Saat ini, permainan catur tak hanya kompetisi catur klasik (Clasic Chess) dengan durasi minimal 90 menit. Tapi juga ada catur cepat (Rapid/Blitz Chess) berdurasi 10-5 menit. Selain itu, dari cara bermain, ada juga catur buta (Blind Chess) yang bermain tanpa melihat papan, tapi dengan mengingat notasi langkah. Ngeri? Belum!
Di dunia maya, beragam aplikasi catur juga menyediakan jenis permainan "Puzzle Chess". Mirip-mirip permainan "3 langkah mati" yang seringkali hadir di pasar malam. Seperti namanya, pemain diajak untuk menaklukkan teka-teki untuk menemukan langkah paling presisi.
Ada juga permainan "Chess 960". Di mana susunan perwira diacak sedemikian rupa, berbeda dari susunan perwira pada permainan catur yang kita kenal. Saat ini, malah lagi booming "Bullet Chess"Â . Permainan yang hanya menyediakan waktu 1 menit untuk para pemain.
Begitulah! Tiga alat ukur berupa Penguasaan Teori, Melakukan Praktik serta Teruji dalam Kompetisi, bisa menjadi pedoman untuk kualitas permainan seseorang. Terus, aku pun berharap "Demam Catur" ini, tak kunjung pulih! Hihi...
Bagiku pribadi, kasus Dewa Kipas, cukup menjadi pelajaran untuk kembali mengukur diri. Dalam bermain catur, cukuplah aku puas merasakan menjadi juara catur di kedai kopi yang setiap lima menit berganti.Â
Oh, iya! Bagi pecinta catur, silakan menikmati duel catur antara GM Irene Sukandar VS IM Levy Rozman dang pemilik akun Gotham Chess, nanti malam, ya? Tentunya, sambil menunggu reaksi Netizen. Ahaaay....
Curup, 31,03.2021
Zaldychan
[ditulis untuk Kompasiana]