Pertama: (Secara) Nyata.
Karena tak diiringi contoh. Secara kelirumologi, kumakna virtual diartikan (secara) nyata itu, seperti Presentasi dengan gambar 3 dimensi seorang pengembang perumahan kepada calon investor. Â Sehingga disain kawasan perumahan yang akan dibangun terlihat nyata.
Kedua. Mirip atau Sangat Mirip dengan Sesuatu yang Dijelaskan.
Makna virtual dalam arti kedua ini. anggap saja seperti figur binatang purba semisal Dinosaurus atau Brontosaurus. Bagi penyuka game bola, profil pemain yang ada pada aplikasi Winning Eleven, PESÂ atau Footbal Manajer.
Ketiga. Tampil atau Hadir dengan Menggunakan Perangkat Lunak Komputer.
Nah, agaknya makna ketiga ini yang dipakai oleh pengguna istilah Bukber Virtual. Tidak menitik beratkan pada kesamaan tempat. Tapi pada waktu yang sama, melakukan kegiatan serupa. Â Misalnya menggunakan aplikasi Zoom Meeting yang jamak dilakukan.
Jadi, jika balik lagi pada tema hari ini: "Bukber Virtual, Memang Bisa?" Sekali lagi, jawabannya bisa! Pijakannya? Merujuk pada makna virtual ketiga yang terdapat dalam kbbi V. Ahaaay...
Terus?
Kukira tak adil juga, jika dibandingkan antara Bukber konvensional atau tradisional dengan Bukber virtual, kan? Karena berbeda cara, pasti akan berbeda pula kesan serta kenangan yang didapatkan.
Balik lagi pada tujuan awal dilakukannya Bukber itu. Apatah lebih mengutamakan kebersamaan, saling bertukar sapa, tawa dan canda. Atau bertujuan untuk makan bersama di waktu dan tempat yang sama.
Bagiku pribadi. Tak masalah bukber dalam bentuk apapun. Sing penting bisa berbuka di waktu berbuka!