"Itu jalan negara. Propinsi yang tanggung jawab mengusulkan."
Aih. Selain ada jalan negara, ada juga jalan propinsi serta kabupaten. Perawatannya beda tanggung jawab. Aku menduga, mungkin dianggap keliru, jika pihak kabupaten memperbaiki jalan, yang ternyata itu negara atau propinsi.
Sepertinya, sebelum ngamuk-ngamuk, bikin surat pernyataan atau demo ke DPRD dan Bupati gegara jalan di depan rumah berlubang dan rusak parah.
Sebaiknya cari tahu dulu, jalan itu  milik siapa dan tanggungjawab siapa? Biar aksi demo, tak salah alamat! Hiks....
Begitulah! Pada zaman kekinian, terjadi perubahan fungsi juga tujuan dari keberadaan jalan. Sedihnya, perubahan itu terlambat disadari oleh pengguna atau pemakai jalan.
Tak sedikit orang yang menjadikan jalanan sebagai sumber kehidupan dan penghidupan. Bagiku, jalanan juga menjadi sumber pengalaman.
Di jalanan, kita bisa dengan mudah menemukan dan menerima persamaan. Namun, idealnya juga mudah untuk saling menerima dan menghargai perbedaan. Sepakat, kan?
Udah dulu, ya? Tulisan ini malah menjadi panjang, gegara membahas jalan! Apalagi kalau menulis jalan kenangan? Ahaaay....
Curup, 05.06.2021
Zaldy Chan
[Ditulis untuk Kompasiana]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H