butiran doa yang tersisa. Berharap anak-anak negeri tak lupa. Pengorbanan bukan selongsong hampa.
[Usai senja. Di beranda.]
"Ayah, besok upacara?"
"Pengibaran bendera, Nak!"
"Kan, sudah?"
"Tapi, besok hari merdeka, Nak!"
Curup, 16.08.2021
Zaldy Chan