"Akibat Hujan Semalaman, Terdapat 3 Titik Kubangan di Istana Negara"
Hanya gegara si penulis tak bisa membedakan antara "kubangan" dan "genangan". Mengerikan!
Menurutku, tak ada salahnya mengajak anak untuk "mencemburui" masa lalu. Agar tak dimaknai secara keliru.
Tentu saja dengan berbagai batasan dan jenjang usia. Dengan tujuan berbagi pengalaman atau pengetahuan. Termasuk "kegagalan dan kebodohan" yang pernah dilakukan.
Poinnya, anak jadi tahu hal yang dilalui orangtuanya, serta berlatih mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah-kisah dulu. Hematku, tak perlu khawatir dianggap bukan orangtua sempurna di mata ananda.
Toh, bulan purnama yang biasa tampak sempurna, tak akan bermakna jika dipandang dengan rasa hampa. Iya, kan?
Siapa tahu, dengan mengulang nostalgia, malah semakin merekatkan ikatan rasa (bonding) antara anak dan orangtua.
Atau seperti yang kualami, saat menemani anakku latihan renang kemarin.
"Ayah! Gerakan kakinya salah!"
"Hah?"
"Itu gaya dada. Kalau gaya bebas, kakinya lurus!"
"Ini gaya kampung, Nak!"
Curup, 03.06.2021
Zaldy Chan
[Ditulis untuk Kompasiana]