Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Televisi Hitam Putih, Jejak Sejarah dan Supersemar

11 Maret 2021   05:15 Diperbarui: 11 Maret 2021   07:34 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi buku sejarah (sumber gambar: pixabay.com)

Hingga hari ini, di sudut ruangan di lantai dua rumah Amak (Ibuku). Terpasung kotak persegi panjang, berwarna coklat. Memiliki dua pintu lipat yang bisa di buka kiri-kanan. Dulu, memiliki empat kaki. Kini, habis dimamah ngengat.

Terdapat logo berwarna biru, berbentuk perisai, lebih besar ukurannya dari tutup botol kecap. Bertuliskan "Deluxe" dan angka 24. Di dalamnya terkurung tabung televisi. Di bawahnya, ada tulisan dengan huruf besar "NATIONAL".

Seingatku, saat masih kelas 3 SD, kotak coklat berisi televisi itu masih bisa kutonton. Walau layarnya hitam putih. Namun, menjadi pintu meihat dunia bagiku. TVRI menjadi satu-satunya siaran yang tersedia.

Aku menyaksikan final Thomas Cup tahun 1984 antara Cina vs Indonesia. Dan jadi tahu, asal nama “King Smesh” itu dari pemain andalan Indonesia Liem Swie King. Aku juga menonton final Piala Dunia 1986 di Meksiko antara Argentina vs Jerman Barat.

Akupun jadi tahu, Maradona bukan hanya pemain bola. Tapi lebih tepatnya, bola yang bermain bola!

Kotak coklat itu, juga memudahkanku. Saat guru memberi tugas mencatat nama-nama menteri setiap kali selesai pemilu. Atau diminta mencatat berita olahraga yang tersaji di akhir acara "Dunia dalam Berita" untuk pelajaran olahraga.

Aku jadi tahu, bahagianya para petani yang dikunjungi presiden saat bertanam atau panen. Ada lomba Kelompencapir antar daerah dengan hadiah yang tergolong mewah. Karena langsung diberikan presiden.

Semasa itu, ada juga acara Keliling Nusantara. Membahas tentang kerajaan, adat budaya, makanan, pakaian dan rumah adat 27 propinsi (saat itu). Bahkan candi-candi sejak jaman behaula! Yang berusia ratusan (atau ribuan tahun?).

Dulu aku merasa yakin. Peradaban kita, setara dengan Cina, Jepang, Mesir, Yunani atau Italia. Amerika Serikat? Mereka tak punya candi, tah? Patung Liberty pun karya orang Prancis! Kan? Kan?

Mungkin karena itu. Amak (ibuku) dengan keras melarang, setiap anaknya berniat "mengungsikan" kotak coklat itu dari sudut ruangan.

"Kalian belum lahir. TV itu sudah ada!"

Tak ada bantahan, dan tak ada yang berani melawan. Jika mendengar kalimat sakti Amak. Bagi Amak, kotak coklat di sudut ruangan itu adalah sejarah. Untuk diingat, tapi tidak untuk dilupakan.

Untuk urusan mengingat dan melupakan. Menurutku, manusia itu bisa dikelompokkan menjadi 4 varian.

1. Gampang mengingat. Tapi sukar melupakan.

2. Gampang mengingat dan gampang melupakan.

3. Sukar mengingat. Namun gampang melupakan.

4. Sukar mengingat dan sukar melupakan.

Aku mengaku masuk varian kelima. Gak mau mengingat, biar tak repot melupakan. Apalagi jika mengingat kisah pilu. Hiks…

Dulu, aku pernah bersekolah pakai celana yang bolong bagian belakangnya. Atau kaos kaki bolong yang musti dibungkus kantong kresek, biar kelihatan utuh dari atas sepatu. Itu sejarahku! Saat sekolah dulu, akrab berurusan dengan kata bolong.

Jika berbincang sejarah dan hal-hal bolong. Terkadang, ada kebolongan-kebolongan dalam sejarah seseorang bahkan juga terjadi pada sejarah bangsa, kan? Bisa dengan berbagai alasan!

Sebab "bolong" itu, bisa jadi malu karena itu aib, karena kasihan ternyata sejarah itu keliru, karena menyakiti orang banyak. Atau, memang tak pernah ada sejarah, namun direkayasa sesuai reka asa penguasa?

ilustrasi buku sejarah (sumber gambar: pixabay.com)
ilustrasi buku sejarah (sumber gambar: pixabay.com)
Mengingat Hari Bersejarah dengan Liburan?

Tanggal hari ini. 11 Maret, adalah tanggal bersejarah bagi bangsa Indonesia. Sejak aku sekolah dulu, tertanam di ingatanku. Sebagai Hari Peringatan Surat Perintah Sebelas Maret (SUPERSEMAR). Biasanya dengan melakukan upacara.

Karena hari libur, tadi anak-anakku sibuk bertanya tentang sejarah Supersemar. Selain keterbatasan ingatan dengan pelajaran sejarah semasa sekolah. Serta tak mau anakku terjebak dalam “kisruh” alur  sejarah tentang Supersemar hingga saat ini.

Kupilih jalan pintas pembuktian sejarah bangsa sambil mengisi liburan. Maka kuunduh beberapa video sejarah dan peristiwa Supersemar dari kanal youtube. Begitulah! Walau harus mencari yang sesuai dengan pemikiran anakku, terkadang youtube bermanfaat untuk menyigi bukti sejarah, kan?

Akupun menunggu viralnya berita dan foto-foto dari orang-orang yang mengikuti upacara Peringatan Hari Supersemar di linimasa media sosial milikku hari ini. Atau seperti tahun lalu? Biarlah tetap kusimpan saja tanya pada senja yang terus berlalu. "Apakah sejarah bangsaku juga bolong?"

Terus?

Mungkin, nanti kurekam saja kotak coklat di sudut rumah, terus kuunggah di youtube! Siapa tahu, ratusan tahun nanti tak lagi ada televisi. Biar anak keturunanku bisa menjelaskan dengan nada bangga!

"Nenek moyangku dulu punya TV 24 Inchi dengan layar hitam putih!"

"Hah? TV itu apaan?"

Curup, 11. 03. 2021
zaldychan
[Ditulis untuk Kompasiana]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun