"Main bola sesudah tarawih, Yah!"
"Jajan sosis telur!"
Dua jawaban ini, hadir dari mulut anakku. Setelah kuajukan pertanyaan sebagai upaya menggali bahan untuk menulis tema Samber 2021 Hari ke 3. Â "Apa khas Ramadan yang dirindukan?"
Jawaban pertama, berasal dari lelaki kecilku. Biasanya, setelah salat Tarawih yang selesai paling lama pukul 9 malam. Anak-anak masih berkumpul di halaman Masjid Al Jihad Curup. Bermain kejar-kejaran atau bermain sepakbola dengan bola plastik.
Jawaban kedua, dari anak gadisku. Sejak maghrib, biasanya pedagang keliling sudah mangkal di luar pagar masjid, yang menawarkan aneka jajanan.Â
Mulai dari cilok kuah kacang, aneka gorengan, sosis telur, sate hingga bakso gerobak. Karena berbuka di rumah, maka tradisi sesudah tarawih adalah jajan.
Karena anak-anak belum mau pulang. Maka para orangtua akan menemani. Berkumpul dan membentuk kelompok-kelompok kecil. Selain bertukar cerita, terkadang ada saja yang membawa makanan sisa berbuka untuk dinikmati bersama.
Sejak pandemi korona setahun lalu, tradisi berrmain, jajan dan berkumpul setelah tarawih itu menghilang! Jamaah yang datang, jauh berkurang. Hal ini, tentu saja berpengaruh pada minat para pedagang untuk datang. Ujung-ujungnya? Usai salat  tarawih, jamaah langsung pulang. Hiks...
Pertama. Gerakan Ramadan Anak-anak.
Ini adalah kegiatan khusus yang diadakan pengurus masjid untuk anak-anak. Dengan membentuk panita terdiri dari remaja masjid (Risma). Ide awalnya, untuk mengatur pelaksanaan salat tarawih bagi anak-anak. Agar tak terjadi keributan yang mengganggu orangtuanya saat pelaksanaan ibadah.