"Kopi pagi ini, pahitnya tertutup rasa manis. Seperti dua orang yang saling mencintai, kemudian saling berucap janji yang tak mungkin dipenuhi."
Sebelum menulis artikel ini, aku meluncur ke Mbah Gugel. Sedikit mengabaikan "Filosofi Kopi" karya Dee Lestari, kulakukan pencarian dengan kalimat kunci "Quote Segelas Kopi". Dengan durasi pencarian 0.36 detik, terpampang ratusan halaman!
Quote di atas adalah salah satu sisi lain yang kuanggap dalan liyane, ketika seseorang menikmati segelas kopi (baca di sini). Atau silakan menyelami makna dari 2 barisan kalimat yang kukutip berikut ini :
"Aku kerapkali tenggelam dalam secangkir kopi. Di dalamnya, kuaduk rindu dan sepi."
"Tak perlu menjauh! Tunggulah sebentar saja. Biar kutenggak habis gelas kopiku. Dan bergegas lari dari kehidupanmu."
Begitulah! Kukira, menikmati segelas kopi, tak hanya mereguk rasa dan isinya. Namun, bisa juga menyigi Dalan Liyane "keberadaan" segelas kopi, saat tersaji di hadapan kita.
Bayangkan Imajinasi apa saja yang bisa hadir, ketika suasana sepi dan sendiri. Sambil menikmati segelas kopi. Kemudian, dari kejauhan terdengar sayup sepotong larik lagu Dalan Liyane ciptaan Hendra Kumbara.
Sopo seng kuat nandhang kahanan, Sopo seng ora kroso kelangan
Ditinggal pas sayang sayange, Pas lagi jeru jerune