Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Caraku Mengolah Rasa Menjadi Kata

28 Mei 2021   17:17 Diperbarui: 28 Mei 2021   18:07 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mengalami dan merasakan langsung, adalah peluru paling tajam untuk menyusun kata-kata yang mewakilkan rasa."

Bagiku, akan berbeda kenikmatan membaca tulisan hasil dari pelaku, saksi mata atau dari penutur yang bukan keduanya.

Ukuran paling gampang adalah, membaca ulasan final dramatis liga UEFA yang ditulis oleh penggemar Manchester United. Karena berujung kekalahan tragis lewat drama adu penalti dengan skor fantastis, 10-11!

Memilih Momentum

Bagi orangtua, menurutku, momentum melepas anak untuk merantau, apatah lagi untuk menyelesaikan pendidikan. Biasanya menciptakan beragam rasa.

Hal Itu kemudian terakumulasi dalam asa dan doa. Terkadang tanpa berucap kata-kata. Hanya airmata. Karena, aku pribadi lumayan terlatih menata airmata. Jadi, aku memilih momentum percakapan di ujung perpisahan itu.

Sesungguhnya, ada beberapa pilihan momentum keberangkatan si Sulung yang bisa kutulis.

Tentang kisah di meja makan, saat kutemani si Sulung makan sesudah salat Jumat. Atau tangisan Amak (Ibuku), juga adik-adik si Sulung yang melepas Abang dalam diam sambil bertukar salam dan berpelukan.

Juga penggalan cerita selama perjalanan di atas motor biru, saat kuantar si Sulung menuju loket pemberhentian bus, yang berjarak 10 kilometer dari rumah. 

Namun, yang ingin kusampaikan adalah, "anak sulungku berangkat ke Padang".

Menimbang Kata

Sebagian pembaca, mungkin sudah mengenal caraku mengolah rasa dengan kata-kata. Entahlah! Dalam hal menulis, aku berusaha berhati-hati menata kata. Terkadang melalui berbagai pertimbangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun