Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Mungkinkah Ungkapan Maaf Tak Sekadar Tradisi Komunikasi Saat Idul Fitri?

13 Mei 2021   20:28 Diperbarui: 14 Mei 2021   08:22 2046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ungkapan Maaf (sumber gambar: pixabay.com)

Bagi orang barat, memegang atau mengusap kepala adalah hal biasa. Bahkan dianggap teman dekat. Lihat saja selebrasi para pesepak bola.

Namun, di Indonesia, jangan coba-coba sembarang usap kepala! Apalagi kepada orang yang berusia lebih tua, tah? Itu dianggap salah atau perilaku tak santun.

Berbeda halnya dengan para petarung. Anggaplah petinju atau petarung martial art. Setelah saling hajar, baku pukul hingga berdarah atau cedera parah.

Cara mereka menyelesaikan? Cukup dengan bertukar salam atau saling berpelukan. Bagiku, itu cara meminta maaf yang elegan! Walau tanpa ucapan lisan dan tanpa tulisan. Karena berkaitan erat dengan jiwa sportivitas dan supportivitas.

Andai ungkapan saling memaafkan setara saling mencintai (sumber gambar: pixabay.com)
Andai ungkapan saling memaafkan setara saling mencintai (sumber gambar: pixabay.com)
Terus?

Aku membayangkan. Betapa damainya, jika tradisi komunikasi saling memaafkan itu, tak hanya terjadi pada momen idul fitri, tapi melekat dalam kehidupan sehari-hari.

Ketika kemacetan interaksi antar pribadi, diwarnai dengan ungkapan maaf. Entah melalui lisan, tulisan apalagi jika diiringi perbuatan.

Sehingga, ungkapan memaafkan dan dimaafkan, tak sekadar simbolik dan seremonial di hari raya. Tapi melekat sebagai panggugah jiwa.

Aih, alangkah indahnya! Andai saling memaafkan, setara dengan kalimat saling cinta dan saling rindu. Aduhaaay...

Curup, 13.05.2021
zaldy chan
[Ditulis untuk Kompasiana]

Selamat Merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1442 H
Mohon Maaf Lahir dan Batin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun